Nabi SAW bersabda: Agama ini adalah nasehat. Kami bertanya
bagi siapa? Bagi Allah, bagi Rasul-Nya, bagi Al-Qur’an, bagi para pemimpin kaum
muslimin dan kaum muslimin pada umumnya. (H.R. Muslim)
Agama adalah nasehat. Nasehat dalam bahasa Arab memiliki
makna yang luas. Lebih luas dari apa yang kita pahami dalam bahasa Indonesia.
Dalam bahasa Indonesia, nasehat diartikan sebagai ajaran yang baik. Misalnya
nasehat orang tua kepada anaknya.
Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak
memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia
adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan". (Q.S. Hud, 11: 34)
Kewajiban kita adalah menyampaikan nasehat, hidayah Allah
yang memberikan.
Mereka berkata: "Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu
tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang mengingini kebaikan baginya. (Q.S. Yusuf, 12: 11)
Ini adalah cara saudara Yusuf untuk membujuk ayahnya agar
mengizinkan mereka membawa Yusuf untuk bermain. Nasehat disini berarti
“menginginkan kebaikan”.
Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya.
"Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu
berdua", (Q.S. Al A’raaf, 7: 21)
Godaan syaitan bukan
dengan jalan melarang Adam untuk melakukan sesuatu, tapi justru meyakinkan Adam
bahwa dia menginginkan kebaikan untuk Adam.
Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai
kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku
telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang
memberi nasehat". (Q.S. Al A’raaf, 7: 79)
"Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku
memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui".
(Q.S. Al A’raaf, 7: 62)
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada
Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan
Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak
menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka
memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan:
"Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami;
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Q.S. At-Tahrim, 66:
8)
Nashaha artinya murni. Nasehat disini artinya yang murni,
yang bersih. Taubatan nasuha adalah taubat yang sebenar-benarnya.
Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang
yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh
apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan
Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat
baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (Q.S. At-Taubah, 9: 91)
Nasehat disini diartikan dengan berlaku ikhlas. Ikhlas
kepada siapa? Kepada Allah dan Rasul-Nya.
Bagaimana memberi nasehat untuk Allah, Rasul dan Al-Qur’an
yaitu berlaku ikhlas.
Qurtubi: Nasehat bagi Allah adalah benarnya keyakinan
terhadap keesaan Allah SWT dan memurnikan niat dalam beribadah kepada-Nya.
Menurut Imam Nawawi, nasehat bagi Allah adalah
·
Beriman kepada Allah SWT
·
Tidak menyekutukan Allah
SWT.
·
Memurnikan sifat-sifatnya.
·
Menetapkan sifat-sifat yang
sempurna bagi Allah.
·
Meniadakan sifat-sifat yang
tidak sempurna bagi Allah.
·
Taat dan tidak berbuat
maksiat.
·
Cinta dan benci karena
Allah
·
Menolong orang-orang yang mentaati-Nya, memusuhi
orang yang menentangnya dan memerangi orang yang mengingkarinya.
·
Mengakui dan mensyukuri segala nikmatnya.
·
Mengikhlaskan semua amal perbuatan kepada Allah
SWT
·
Mengajak orang lain untuk melakukan semua yang
disebutkan diatas.
Kita tidak
dikatakan beriman, sebelum kita menjauhi perkara-perkara yang bisa
menjerumuskan kita pada kemusyrikan.
Ikatan iman yang paling kokoh adalah iman karena Allah dan
benci karena Allah. Jangan salah mencinta dan membenci. Dalam buku aqidah ada
masalah cinta dan benci karena Allah yaitu dalam masalah al wala’ wal bara’
(cinta dan benci). Wala’ kita adalah kepada Allah, Rasul dan orang-orang
beriman.
Agar cinta tidak sia-sia, jadikan cinta itu karena Allah.
Manusia kalau tidak menyembah Allah pasti menyembah setan
(thaghut).
“...Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang amat kuat yang tidak akan putus...” (Q.S. Al Baqarah, 2: 256)
Rasulullah
diberikan mu’jizat – kalimat yang singkat tapi maknanya luas. Dalam hadits ini
kita tahu bahwa nasehat juga menyangkut masalah cinta dan benci.
Istighfar yang
paling baik adalah sayyidul istighfar. Diantara sayyidul istighfar adalah
mengakui nikmat Allah kepada kita.
“abu u laka
bini’mati alayya” kita mengakui nikmat yang Allah berikan kepada kita.
Orang yang tidak
mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepadanya adalah orang yang kufur.
Amal perbuatan
adalah ibadah dan bukan ibadah. Makan, cari nafkah, bukan ibadah. Keduanya
harus diikhlaskan kepada Allah SWT. Amal perbuatan yang non ibadah agar bisa
menjadi ibadah. Disinilah urgensi ikhlas.
Kalau kita
meniatkan amal perbuatan kita karena Allah, maka kita akan memilih amal
perbuatan yang akan kita lakukan. Misalnya perbuatan yang halal. Tidak mungkin
dia melakukan perbuatan yang dilarang Allah SWT. Tidak mungkin mencuri ikhlas.
Tidak mungkin “nyabu” ikhlas.
Kita dinamakan
Muslimin oleh Allah. Kita adalah umat terbaik. Kita harus selektif. Tidak semua
makanan, kita makan. Kita semua profesi kita lakoni. Karena tidak sedikit pekerjaan
yang tidak halal. Kuncinya mengikhlaskan. Ini adalah cara kita menjaga diri
dari perbuatan yang dilarang.
Rasulullah SAW
setelah habis shalat Subuh membaca wirid:
Aku meminta
kepada Engkau: ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal perbuatan yang
diterima.
Dakwah termasuk
nasehat bagi Allah.
Intinya: Nasehat
untuk Allah adalah keimanan. Dalam hadits yang kedua kita sudah membahas
masalah iman.
Nasehat kepada
Rasul dan Qur’an adalah beriman kepada Rasul dan Qur’an tersebut.
Iman kepada Allah
meliputi:
1.
Mengimani eksistensi-Nya (wujud-Nya)
2.
Mengimani rububiyah-Nya
3.
Mengimani uluhiyah-Nya
4.
Mengimani Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat
Keimanan kepada
wujud Allah juga dimiliki oleh orang-orang musyrik.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!