Konsolidasi Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSAD) 2024

Gambar
  Pada hari Kamis, 25 April 2024 bertempat di Hotel Santika dilaksanakan Konsolidasi ARSADA - RSD Se-Indonesia dengan tema Strategi Pelayanan Farmasi dan Regulasi Pajak di Rumah Sakit Daerah. Dr. dr. Slamet Riyadi menyampaikan sambutan dari ARSADA tentang berbagai asumsi yang harus diantisipasi sebagai berikut: 1. Pemerintahan Baru. Potensi dampaknya kepada rumah sakit daerah. Kepala daerah baru (periode baru) DPRD Baru (periode baru) Posisi / kedudukan direktur rumsah sakit daerah Hubungan Pemda dengan rumah sakit daerah Kebijakan Pemda tentang uang, sarana prasarana dan sumber daya manusia Konsistensi pelaksanaan BLU/BLUD 2. Kefarmasian. Kepmenkes HK.01.07/Menkes/503/2024. Nilai klaim harga obat program rujuk balik; obat penyakit kronis di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut, obat kemoterapi, dan obat alteplase. Potensi dampak kepada rumah sakit daerah: Output: Mutu Layanan Kefarmasian meningkat Konsolidasi katalog elektronik sektoral kementerian kesehatan Penataan formulari

Kewajiban Umat Terhadap Al-Quran

Posted By Al-Ikhwan.net On 27 September 2010 @ 17:01

1]Risalah dari Prof. DR. Muhammad Badi, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 24-09-2010

Penerjemah: Abu ANaS

Segala puji bagi Allah, salawata dan salam atas Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebenaran hingga hari kiamat …

Al-Quran adalah Konstitusi yang menyeluruh tentang hukum Islam, dia adalah sumber yang penuh dengan kebaikan dan hikmah bagi hati dan nurani yang beriman kepadanya, sebagaimana dia adalah sebaik-baik sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Ibnu Mas’ud berkata bahwa nabi saw bersabda:

إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ مَأْدُبَةُ اللهِ فَتَعَلَّمُوا مَأْدُبَةَ اللهِ مَا اسْتَطَعْتُمْ ، إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ حَبْلُ اللهِ وَهُوَ النُّور الْمُبِينُ ، وَالشِّفَاءُ النَّافِعُ ، عِصْمَةٌ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِهِ وَنَجَاةٌ لِمَنْ تَبِعَهُ

“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah hidangan Allah, oleh karena itu hendaklah kamu menyebutnya dengan kekuatan yang kamu mampu menyebutnya. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah tali Allah, cahaya yang terang benderang dan penawar yang berguna. Penjaga kepada siapa yang berpegang kepadanya, jaminan kejayaan bagi yang mengikutinya.” (Al-Hakim)


Al-Qur’an merupakan kumpulan prinsip keimanan (aqidah), ibadah, prinsip perbaikan sosial, syariat (undang-undang) keduniaan, ada perintah dan ada larangan di dalamnya, dan semua itu adalah untuk kemaslahatan manusia tanpa perbedaan agama, warna, jenis, tingkatan dan bahasa.

Kewajiban umat Islam terhadap Al-Qur’an Al-Karim

Imam al-Banna menjelaskan kepada kita tentang kewajiban umat terhadap Al-Qur’an, beliau berkata:

وأعتقد أن أهم ما يجب على الأمة الإسلامية حيال القرآن الكريم ثلاثة مقاصد. أولها: الإكثار من تلاوته، والتعبُّد بقراءته، والتقرُّب إلى الله تبارك وتعالى به. وثانيها: جعله مصدرًا لأحكام الدين وشرائعه، منه تُؤخذ وتُستنبط وتُستقى وتُتعلم. وثالثها: جعله أساسًا لأحكام الدنيا منه تُستمد وعلى مواده الحكيمة تُطبَّق. لقد كان القرآن الكريم فيما مضى زينة الصلوات فأصبح اليوم زينة الحفلات، وكان قسطاس العدالة في المحاكم فصار سلوة العابثين في المواسم، وكان واسطة العقد في الخطب والعظات فسار بواسطة العقد في الحلي والتميمات.. وإذا علمت هذا.. فاعلم أن الإخوان المسلمين يحاولون في جدٍّ أن يعودوا هم أولاً إلى كتاب الله، يتعبدون بتلاوته ويستنيرون في تفهم أقوال الأئمة الأعلام بآياته، ويطالبون الناس بإنفاذ أحكامه، ويدعون الناس معهم إلى تحقيق هذا الغاية التي هي أنبل غايات المسلم في الحياة.. فيكون بحق القرآن دستورنا ودستور الأمة

“Saya yakin bahwa hal yang paling penting bagi umat Islam terhadap Al-Qur’an tiga hal:

Pertama: Banyak membaca Al-Qur’an, dan untuk mendekatkan diri kepada Allaj, Yang Mahakuasa dengannya

Kedua: menjadikkannya sebagai sumber hukum agama dan undang-undang, dan darinya diserap, diambil intisarinya, dan dipelajari.

Ketiga: Menjadikannya sebagai asas hukum positif (duniawi), darinya disandarkan dan sesuai dengan hiding-hidangannya yang bijaksana diterapkan.

Pada masa lalu Al-Qur’an hanya digunakan untuk mencari hiasan dalam ibadah shalat dan kini sudah menjadi hiasan dalam perayaan dan pesta, ia merupakan timbangan yang paling adil dalam berbagai hukum namun menjadi bagian sia-sia pada setiap upacara dan ceremonial, sebagaimana ia juga digunakan untuk acara pernikahan, pada saat akad, khutbah dan nasihat, sehingga berjalanlah dalam suatu akad sekedar hiasan dan pelengkap.. jika anda mengetahui hal tersebut.. maka ketahuilah bahwa ikhwanul l Muslimin berusaha dengan sungguh-sungguh mengembalikan mereka kepada kitabullah, beribadah dengan tilawah (membacanya), menyinari diri mereka dengan pemahaman dan pendapat para ulama tentang ayat-ayatnya, mengajak umat manusia untuk menegakkan hukum-hukumnya, mengajak manusia bersama mereka mewujudkan tujuan paling mulia dalam kehidupan seorang muslim.. sehingga Al-Qur’an betul-betul menjadi dustur kita dan dustur umat Islam”.

Imam Syahid Hasan al-Banna juga pernah menyampaikan dihadapan Ikhwanul Muslimin, beliau berkata:

أيها الإخوان: أنتم لستم جمعيةً خيريةً ولا حزبًا سياسيًّا ولا هيئةً موضعيةً لأغراضٍ محدودةِ المقاصد، ولكنكم روحٌ جديدٌ تسري في قلب هذه الأمة فتحييه بالقرآن، ونور جديد يشرق فيبدد ظلام المادة بمعرفة الله، وصوت داوٍ يعلو مرددًا دعوة الرسول صلى الله عليه وسلم، ومن الحق الذي لا غلو فيه أن تشعروا أنكم تحملون هذا العبء بعد أن تخلى عنه الناس

“Wahai ikhwan, kalian bukanlah perkumpulan amal, bukan partai politik, juga bukan lembaga konvensional yang hanya ingin meraih tujuan terbatas, namun kalian adalah semangat baru yang mengalir di jantung umat, kalian adalah cahaya baru yang bersinar seingga mampu menghilangkan gelap dengan ma’rifah kepada Allah, suara yang menggema tinggi dan berulang-ulang mengikuti dakwah Rasulullah saw dan secara hakiki, tanpa berlebihan hendaknya kalian merasakan bahwa kalian mengemban amanah dan beban ini setelah ditinggalkan oleh umat manusia.

Al-Quran dijaga di dalam dada, tulisan dan kerja:

Allah swt berfirman:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (Al-Hijr:9)

Allah menurunkan Al-Quran sebagai kitab terakhirdari langit; untuk memberikan petunjuk kepada manusia hingga hari kiamat, karena itulah Allah berjanji memeliharanya, sehingga hingga saat ini masih tetap terpelihara dan terjaga keasliannya dan terhindar dari penyimpangan

لاَ يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلاَ مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ

“Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji”. (Fushilat:42)

Ada kisah nyata tentang terpeliharanya Al-Qur’an, dari Yahya bin Aktsam berkata: “Bahwa Ma’mun memiliki majlis peninjau, lalu masuklah sejumlah orang dari yahudi, lalu berbicara dengan bahasa yang indah, dia berkata: setelah majlis tersebut bubar Ma’mun berkata: wahai Orang Israel? Dia berkata: Ya. Dia berkata: Masuk Islamlah sehingga saya bisa melakukan kepadamu dan saya perbuat untukmu, dan dia menjanjikannya, dia berkata: Agama saya dan agama bapak saya, lalu dia pergi. Dia berkata: setelah berlalu satu tahun dia datang lagi kepada kami dalam keadaan Islam, lalu dia berkata: lalu berbicara tentang fiqh dengan perkataan yang sangat indahnya; dan setelah selesai Ma’mun memanggilnya dan berkata: Bukankah engkau yang sebelumnya telah bertemu dengan kami? Dia berkata: demikianlah. Dia berkata: apa yang menyebabkan engkau masuk Islam? Dia berkata: setelah saya pergi dari anda saya ingin mengetahui agama ini, dan engkau melihat saya bernasib baik, lalu saya coba membuka taurat lalu saya tulis tiga naskah, ada yang saya tambah dan yang saya kurangi, saya masukkan di dalamnya kata gereja, lalu banyak yang membeli dari saya, lalu saya ambil kitab injil, dan saya tulis tiga naskah, ada yang saya tambah dan ada yang saya kurangi, saya masukkan di dalamnya tentang baiah maka banyak yang membeli dari saya, lalu saya ambil Al-Qur’an, saya buat tiga naskah, ada yang saya tambah dan yang saya kurangi, lalu saya masukkan dua lembar dan mereka membukanya, dan ketika mereka mendapatkan ada yang ditambah dan dikurangi di dalamnya mereka membuangnya dan tidak mau membelinya; maka sejak saat itu saya tahu dan sadar bahwa kitab ini terpelihara, dan itulah yang meyebebakan saya masuk Islam.

Al-Quran terpelihara dalam tiga bentuk:

1 – Terpelihara di dalam dada, ini adalah yang asli, yang dilakukan dengan cara talaqqi langsung, sebagaimana malaikat Jibril pembawa wahyu langsung membacakannya kepada Rasulullah saw, dan Rasulullah saw membacakan langsung kepada para sahabatnya, dan para tabiin mendapatkan langsung dari para sahabat.. ini merupakan silsilah yang bersambung hingga sekarang dan bahkan hingga hari kiamat.

2 – Terpelihara dalam tulisan, bahwa Nabi saw pada saat turun ayat atau ayat-ayat Al-Qur’an langsung memerintahkan kepada para penulis wahyu untuk menulisnya di tempat tertentu sesuai dengan suratnya, dan itu terjadi dalam bentuk lembaran-lembaran yang terpisah hingga akhirnya disatukan kembali oleh Abu Bakar dalam satu tempat dan ditulis dan disatukan lagi oleh Utsman bin Affan setelah itu dan menghapus sebagian ayat lalu membagikannya keberbagai negara dan tempat.

3 – Terpelihara dengan kerja: yaitu dengan cara menjadikan Al-Qur’an sebagai manhaj hidup seorang muslim secara individu dalam dirinya dan keluarganya, menerapkan hukum-hukumnya, menghalalkan yang dihalalkan dan mengharamkan yang diharamkan, dan beretika sesuai dengan adab dan akhlak-akhlak Al-Qur’an,

كما كان النبي صلى الله عليه وسلم فقد سُئلت السيدة عائشة- رضي الله عنها- عن خلق رسول صلى الله عليه وسلم فقَالَتْ: أَلَسْتَ تَقْرَأُ الْقُرْآنَ؟ قُلْتُ: بَلَىَ. قَالَتْ: “فَإِنّ خُلُقَ نَبِيّ اللّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ الْقُرْآنَ

sebagaimana akhlak Nabi saw ketika Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah saw beliau berkata: Bukankah kalian membaca Quran? saya berkata: demikianlah. Dia berkata: “Maka sesungguhnya akhlak Nabi adalah Al Qur’an ” (Muslim).

Dan sisi terpeliharanya Al-Qur’an pada tingkat kenegaraan yang agamanya mayoritas Islam adalah dengan menjadikan dustur dan sumber undang-undangnya adalah Al-Qur’an, sebagai neraca dalam menegakkan keadilan dan menjadikan konstanta dari kurikulum pendidikan di semua level pendidikan.

sebagaimana Negara harus menyadari bahwa setiap materi dalam konstitusi yang tidak sesuai dengan Islam, dan tidak dibolehkan dalam ketentuan-ketentuannya maka harus dihapus darinya, sehingga tidak terjadi kontradiksi dalam hukum dasar Negara.

Titik tolak utama dalam mewujudkan perubahan yang diidamkan

إِنَّ اللَّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’ad:11)

Ayat ini merupakan landasan utama untuk mewujudkan perubahan yang diinginkan, sebagaimana dengan itu pula dapat tercapai perbaikan pada masa awal Islam .. bahwa Kaum Muslimin pertama dalam waktu kurang dari seperempat abad, mampu memenangkan atas musuh mereka, yang mana pada saat itu jumlah mereka sedikit dan kekuatan mereka tidak sebanding dengan kekuatan musuh, namun Al-Qur’an yang turun melalui malaikat Jibril ke dalam hati Nabi saw, lalu nabi menyampaikan dan membacakannya dihadapan para sahabat sehingga mengalirlah dalam tubuh mereka semangat baru, dan menjadikan mereka sebagai makhluk baru yang berbeda, tidak ada yang mereka inginkan dalam hidup di dunia kecuali menggapai ridha Allah SWT. Allah berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”. (Al-Baqarah:207)

Jiwa-jiwa mereka telah berubah dan mampu menghancurkan apa yang ada di dalamnya dari berbagai berhala yang sebelumnya mereka tunduk kepadanya, mereka menjadi orang yang beriman kepada satu Tuhan, tidak menyembah kepada selain-Nya, tidak tunduk kepada yang lainnya, tidak takut kepada selain-Nya, dan bahkan dunia dalam diri mereka seakan seperti sayap nyamuk, dan akhirnya tampil sebagai tujuan hidup dan perjuangan mereka, seperti yang disebutkan dalam firman Allah:

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh”. (At-Taubah:111)

Dan apa yang terjadi di Gaza, berupa keteguhan dan kebanggaan kepada Al-Qur’an, menjadi rahasia pertama akan semangat Al-Quran yang mengalir dalam tubuh dan jiwa mereka sehingga mereka mengandalkan kekuatan dari Allah SWT, mereka merpersenjatai dengan kesabaran dan keteguhan yang berasal dari Al-Qur’an, yang senantiasa memperbaharui iman mereka, iman yang tidak mengakui Israel, tidak takut pada Amerika, tidak merasa gentar dengan jumlah dan kekuatan serta seruan untuk menyerah, mereka tetap menolak kecuali setelah dikembalikan hak mereka sepenuhnya, mengembalikan bumi mereka seluruhnya, mereka sama sekali tidak merasa lemah atau merasa hina dengan apa yang menimpa mereka di jalan Allah, dan betapa indahnya mereka saat memberikan jawaban terhadap seseorang yang ingin membakar Al-Qur’an dari mushaf yang telah dicetak.

بأن يطبعوا ستين ألفًا من نسخ القرآن الكريم المطبوعة في الصدور

“Kami akan mencetak lagi 60 ribu naskah Al-Qur’an yang tercetak di dalam dada”.

Dan bagaimana tidak! Itulah rahasia ketabahan dan kesabaran mereka, dan inti dari ketegaran mereka, dan bahkan menjadi sumber kekuatan dalam menghadapi musuh mereka, serta satu-satunya cara untuk menggapai kemenangan atas orang-orang Yahudi dan orang-orang yang bersekutu dan mendukung mereka.

Dan begitulah seharusnya jawaban kita kepada siapa saja yang telah memperoleh dari kitab Allah atau dari Rasulullah dengan menerima kitabullah dan memeliharanya di dalam dada dan menjadikannya sebagai manhaj dalam akhlak, dan sebagai payung dalam rumah dan keluarga, serta dengan meneladani Rasulullah saw dalam ibadahnya, akhlaknya, muamalahnya dan jejak langkah dan hidupnya dalam berbagai lini kehidupannya.

Penyakit umat dan obatnya

Bagi siapa yang memperhatikan penyakit umat Islam, akan melihat bahwa penyakit utamanya adalah terlalu cenderung dengan kehidupan duniawi, dan merasa tentram dengannya, puas dengan kondisi yang rusak, boros dan berlebihan dalam hidup, tidak merasa khawatir dengan kondisi yang merusak, tidak terganggu terhadap penyimpangan, dan tidak merasa cemas dengan kezhaliman yang merajalela, tidak tertarik pada isu-isu lain kecuali makanan dan pakaian saja .. adapun solusi yang manjur dan obat mujarab untuk penyakit-penyakit tersebut, tidak lain kecuali dengan memberikan pengaruh pada Al-Quran dan sirah Nabi saw jika ada pada mereka jalan menuju hati; karena keduanya senantiasa berbicara tentang terjadinya konflik antara Iman dan kemunafikan, keyakinan dan keraguan, antara manfaat langsung dan manfaat akhirat, dan antara kesenangan tubuh dan ketentraman hati, antara yang hak dan yang batil, antara kezhaliman dan keadilan.

Konflik ini terjadi disetiap nabi pada zamannya, dan tidaklah dunia ini berputar kecuali dengannya, dan pada saat itulah berhembus sentuhan-sentuhan abad pertama, lahir Islam di dunia yang baru, tidak menyerupai apa pun di dunia sebelumnya.

Pengaruh yang baik dan penuh ini tidak dapat dicapai secara kongkret kecuali jika umat Islam mau mentadabburkan makna-makna yang terkandung dalam Al Qur’an dan berdiri di atas ketentuan dan hukum-hukumnya, dan mensikapi pengaruh nabi-nabi mereka dalam berakhlak dengan Al-Qur’an, berpengaruh dalam jiwa dan kehidupan mereka, karena itu hendaklah umat Islam menyadari bahwa pengaruh Al-Qur’an dalam tubuh orang-orang beriman dengan nilai-nilainya bukan dengan keindahan lagunya belaka, dan dengan orang yang membacanya dari orang-orang yang mengamalkan dengannya, bukan hanya dengan melodi, dan sungguh orang beriman dengan Al-Qur’an akan mampu mengguncang bumi pada saat nilai-nilai Al-Qur’an mengguncang jiwa mereka, akan mampu membuka dunia pada saat mampu membuka akal dengannya, menguasai dunia pada saat mereka mampu menguasai nilai-nilainya pada akhlak dan jiwa mereka, dan dengan itulah sejarah kembali seperti pada masa awal, dan nabi saw menyerupakan orang beriman yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma yang tidak memiliki wangi sementara buah utrujah untuk orang yang beriman yang membaca Al-Qur’an memiliki wangi yang dapat memberikan pengaruh terhadap orang yang ada disekitarnya dengan wanginya dan wangi dari tingkah lakunya yang baik.

Bahwa menghidupkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam jiwa, dan mengubahnya menjadi kenyataan hidup yang terus bergerak, dan mendorong generasi akan datang dari para pemuda di dunia Islam untuk terus bersaing dalam menghafal Al-Quran dalam dada mereka, lalu memunculkan pengaruhnya dalam raga, akhlak dan segala urusan kehidupan mereka, akan menjadi kabar gembira menuju masa depan yang lebih cerah dan masa depan yang menjanjikan, karena barangsiapa yang tumbuh pada masa kecilnya dengan menghafal menghafal Al-Qur’an maka Allah akan melindunginya, dan membuatnya menjadi baik, dan menjadi sumber kebahagiaan pada orang-orang di sekelilingnya, dan kemudian akan memberikan kenikmatan kepada semua orang dalam bentuk keamanan dan keselamatan.

Kami menyeru dengan apa yang telah dilakukan oleh Imam Al-Banna pada puluhan dekade yang lalu, dan seruan tersebut masih terus terngiang di seluruh dunia hingga sekarang:

يا قومنا: إننا نناديكم والقرآن في يميننا والسنة في شمالنا، وعمل السلف الصالحين من أبناء هذه الأمة قدوتنا، وندعوكم إلى الإسلام وتعاليم الإسلام وأحكام الإسلام، فإن كان هذا من السياسة عندكم فهذه سياستنا، وإن كان مَن يدعوكم إلى هذه المبادئ سياسيًّا فنحن أعرق الناس- والحمد لله- في السياسة، وإن شئتم أن تسموا ذلك سياسةً، فقولوا ما شئتم، فلن تضرنا الأسماء متى وضحت المسميات وانكشفت الغايات

“Wahai kaum kami: Kami serukan kepada kalian bahwa Al-Quran ada ditangan kanan kita dan Sunnah ada di tangan kiri kita, tingkah laku para salaf shalih dari umat ini adalah teladan kita, kami serukan kepada kalian kepada Islam, ajaran Islam dan hukum Islam, jika ini merupakan siyasah (politik) menurut kalian maka inilah siyasas kami, dan jika orang yang mengajak kalian kepada nilai dan prinsip ini adalah seorang siyasi (politikus) maka kami –alhamdulillah- sangat faham tentang siyasah, jika kalian ingin mendapatkan kemuliaan maka itulah siyasah, maka katakanlah sekehendak kalian, karena itu tidak akan mampu membahayakan kami ketika telah jelas intinya dan tampak tujuan-tujuannya.

Imam Al-Banna berkata:

لقد قام هذا الدين بجهاد أسلافكم على دعائم قوية من الإيمان بالله، والزهادة في متعة الحياة الفانية وإيثار دار الخلود، والتضحية بالدم والروح والمال في سبيل مناصرة الحق، وحب الموت في سبيل الله والسير في ذلك كله على هدى القرآن الكريم

“Sungguh agama ini telah tegak dengan jihad para pendahulu kalian dengan topangan dan dukungan kuat dari iman kepada Allah, dan para ahli zuhud terhadap kenikmatan dunia yang fana dan terpengaruh terhadap kehidupan yang kekal di akhirat, pengorbanan dengan darah dan jiwa serta harta di jalan menuju pembelaan terhadap kebenaran dan cinta kematian di jalan Allah dan semua itu berjalan sesuai dengan hidayah Al-Qur’an Al-Karim.

Marilah menuju sandaran yang kuat terhadap landaran kebangkitan kalian, perbaikilah jiwa-jiwa kalian dan fokuslah terhadap dakwah kalian dan pimpinlah umat pada kebaikan dan kebenaran

وَاللهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَتِرَكُمْ أَعْمَالَكُمْ

“Allah bersama kalian dan tidak akan menyia-nyikan amal kalian”. (Muhammad:35)

Kami wahai umat –bukan berarti berbangga dan sombong- senantiasa bersama para sahabat Rasulullah saw dan pembawa bendera setelahnya, mengangkat bendera sebagaimana mereka mengangkatnya dengan penuh kebanggaan, menyebarkan sunnahnya sebagaimana mereka menyebarkannya, menghafal dan memelihara Al-Qur’an sebagaimana mereka menghafal dan memeliharanya, dan pembawa kabar gembira dengan dakwahnya sebagaimana mereka melakukannya, dan rahmat Allah niscaya akan tercurah bagi seluruh alam.

وَلَتَعْلَمُنَّ نَبَأَهُ بَعْدَ حِينٍ

“Dan Sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi”. (Shad:88)


--------------------------------------------------------------------------------

Article printed from Al-Ikhwan.net: http://www.al-ikhwan.net

URL to article: http://www.al-ikhwan.net/kewajiban-umat-terhadap-al-quran-4090/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan