Postingan

Menampilkan postingan dengan label Prepex

MDMC Kapuas Resmi Dibentuk untuk Periode 2025–2030

Sabtu, 2 Agustus 2025 Bertempat di Kompleks Perguruan Muhammadiyah, Jalan Barito, Kuala Kapuas, telah diselenggarakan rapat pembentukan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kapuas untuk periode 2025–2030. Melalui rapat tersebut, susunan kepengurusan MDMC Kapuas ditetapkan sebagai berikut: Ketua: Muhammad Hipni, S.Kep., Ners Wakil Ketua: Much. Busyrol Fuad, S.Psi Sekretaris: Endang Andriyani, S.Pd., M.Pd. Bendahara: Sri Agustina, A.Md. MDMC, atau Muhammadiyah Disaster Management Center , adalah lembaga penanggulangan bencana di bawah naungan organisasi Muhammadiyah. Lembaga ini berfungsi sebagai pusat koordinasi sumber daya Muhammadiyah dalam kegiatan penanggulangan bencana, baik bencana alam maupun non-alam, di seluruh Indonesia. Dengan terbentuknya kepengurusan MDMC Kapuas, diharapkan akan semakin memperkuat kesiapsiagaan dan respon cepat Muhammadiyah terhadap berbagai potensi bencana di wilayah Kabupaten Kapuas dan sekitarnya. Berita dikirim oleh Bapa...

Promosi Sunat dengan PrePex Untuk Mencegah HIV/AIDS

Gambar
Dalam Prepex Newsletter #14  bulan Juni 2016 ada berita tentang penelitian yang dilakukan oleh PrePex di Papua. Penelitian tersebut dilaksanakan di empat tempat berbeda di Papua, dengan lebih dari 400 orang yang disunat menggunakan PrePex . Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua mempersiapkan program sunatan secara sukarela menggunakan PrePex. Prosedurnya sangat sederhana, dapat dilakukan oleh perawat.

Sunatan "Salesman"

Gambar
Prepex adalah metode sunat bagi laki-laki dewasa tanpa anestesi suntik, tanpa pembedahan, tanpa jahitan dan tanpa tempat yang steril. Prosedur ini dilakukan oleh petugas kesehatan yang memiliki kualifikasi dan terlatih. Prosedur ini tidak boleh digunakan sendiri. Salah seorang relawan di Afrika Selatan mengkampanyekan sunatan dengan cara ini kepada para laki-laki yang ditemuinya di Johannesburg. Dia menjelaskan kepada mereka bagaimana cara kerja dari metode ini dan mengajak mereka untuk mendatangi klinik yang memberikan pelayanan ini secara gratis. Setelah satu minggu mereka diminta kembali datang untuk melepaskan alat yang dipasang tersebut. Metode kampanye sunatan seperti ini perlu dikampanyekan kepada mereka yang tidak disunat, sehingga angka penularan AIDS dapat dikurangi.

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas