Oleh: Nouman Ali Khan
Qul
memiliki beberapa keuntungan. Ini merupakan perintah dari Allah. Kita tidak
bisa meminta pertolongan Allah kecuali kita berada dalam kepatuhan kepada
Allah. Ketika Allah memerintahkan kita untuk mendeklarasikan bahwa kita meminta
pertolongan dari Allah, maka ini membunuh ego kita. Ini menghancurkan nafs
kita.
Mengapa
Allah menegaskan Rab Manusia, karena manusia yang memerlukan perlindungan dari
was-was. Kata Rabb dalam bahasa Arab memiliki beberapa arti, diantaranya
kepemilikan. Rabbul bait – pemilik rumah. Pengertian Rabb mencakup Malik. Kita memiliki sesuatu tetapi
memiliki otoritas terbatas terhadapnya – misalnya punya mobil.
Salah
satu pengertian Rabb adalah murabbi.
Punya
sesuatu, punya otoritas, tapi tidak mengurusnya – halaman belakang, komputer,
dll.
Kata
Rabb berarti memiliki, memiliki otoritas dan memelihara.
Rabb
setelah kata Allah: Al Fatihah, pada ayat kedua, setelah Al – Ikhlas, Al Falaq
dan An Naas dimulai dengan Rabb.
Terima
Allah sebagai tuan dan terima diri sendiri sebagai hamba.
Hamba melakukan apa yang diperintah oleh tuannya. Bila
kita menerimanya, maka keinginan kita adalah keinginan Allah.
Tiga nama Allah digunakan. Rabb, Malik, Ilah. Di Al Fatihah,
Allah juga menggunakan hal yang sama.
Anak harus dipelihara oleh orang tuanya. Kalau seseorang perlu tarbiyah dia pergi ke murabbi. Hamba pergi ke
tuannya. Ini yang dicakup oleh kata rabb. Kalau masalahnya lebih besar kita
pergi ke pemerintah, raja, pemerintah. Ini dicakup dengan kata malik. Kalau
semua itu tidak bisa menangani, kita menyerah pada ilah (Allah).
Rabb, Malik dan Ilah adalah Allah. Jadi mulai dari kebutuhan
yang paling kecil sampai paling besar, kita merujuk pada Allah.
Ayat ini menuju dari maksimum ke minimum. Rabb banyak
yang punya. Dunia memiliki beberapa raja atau presiden. Dunia hanya punya satu
ilah (Allah). Kata rabb dan malik punya implikasi dunia, tapi ilah tidak.
Dalam masalah orang yang memelihara, dia hanya bisa
memelihara sedikit, malik lebih banyak dan ilah lebih banyak lagi.
Bacaan Qur’an dimulai dan diakhiri dengan meminta
pertolongan Allah. Setelah syetan adalah Fir’aun. Tiga nama Allah – Rabbinas,
Malikinnas, Ilahinnas
Tiga hal tentang Fir’aun:
1.
Ana rabbukumul a’la
2.
Alaisani mulku misra
3.
Wa qola fir’aun ma alimtu lakum ilahin minni
Dia merujuk
kepada dirinya tiga atribut Allah.
Pada
masalah terbesar setan : sombong. Apakah hal yang paling hebat yang dia bisa
tanamkan pada manusia: sombong. Kita hidup dijaman dimana orang mendeklarasikan
diri mereka sebagai Tuhan.
Apakah kamu
tidak memperhatikan orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan.
Iblis
mengakui ketuhanan Allah. Engkau menciptakanku. Dia membuat kita tidak
bersyukur.
Kata Naas berasal
dari kata nisyan, lupa. Manusia disebut Naas karena mereka lupa. Lupa dengan
janji
yang mereka sebutkan dihadapan Allah:
172. dan (ingatlah), ketika
Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku
ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami
menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu
tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (Q.S. Al A’raaf, 7: 172)
Kekuatan
yang diberikan Allah kepada setan adalah membuat orang lupa bahwa Allah adalah
Rabb-nya. Tidak selamanya, tapi sering. Pelajaran dari surat ini adalah jangan
jadi orang yang lupa dengan Allah. Kalau baca Qur’an, jangan lupa berlindung dari setan agar
tidak lupa yang dibaca. Lupa bilangan rakaat. Dalam surat Al-Kahfi juga
diceritakan bagaimana setan membuat mereka lupa.
Setan bisa masuk ke dalam hati, kalau kita tidak ingat
Allah.
Ilah mencakup malik dan rabb. Ilah berasal dari kata
alihah, terikat, terobsesi dengan seseorang/sesuatu. Ilah menyangkut ibadah dan
yang disembah. Ilah digunakan dalam konteks kepatuhan. Ketika orang menjadikan
hawa nafsu sebagai tuhan, bukan kita menyembah hawa nafsu, tapi kita
mengikutinya. Itulah sebabnya konteks ibadah dalam Islam sangat lengkap, karena
ketika kita patuh kepada Allah maka kita beribadah kepada-Nya.
Ketika manusia lupa, dia menanamkan was-was. Ketika dia
ingat Allah, setan akan pergi. Setan tidak pernah beristirahat untuk membuat
kita lupa kepada Allah. Kemarahan adalah manifestasi dari eager. Itulah
sebabnya kita diajari untuk mengucapkan ta’awudz saat marah.
Setiap kita punya teman setan, termasuk Rasulullah.
Perbedaannya, setan Rasul hanya mengajak kepada yang baik. Tidak kepada kita.
Kisah Safiyah ketika mengunjungi Rasulullah yang sedang i’tikaf,
ketika Rasulullah mengantar istrinya keluar masjid ada dua orang Anshar.
Rasulullah menjelaskan ini adalah Safiyah. Sahabat menanyakan: mengapa engkau
menjelaskan begitu. Rasulullah: sesungguhnya setan mengalir dalam tubuh anak
Adam seperti aliran darah, aku takut dia menanamkan was-was ke dalam diri
kalian.
Was-was berasal dari jin dan manusia. Banyak situs yang
membuat keragu-raguan tentang kerasulan Rasulullah. Serangan yang lebih mudah
adalah menanamkan keragu-raguan pada kenabian Rasulullah. Manusia sering
menolak otoritas dari orang yang sejajar dengannya. Para sahabat dan istrinya
memanggil Rasul dengan kata Rasulullah. Mereka menerima otoritas yang dimiliki
oleh Rasulullah.
Was-was diterjemahkan sebagai bisikan. Was-was digunakan
dalam konteks negatif. Bila ada pengulangan potongan kata, maka berarti dia berlangsung
terus menerus, sama seperti zalzalah, silsilah. Was-was = bisikan jahat yang
berlangsung terus menerus.
Was-wasah menggambarkan orang yang sering sekali
berbisik. Ini merujuk pada Iblis, karena dia adalah al was-was. Semakin sering
kita ingat Allah, dia akan mundur, kalau ada kesempatan, dia akan maju lagi.
Hamba-Ku, kamu tidak punya otoritas atas mereka. Kalau
kita betul-betul bertindak sebagai hamba, kita tidak akan digoda oleh setan.
Yuwaswis
menunjukkan bahwa was-was itu akan ditanamkan terus sampai akhir zaman. Ada beda
antara hati (jantung) dan dada. Satu-satunya yang memiliki kunci ke hati adalah
kita. Kalau kita membukanya, maka was-was akan masuk.
Orang yang
punya iman, Allah menanamkan keindahan dalam keimanan tersebut. Ketika setan
masuk ke hati, kita mulai melihat keindahan pada yang lain. Allah membuat
keburukan sebagai sesuatu yang dibenci. Ketika setan masuk ke hati, hal
tersebut terlihat indah.
Allah
memberi akses pada setan ke dada, kita yang memiliki akses ke hati.
Allah menyebut jin duluan, baru manusia. Dalam kesempatan lain, setan lalu jin. Was-was jin asli. Bisikan manusia
berasal dari setan. Setan menggunakan kendaraan. Iblis menggunakan jin dan
manusia untuk melakukan was-was.
Jenggot
menghalangi kita untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Setan menggunakan
internet, TV, DVD, melalui mass media moder untuk menghembuskan was-was.
Surat
ini berhubungan erat dengan Al-Falaq dan Al Fatihah. Tema An-Naas dan Al
Fatihah berkaitan:
- Minta tolong – minta perlindungan
- Tiga nama Allah dalam surat An-Naas ditemukan dalam Al-Fatihan
- Rabbinas – Alhamdulillah
- Malikinnas – malikiyaumiddin
- Ilahinnas – iyyakana’budu
- Dalam al Fatihah ada rahman dan rahim karena surat ini dimulai dengan
hal yang positif, pada An Naas tidak ada karena dimulai dari hal yang negative
- Surat An-Naas dimulai dengan mohon perlindungan, Surat Al-Fatihah
ditutup dengan minta petunjuk. Jadi Qur’an dimulai dengan memohon petunjuk dan
berakhir dengan mohon perlindungan.
- Dalam Al-Fatihah, penyerahan diri, minta tolonga, minta petunjuk,
digunakan bentuk plural (jamak), ini menunjukkan bahwa hal tersebut menyangkut
hajat orang banyak. Tapi untuk masalah was-was, ini masalah pribadi.
- Dalam surat An-Naas, sumber was-was bisa dari jin dan manusia (dua
pengaruh individual). Dalam surat Al-Fatihah, kita minta dihindarkan dari jalan
orang yang dimurkai dan jalan orang yang sesat (dua pengaruh kolektif).
- Fatihah dibagi menjadi dua. Iyyakana’budu dan iyyakanastain. Ayat 1-4 merujuk
pada iyyakana’budi dan ayat 6-7 merujuk pada iyyakanasta’in. An-Naas, 3 ayat
minta pertolongan kepada, 3 ayat tentang pertolongan dari.
Sebelum
membaca Qur’an, kita minta perllindungan dari setan. Pertarungan di dunia ini dimulai
dari was-was dari setan.
Cerita tentang Adam diceritakan dalam 7 skenario.
·
Setan akan membuat kita membelok dari jalan yang lurus (Fatihah). Saya akan
membuat kebanyakan mereka tidak bersyukur. (Fatihan dimulai dengan
alhamdulillah). Setan akan menanamkan was-was
·
Bisikan setan mengarah kepada perbuatan yang tidak tahu malu, menciptakan
fakhsya dalam masyarakat
·
Dia menyuruh kamu berlaku suu‘ dan fakhsya
·
Yang paling ditakutkan oleh Rasulullah adalah fakhsya
·
Anak-anak kita banyak memperlihatkan tayangan yang tanpa malu
Qur’an mulai dengan do’a – tunjukkan kami jalan yang lurus, dan berakhir
dengan do’a untuk dihindari dari setan.
Iblis akan menggunakan berbagai macam cara untuk menjebak kita. Dia
selalu melakukan penelitian tentang kita.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!