Navigating Integrity Zone Development: A Hospital's Journey

Gambar
 This storyboard chronicles the efforts of a medical services head tasked with understanding and implementing an integrity zone at RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Hospital. Over one evening, they delve into the self-assessment form required for the integrity zone's development, consulting ChatGPT for clarification on complex issues and drafting essential documents. By morning, they are ready to lead a staff assembly, outlining the steps necessary to foster a culture of integrity within the hospital. On April 17, 2024, the director of RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo assigned the head of medical services to attend a socialization meeting for the integrity zone development. Searching for foundational documents for the integrity zone at night, finding the self-assessment form. Exploring the self-assessment questions, using ChatGPT to understand the complicated parts. Asking ChatGPT for advice on: Team Decree (SK Tim Kerja), Work Plan (Rencana Kerja), Change Agents (Agen Perubahan),

Hadits ke-7 Arba'in Nawawi (Jami' al-Ulum wal-Hikam)

Oleh: Imam Ibnu Rajab

Abu Ruqayyah bin 'Aus Ad-Dary r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Agama adalah nasehat". Orang-orang bertanya, "Bagi siapa?" Rasulullah SAW menjawab, "Bagi Allah dan bagi kitab-Nya, dan bagi Rasul-Nya dan bagi pemimpin Muslim dan bagi masyarakat Muslim lainnya." (H.R. Muslim)

Pentingnya hadits
Hadits ini adalah salah dari hadits-hadits yang fokus pada masalah fikih. Al-Hafidz Abu Nu'aym berkata, "Hadits ini memiliki kedudukan yang mulia."

Nasehat dalam Sunnah
Nasehat bagi Muslim, ditemukan dalam beberapa hadits. Ada nasehat kepada penguasa mereka dan ada nasehat dari penguasa kepada rakyatnya.

1. Nasehat kepada Muslim secara umum


Diriwayatkan dari Jarir bin 'Abdullah, yang berkata, "Saya berjanji kepada Rasulullah SAW untuk menegakkan shalat, dan membayar zakat." Dalam hadits ini, nasehat adalah bagi seluruh Muslim. Juga, diriwayatkan dari Abu Hurairah, yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Hak seorang Muslim atas Muslim lain ada enam perkara." dan salah satu dari enam ini adalah, "jika dia minta nasehat darimu, nasehatilah dia."

2. Nasehat kepada penguasa

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah menyukai kamu karena tiga hal dan tidak senang dengan kami karena tiga hal. Dia senang dengan kamu karena kalian menyembah-Nya dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, berpegang pada tali agama Allah dan tidak berpecah-belah, dan tulus dengan orang yang ditugaskan Allah untuk mengurus urusan kalian ..."

3. Nasehat bagi mereka yang memiliki otoritas terhadap bawahannya

Diriwayatkan dari Mughaffal bin Yasar bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada orang yang Allah telah memberikan otoritas atas orang lain dan dia tidak menjaga mereka dengan baik makan dia tidak akan mencium bau surga."

Allah menyebutkan dalam kitab-Nya bahwa para Nabi memberikan nasehat kepada kaumnya, sebagaimana dilakukan oleh Nuh dan Saleh.

Rasulullah SAW bersabda, "Agama adalah nasehat." Ucapan ini mengindikasikan bahwa nasehat termasuk cabang-cabang Islam, iman dan ihsan yang disampaikan dalam hadits Jibril (SAW), sebagaimana mereka semua diberi istilah "agama". 

Nasehat yang benar mengharuskan pelaksanaan apa yang wajib dengan cara yang terbaik yaitu ihsan. Jadi nasehat tidak akan sempurna, tanpanya, yang tidak datang tanpa cinta dan penghargaan Hal ini memerlukan upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan melaksanakan ibadah sunnah dan meninggalkan apa-apa yang tidak halal dan tidak disukai.

Al-Khatab berkata, "nasihah" adalah kata yang mengekspresikan sebuah kalimat; ia menginginkan kebaikan bagi orang-orang yang dinasehati. Lebih lanjut beliau berkata, "Akar kata dari "nasiha" berarti kesucian." Hal ini mirip dengan, "Madu dimurnikan dari lilin (Wax)."

Jadi, makna nasihah bagi Allah adalah: Benarnya iman kepada keesaannya dan memiliki niat yang ikhlas dalam menyembah-Nya. Makna nasihah kepada Kitab-Nya adalah beriman kepadanya dan bertindak sesuai dengannya. Nasihah kepada Nabi-Nya adalah beriman kepada kenabiannya, dan mematuhi semua perintah dan larangannya. Nasihah bagi orang Muslim awam adalah membimbing mereka kepada apa yang memberi manfaat bagi mereka.

Penjelasan tentang Nasihah
Nasihah adalah perhatian hati terhadap tindakan yang disarankan, siapapun orangnya. Ada dua jenis nasihah yaitu wajib dan sunnah.

Nasihah yang wajib dalam pandangan Allah adalah perhatian yang penuh dari seseorang yang memberikan nasehat yang mana nasehatnya adalah mengenai melakukan kewajiban dan menghindari yang dilarang.

Nasihah yang sunnah adalah kesukaan terhadap cinta pada Allah dibandingkan dengan cinta kepada diri sendiri. Untuk alasan ini, jika seseorang dihadapkan pada dua perkara, satu untuk kepentingannya dan satunya lagi demi Allah, maka dia akan mulai dengan apa yang demi Tuhannya dan mengalahkan apa yang untuk dirinya sendiri.

Nasihah bagi Kitab-Nya adalah kecintaan yang luar biasa dan menghormati kedudukannya, karena ia adalah firman Pencipta dan keinginan yang luar biasa untuk dapat memahaminya. Ini juga perhatian yang besar untuk melakukan perenungan terhadapnya, dan berhenti membaca bila dia menemukan makna yang Tuhannya inginkan baginya untuk mengerti tentang-Nya, dan melakukannya untuk-Nya sesudah dia memahami hal tersebut.

Nasihah bagi Rasulullah SAW adalah untuk berupaya mematuhi mendukung, membantu, dan menggunakan harta jika dia meminta dan bersegera mencintainya. Sesudah kematian Rasulullah SAW, bentuknya adalah menjaga sunnahnya, memperbarui perilaku dan etikanya, menghargai perintahnya dan melaksanakannya, dan sangat marah dan berpaling dari orang-orang yang menjalankan agama tidak sesuai dengan sunnahnya, dan marah kepada orang yang mengikuti sunnahnya dalam rangka untuk mendapat keuntungan duniawi, meskipun dia taat melaksanakan sunnah tersebut. Hal ini juga berupa kecintaan kepada keluarga, menantu dan mertuanya, yang mendukung hijrah atau orang-orang yang menyertainya siang dan malam karena Islam dan menirunya dalam masalah sikap dan pakaian.

Nasihah bagi pemimpin (politik dan agama) dari kalangan Muslim, adalah mencintai kebaikan, petunjuk, keadilan dan keinginannya agar kaum Muslimin bersatu dibawah kepemimpinannya, sebagaimana membenci bila Muslim terpecah belah karena mereka. Hal ini juga berupa ketaatan kepada mereka dalam rangka taat kepada Allah, dan membenci orang-orang yang memilih untuk memberontak terhadap mereka dan orang-orang yang membanggakan diri mereka sendiri dibandingkan dengan menunjukkan kepada Allah yang Maha Terpuji dan Maha Perkasa.

Nasihah bagi Muslim adalah mencintai untuk mereka sesuatu yang kita cintai untuk diri kita sendiri dan membenci untuk mereka sesuatu yang kita benci untuk diri kita sendiri, dan merasa kasih sayang terhadap mereka. Seseorang harus menghormati yang tua, bersedih dengan kesedihan mereka, bergembira dengan kegembiraan mereka meskipun hal tersebut akan membahayakan mata pencahariannya. Hal ini dapat dilakukan dengan menurunkan harga bila menjual barang dagangan, meskipun hal tersebut akan menyebabkan keuntungan dalam perdagangannya. Serupa dengan hal itu, dia harus membagikan perasaan mereka mengenai apa saja yang membahayakan mereka secara umum, dan merasa bahagia dengan apa-apa yang bermanfaat bagi mereka, dan merasa bahagia dengan keberhasilan mereka, sebagaimana mendukung mereka menjauhkan cedera dan kesakitan dari mereka.

Beberapa cara dari Nasihah untuk menjauhkan cedera dan kesakitan dari mereka adalah dengan jalan mendahulukan yang miskin, mendidik orang yang tidak peduli dan mengembalikan mereka yang menjauh dari kebenaran dengan ucapan dan perilaku, dan bersikap baik terhadap mereka dalam memerintahkan kebaikan dan menghindari kemungkaran, dan mencintai penghapusan korupsi mereka, meskipun hal tersebut dapat membahayakan kehidupannya. Sebagaimana sebagian Salafus Shalih mengucapkan, "I menginginkan bahwa ciptaan ini mematuhi Allah, meskipun hal tersebut membuat daging saya terpisah dari tubuh saya."

Jenis-jenis Nasihah
Diantara jenis-jenis Nasihah bagi Allah, Kitab-Nya dan Nabi-Nya, adalah yang khusus untuk ulama, seperti mengembalikan keinginan yang membuat seseorang sesat kembali ke jalan yang lurus sesuai dengan Qur'an dan Sunnah, dan mengklarifikasi bukti melawan keinginan tersebut. Serupa dengan itu menolak pernyataan yang lemah dari kesalahan ulama, pada saat yang sama menunjukkan bukti dari Qur'an dan Sunnah dalam menjawab menjawab mereka, sebagaimana klarifikasi apa yang benar dari hadits Rasulullah SAW dan apa yang tidak sahih dengan mengklarifikasi perawi yang dapat diteria dan tidak dapat diterima, sebagaimana mengklarifikasi kesalahan dari perawi yang terpercaya yang rawinya diterima.

Diantara jenis nasehat yang paling besar adalah menasehati seseorang dengan orang yang ingin dinasehati sehubungan dengan masalahnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Jika engkau diminta untuk memberi nasehat oleh saudaramu, maka nasehatilah dia." Pada sebagian hadits diriwayatkan bahwa diantara hak seorang Muslim atas Muslim yang lain adalah menegur ketika dia tidak ada. Maksudnya adalah jika seseorang berbicara buruk tentang seseorang yang tidak ada, seorang Muslim harus mendukungnya dan menjawab untuknya. Jika dia kemudian melihat orang yang dia pertahankan ketika dia tidak ada, dia tidak boleh menyebutkan hal tersebut. Menasehati ketika orang yang bersangkutan tidak ada mengindikasikan ketulusan niat pemberi nasehat, dibandingkan dengan memberikan nasehat yang diketahui oleh orangnya, menyanjungnya, dan mencuranginya ketika dia tidak ada.

Sikap dalam memberikan Nasihah
Para salafus shalih memberikan nasehat kepada orang lain dengan cara diam-diam, sampai sebagian dari mereka mengatakan, "Barang siapa yang menasehati saudaranya menyangkut hal-hal yang tejadi diantara mereka, itu adalah nasehat. Barang siapa yang menasehatinya di depan orang lain, ini adalah menegur."


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan