Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Rizal Fountain

Rizal Fountain
Berikut ini adalah terjemahan dari tulisan yang terdapat di Rizal Fountain di Rizal Park, Roxas Boulevard, City of Manila, Filipina:

Kran ini, pada mulanya berada di desa Wilhelmsfeld, Heidelburg, Jerman. Dr. Jose Rizal sering minum dari kran ini, selama beliau tinggal di kota Universitas Jerman, selama musim panas tahun 1886. Dr. Joze Rizal bekerja sebagai asisten dokter, dibawah bimbingan Prof. Dr. Otto Becker di rumah sakit di Heidelburg. Di Wilhemsfeld, Rizal merayakan ulang tahunnya yang ke-25 dan juga menulis bagian akhir dari novelnya “Noli Me Tangere”. Inilah mengapa Wilhelmsfeld sekarang dikenal sebagai “Desa Noli”.

Pancuran ini berada di halaman rumah batu tua, dimana Rizal tinggal sebagai tamu dari teman baiknya Pastor Karl Ullmer. Tahun 1964, penghuni rumah bersejarah tersebut, Pastor Gottlob Weber, memulai pergerakan, bersama dengan Minister Pura Santillan Castrence dan Free Press Staff Artist dan Rizalist Gene Carrera, to meminta pancuran tua tersebut disumbangkan ke Filipina.

Tanggal 30 Desember 1964, saat ulang tahun gugurnya Rizal, pancuran secara resmi diserahkan kepada pemerintah Filipina oleh duta besar Jerman Johann Karl Von Stechow didampingi oleh Sekretaris Menteri Luar Negeri Mauro Mendez.

Relik dari Jerman dibangun disini di Luneta, sebagai “Rizal Fountain”, hadiah dari pemerintah federal Jerman kepada rakyat Filipina, sebagai bukti dari persahabatan kedua negara.

Tahun 1994, renovasi besar-besaran dilakukan melalui sumbangan dari Sir Hans Schooe Koor Supreme Enchequer Order dari Ksatria Rizal, dengan Engr. Edmund M. Tolentino, kemudian Direktur Komite Eksekutif dari Pengembangan Taman Nasional juga memberikan bantuan.


Proyek perbaikan adalah bagian dari visi Presiden Filipina Fidel V. Ramos tahun 2000, yaitu lingkungan yang bersih, hijau dan seimbang secara ekologi. Mantan presiden Fidel V. Ramos, melakukan upacara peresmian kembali pada tanggal 30 Desember 1994.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan