Pengasapan/fogging Massal 2010
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Sejak tahun 1986 jumlah kasusnya cenderung meningkat dan penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta tersebarluasnya virus dengue dan nyamuk penularnya (Aedes aegypti) di berbagai wilayah di Indonesia (Kemenkes RI, 2005).
Untuk membasmi penyakit ini belum ada obatnya. Cara yang dianggap paling tepat untuk memberantas vektor nyamuk adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD). Mengingat nyamuk ini tersebar luas di seluruh tanah air maka upaya pemberantasan tidak hanya merupakan tugas pemerintah (tenaga kesehatan) saja tetapi harus didukung oleh peran serta masyarakat.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, pada tahun 2007 terdapat 37 kasus DBD, tahun 2008 terdapat 59 kasus dan pada tahun 2009 terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) DBD dengan 153 kasus dengan 1 orang meninggal dunia. Dan pada tahun 2010 (sampai dengan bulan November) kasus DBD sebanyak 281 dengan 2 orang meninggal.
Dalam rangka pengendalian dan pencegahan penyakit demam berdarah (DBD) yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti di Kabupaten Kapuas khususnya di wilayah kota Kuala Kapuas, maka dilaksanakan pengasapan atau fogging massal. Pelaksanaan fogging dilaksanakan diseluruh wilayah kelurahan dan desa di kota Kuala Kapuas (Kelurahan Selat Hilir, Selat Tengah, Selat Hulu, Selat Dalam dan Desa Pulau Telo). Fogging dimulai pada tanggal 22 November 2010 dan dilaksanakan selama 2 (dua) siklus.
Fogging dilaksanakan dengan memakai mesin swing fog untuk rumah – rumah yang berada dalam gang dan untuk rumah yang berada dilokasi jalan besar dilakukan pengasapan dengan memaki mesin ULV (Ultra low Volume).
Sebelum pelaksanaan fogging, dilakukan penyebarluasan informasi ke seluruh kelurahan dan desa di wilayah kota Kuala Kapuas. Selain itu dilaksanakan pemberitahuan akan adanya pengasapan dengan mobil keliling.
Untuk membasmi penyebaran nyamuk penyebar penyakit DBD selain pengasapan dengan insektisida (Malathion dan Cynoff) juga dilakukan pemberian abate (obat pembasmi jentik) kepada seluruh warga secara gratis.
Tenaga pelaksana fogging adalah dari Dinas Kesehatan dan puskesmas. Untuk pelaksanaan pembagian abate adalah dari Dinas Kesehatan juga melibatkan tenaga PMR (Palang Merah Remaja) Kabupaten Kapuas.
Untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, peran serta masyarakat sangat diharapkan dengan menjaga kebersihan lingkungan dengan 3 M yaitu : Menguras (dan menyikat) bak mandi, bak WC, dan lain – lain; Menutup tempat penampungan air rumah tangga (tempayan, drum dll) serta; Mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang – barang bekas (seperti kaleng, ban dan lain – lain). Selain itu bisa dilakukan dengan memelihara ikan pemakan jentik seperti ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang (kelatao).
By : Bambang Edy Wicaksono, SKM., MSc (PH).
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan populer dari blog ini
Kamus Dayak Ngaju - Indonesia
Berikut ini adalah terjemahan dari halaman di Astronesian Basic Vocabulary Database . Nampaknya masih perlu ada koreksi untuk bahasa Dayak-nya sendiri, begitu juga dengan terjemahannya. Untuk penerjemahan menggunakan Google Translate . Koreksi bahasa dibantu oleh Dra. Hernawaty, M.Kes. Untuk koreksi dari halaman ini dapat diberikan pada komentar. Upaya penerjemahan Kamus Bahasa Dayak - Jerman sedang berlangsung, dapat dipantau pada: Kamus Dayak Ngaju - Indonesia .
Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)
Kata benda dengan awalan Jalah toh bujur. - Huma te korik. - Lewu toh hai tuntang bahalap. - Ie oloh korik. (tingkat rendah). - Danum jetoh papa. - Oloh te bujur. - Kabon korik te bahalap. - Huma toh dia hai. - Andau toh andau hai. Kalimat sederhana yang dibentuk dari kata sehari-hari Ingat: Kalimat biasanya dimulai dengan subyek , diikuti dengan predikat dan obyek . Diawal kalimat anda juga meletakkan kata yang harus ditekankan. Kemurnia suku juga penting. Tensesnya dibentuk oleh "aton", nya; "jari", sudah; "kareh," masa depan, akan, dan "akan," akan, harus, semuanya mendahului kata kerja. Seringkali tense hanya hasil dari konteks. omba, pergi bersama-sama awi , lakukan, lakukanlah dumah , datang buli , kembali ke nahuang, handak, maku, ingin imbit , itu akan dibawa gau , mencari harati , memahami Aku omba keton. Aku ikut denganmu. Omba aku , pergi dengan saya Awi te ! Lakukan itu Imbit danum ! Bawa air Bu...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!