Oleh:
Guru Parhani
Kalau kita sudah merasa bahwa shalat sudah merupakan
kebutuhan dalam kehidupan, maka kita akan ikhlas untuk melaksanakannya. Mengapa
shalat menjadi kepentingan dalam hidup. Kita sebagai manusia memiliki kekurangan.
Semua yang kita miliki merupakan pemberian Allah. Setiap detik kita bernapas.
Napas itu merupakan pemberian Allah. Mulai dari pagi sampai pagi lagi, semuanya
adalah pemberian Allah. Karena kehidupan ini bergantung kepada pertolongan
Allah, maka kita harus mendekatkan diri kepada Allah, yaitu dengan melaksanakan
ibadah. Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Zat yang kita senantiasa minta
pertolongannya dalam hidup ini. Sangat banyak pertolongan dengan Allah.
Wajarkah kita bila tidak menjalin hubungan dengan Zat yang senantiasa menolong
kita. Shalat ini adalah cara langsung untuk berhubungan dengan Tuhan Yang
senantiasa kita harapkan pertolongannya dalam hidup ini.
Shalat lima waktu adalah tangga untuk meraih kebahagiaan
dunia dan akhirat. Shalat adalah mi’raj orang mu’min. Makanya kalau ada azan
panggilan shalat, Mari kita shalat, maka sambungannya adalah Mari kita meraih
keberuntungan. Dengan shalat kita akan berzikir kepada Allah. Dengan zikir akan
menjalin hubungan dengan Allah.
10. apabila telah ditunaikan shalat, Maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung. (Q.S. Al Jumu’ah, 62: 10)
Dengan shalat kita menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah
SWT. Banyaknya kita menerima nikmat Allah, bersambung nikmat dari Allah. Kita
menerima nikmat, maka kita harus mensyukuri nikmat Allah. Cara yang bagus
adalah dengan mengerjakan shalat. Kita sering menerima nikmat, kita sering
lupa. Allah sering menjalin hubungan dengan kita, tapi kita sering lupa, hal
ini tidak pantas. Rasulullah sudah dijamin masuk surga, sudah diampuni
kesalahannya. Rasulullah shalat malam sampai bengkak kakinya. Aisyah mengatakan
bahwa Rasulullah lama mengerjakan shalat malam, beliau mengatakan kepada
Rasulullah: Engkau sudah diampuni dosa, mengapa engkau lama sekali shalatnya?
Kata Nabi, Hai Aisyah, apakah aku tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur.
Mengapa shalat kepentingan kita?
- Cara mendekatkan diri kepada Allah. Kita mohon segalanya
kepada Allah.
- Cara berzikir kepada Allah.
- Tangga untuk meraih keberuntungan dunia dan akhirat.
- Cara mensyukuri nikmat Allah dengan sempurna
Kadang-kadang orang ada yang protes: aku sudah lama shalat,
tapi tidak mendapatkan keberuntungan. Disitu bukan Allah yang ingkar janji,
mungkin shalat yang kita laksanakan:
- Masih ada kekeliruan
- Masih ada kekurangan
Allah berjanji:
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
(Q.S. Al-Mu’minun, 23: 1-2)
Bila kita mendengar suara azan, kita harus menjawabnya
dengan semangat, karena shalat mengajak kita meraih keberuntungan. Shalat
diawal waktu, itulah yang nilainya paling tinggi.
Yang diperbolehkan tidak shalat:
- Wanita yang haid
- Wanita yang nifas
Dalam keadaan sakit, dalam perjalanan, dalam kesibukan
apapun, shalat tetap merupakan suatu kewajiban. Bila tidak bisa berdiri, duduk.
Bila tidak bisa duduk, berbaring. Lakukan shalat dengan isyarat, saat
berbaring. Selama akal masih ada dalam diri, shalat merupakan kewajiban. Dalam
perjalanan wajib shalat. Shalat bisa di qashar dan di jama’. Ada jama’ taqdim
dan ada jama’ ta’hir. Bila kita berangkat keluar kota, bila mengikuti
pelatihan, bisa mengerjakan shalat jama’ dan qashar. Bukan hanya tiga hari, seminggu
pun berlama jama’ dan qashar ini.
Bila kita pulang kampung, jama’ dan qashar itu berlaku. Itu
adalah keringanan dari Tuhan. Dalam keadaan sibuk pun, shalat tetap jadi
tuntutan. Tidak ada hal yang bisa membuat kita bisa meninggalkan shalat.
Bagaimana shalat orang sakit itu berwudhu? Bisa ditolong untuk berwudhu’. Bagus
orang sakit dalam keadaan suci. Selama orang dalam keadaan suci, pahalanya
seperti orang yang i’tikaf dalam masjid. Andaikata dia meninggal dalam keadaan
berwudhu’ ada yang mengatakan bahwa dia selamat dari siksa kubur. Bila orang
ini tidak hadats, malaikat rahmat selalu mendekat.
Dalam hukum tidak ada mandi sembilan (kalau sakit, bisa cepat
sembuh atau kalau mau meninggal, cepat juga). Mandi saja seperti biasa.
Menurut Mazhab Syafi’i, bila dimasa lalu kita sering
meninggalkan shalat, ini masih menjadi hutang. Menurut mazhab ini, gunakan
waktu luang untuk melaksanakan shalat-shalat yang ditinggalkan tersebut, dengan
disebut shalat qadha’ (shalat bayaran). Caranya sama dengan shalat biasa.
Diluar waktu yang ditentukan. Misalnya waktu diantara Maghrib dan Isya. Boleh
mengerjakan shalat apapun. Usholi fardhu zuhri arba’a rakaatin qadha’an lillahi
ta’ala.
Mulailah kita tanamkan bahwa shalat itu bukan Cuma fardhu
kepada Allah, tapi merupakan kebutuhan. Maka diharapkan kita memiliki
keikhlasan.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!