Katarak adalah
kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan buta sebagian atau total. Lima puluh
persen kebutaan diseluruh dunia diperkirakan disebabkan oleh katarak.
Faktor-faktor risiko
katarak meliputi usia yang lebih tua, merokok, gaya hidup tidak sehat, konsumsi
alkohol, paparan sinar matahari, pendidikan rendah, diabetes melitus, dan
inhalasi kortikosteroid dosis tinggi dan sistemik.
Pembentukan katarak
biasanya pada kedua mata dan pasien datang dengan keluhan kesulitan mengemudi
malam hari, sulit membaca rambu-rambu lalu lintas, sulit membaca tulisan yang
kecil. Hal ini seringkali menambah mata minusnya.
Katarak harus diduga
pada setiap pasien yang mengeluh penurunan progresif dari penglihatan yang
tidak disertai dengan rasa nyeri. Sebagian besar kasus katarak terjadi pada
pasien berusia diatas 60 tahun atau individu yang lebih muda yang memiliki faktor-faktor
risiko. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan mata yang menyeluruh;
pemeriksaan fundus dengan dilatasi harus dilakukan untuk menyingkirkan kelainan
lain yang dapat menurunkan penglihatan.
Operasi katarak
adalah prosedur berisiko rendah. Evaluasi
sebelum operasi yang berlebihan tidak diindikasikan, tetapi tekanan darah harus
dikendalikan pada pasien hipertensi; profilaksis endokarditis tidak perlu. Karena risiko perdarahan rendah, aspirin
atau antikoagulan dapat diteruskan pada sebagian besar pasien.
Keputusan untuk
melanjutkan atau tidak melanjutkan obat-obatan ini harus dibuat sesudah diskusi
dengan dokter spesialis mata yang melakukan operasi.
Sindrom
pembengkakan iris saat operasi (Intraoperative floppy iris syndrome – IFIS)
ditemukan pada pasien yang diobati dengan alfa-antagonis; penting bagi
spesialis mata untuk waspada bila pasien mengkonsumsi alfa bloker karena
protokol pembedahan khusus dapat digunakan untuk mengurangi resiko terhadap
IFIS.
Pembedahan
diindikasikan bila gejala katarak mengganggu kemampuan seseorang untuk memenuhi
kehidupannya sehari-hari. Pembedahan biasanya dilakukan pada pasien rawat jalan
dengan anestesi lokal dengan sedasi yang diawasi.
Pembedahan dengan
insisi kecil, melibatkan „phacoemulsification“ lensa dan menanamkan lensa
intraokuler sintetis, merupakan teknis yang paling sering digunakan untuk
operasi katarak di negara-negara maju.
Pengeluaran
kapsul luar katarak (Extracapsular cataract extraction – ECCE) termasuk
berbagai jenis operasi katarak insisi kecil secara manual dapat dilakukan
sesuai dengan kebiasaan spesialis mata atau berdasarkan pada sumber daya yang
tersedia di negara berkembang. Pengeluaran kapsul dalam katarak biasanya tidak
memungkinkan untuk penempatan lensa intraokuler (IOL) dan memerlukan koreksi
kacamata aphakia; hal ini biasanya hanya dilakukan di negara berkembang dan
hanya bila tidak ada pilihan penempatan IOL.
Pasien biasanya dilihat
pada hari pertama paska operasi, kemudian satu minggu dan satu bulan sesudah
pembedahan. Sebagian besar spesialis mata menyarankan pengurangan aktivitas
fisik beberapa hari sampai beberapa minggu, meskipun saran ini kurang berdasar.
Resep akhir untuk kacamata diputuskan satu sampai tiga bulan kemudian.
Komplikasi yang jarang
terjadi meliputi endoftalmitis, salah posisi / dislokasi lensa, udem makula
kistoid, dan terlepasnya retina. Ada hubungan antara operasi katarak dan
degenerasi makula terkait umur, tetapi hubungan sebab akibat tidak diketahui.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!