Tipu Daya Dunia - Khutbah Jum'at
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Imam Al-Ghazali mengumpamakan dunia seperti seorang laki-laki yang sedang dikejar oleh singa. Dia melompat ke dalam sumur dan bergantung pada seutas tali. Diatas sumur menunggu seekor singa, di dasar sumur menunggu seekor ular besar dengan mulut menganga. Pada seutas tali tempat dia bergantung ada dua ekor tikus, tikus hitam dan tikus putih, yang mulai menggerogoti tali tersebut. Di dinding sumur tersebut ada sebuah sarang madu. Ketika laki-laki ini mengambil sedikit madu tersebut kemudian mencicipi dengan lidahnya, dengan serta merta dia melupakan semua yang dia hadapi (baik itu singa yang sedang menanti, ular yang siap memangsa, tali yang digerogoti oleh tikus).
Singa itu adalah kematian yang senantiasa mengejar kita. Ular adalah kuburan yang senantiasa menanti kedatangan kita. Tali tersebut adalah kehidupan yang kita lalui. Tikus hitam adalah malam hari. Tikus putih adalah siang hari. Jadi kedua tikus itu senantiasa akan mengurangi jatah kehidupan kita. Dan sarang madu tersebut adalah kehidupan dunia. Jadi dunia bisa membuat orang menjadi lupa terhadap apa yang sedang dihadapi oleh manusia.
Ali mengatakan bahwa kehidupan dunia adalah mimpi, yang orang baru akan tersadar dari mimpi tersebut ketika dia meninggal dunia.
Perumpamaan lain adalah mengenai orang yang menderita penyakit lepra, botak dan buta. Malaikat datang kepada orang yang menderita lepra, menanyakan apa yang diinginkannya. Orang lepra tersebut ingin agar kulitnya baik kembali, sehingga orang-orang tidak menghinanya. Inilah yang sering terjadi dalam kehidupan dunia, dimana kita biasanya menilai orang dari tampilan fisiknya, dari pakaian yang dikenakannya, dari warna kulitnya, dari mobil yang digunakannya, dari rumah yang dimilikinya. Kita lihat bagaimana Abu Bakar menilai Bilal bin Rabbah yang merupakan seorang budak yang berkulit hitam. Ketika Umayyah bin Khallaf menyiksanya, Abu Bakar menyatakan keinginannya untuk membeli Bilal, lalu Umayyah menjualnya dengan harga sepuluh keping uang emas. Ketika Abu Bakar membayar uang tersebut, Umayyah tertawa. Abu Bakar bertanya mengapa Umayyah tertawa. Umayyah mengatakan bahwa sesungguhnya harga Bilal hanya satu keping emas saja. Abu Bakar lalu berkata, seandainya Umayyah menjual Bilal dengan harga seratus keping uang emas, niscaya dia akan membelinya dengan seratus keping uang emas. Bilal disisi Allah lebih berharga dari uang tersebut.
Orang yang menderita lepra tersebut disembuhkan dari penyakitnya, kemudian dia minta diberikan unta. Kemudian unta tersebut dido'akan oleh malaikat agar berkah. Kemudian malaikat pergi kepada orang yang botak dan buta, mereka juga ingin disembuhkan dari penyakitnya, dan masing-masing menginginkan sapi dan kambing, juga dido'akan oleh malaikat agar berkah (beranak banyak).
Allah ingin menguji ketiganya. Allah mengutus malaikat dalam wujud seorang pengembara yang membutuhkan bantuan. Ketika dia meminta bantuan kepada orang yang sembuh dari penyakit lepra, memintanya agar memberikan satu dari ribuan unta yang dimilikinya, dia menolak dengan mengatakan bahwa banyak yang harus diurusnya. Ketika diingatkan tentang asal mulanya yang lepra dan miskin, dia menyangkalnya. Akhirnya Allah mengembalikannya pada kondisi semula. Demikian juga yang terjadi dengan orang yang botak. Tapi ketika malaikat mendatangi orang yang sembuh dari buta, dia mengatakan bahwa pengembara tersebut dipersilakahkan untuk mengambil kambing yang dimilikinya sesuka hatinya, karena semua itu adalah karunia dari Allah SWT. Allah justru menambah nikmat yang sudah diberikannya tersebut. (Q.S. Ibrahim, 14: 7).
Suatu hari Rasulullah ketika pulang ke rumahnya bertanya kepada Aisyah, apakah tadi ada pengemis yang meminta sedekah. Aisyah menjawab ada, tapi dia tidak memberikan apa-apa, karena makanan yang ada hanya cukup untuk Rasulullah. Rasulullah mengatakan bahwa sesungguhnya yang milik beliau yang hakiki adalah apa yang sudah diberikan Aisyah kepada pengemis tersebut.
Suatu hari ketika Aisyah bersama dengan barirah budaknya, ada seorang pengemis yang datang. Barirah mengatakan bahwa mereka tidak memiliki apa-apa, karena makanan yang ada hanya cukup untuk buka puasa Aisyah. Ketika Aisyah tahu ada pengemis, dia meminta Barirah memberikan makanan yang akan digunakannya untuk buka puasa dengan mengatakan bahwa Allah akan memberikan ganti yang lebih baik. Ketika waktu berbuka datang, Aisyah berbuka puasa dengan air. Barirah seolah mengejek mengatakan, mana ganti yang lebih baik yang dikatakan tadi? Ketika Aisyah sedang shalat Maghrib, pintu rumah diketuk, ada seorang laki-laki yang memberikan satu ekor kambing kepada mereka. Ketika Aisyah selesai shalat, dia bertanya kepada Barirah, siapa yang mengetuk? Barirah mengatakan bahwa mereka diberi satu ekor kambing oleh seorang laki-laki yang setahu Barirah tidak pernah memberi kepada mereka sebelumnya. Aisyah mengatakan kepada Barirah, Wahai Barirah, mana yang lebih baik, satu genggam gandum yang kita miliki untuk berbuka atau satu ekor kambing? Barirah lalu mengatakan, "Tidak beriman seseorang sampai dia lebih meyakini apa yang ada di sisi Allah dibandingkan dengan apa yang ada ditangannya."
Kisah-kisah diatas bukan mengajak kita untuk menjadi orang miskin, tapi justru mengajak kita untuk menjadi orang kaya, tapi mudah bagi kita untuk mengeluarkan harta tersebut ketika ada oang yang membutuhkannya.
Sumber: Deception of The World
Singa itu adalah kematian yang senantiasa mengejar kita. Ular adalah kuburan yang senantiasa menanti kedatangan kita. Tali tersebut adalah kehidupan yang kita lalui. Tikus hitam adalah malam hari. Tikus putih adalah siang hari. Jadi kedua tikus itu senantiasa akan mengurangi jatah kehidupan kita. Dan sarang madu tersebut adalah kehidupan dunia. Jadi dunia bisa membuat orang menjadi lupa terhadap apa yang sedang dihadapi oleh manusia.
Ali mengatakan bahwa kehidupan dunia adalah mimpi, yang orang baru akan tersadar dari mimpi tersebut ketika dia meninggal dunia.
Perumpamaan lain adalah mengenai orang yang menderita penyakit lepra, botak dan buta. Malaikat datang kepada orang yang menderita lepra, menanyakan apa yang diinginkannya. Orang lepra tersebut ingin agar kulitnya baik kembali, sehingga orang-orang tidak menghinanya. Inilah yang sering terjadi dalam kehidupan dunia, dimana kita biasanya menilai orang dari tampilan fisiknya, dari pakaian yang dikenakannya, dari warna kulitnya, dari mobil yang digunakannya, dari rumah yang dimilikinya. Kita lihat bagaimana Abu Bakar menilai Bilal bin Rabbah yang merupakan seorang budak yang berkulit hitam. Ketika Umayyah bin Khallaf menyiksanya, Abu Bakar menyatakan keinginannya untuk membeli Bilal, lalu Umayyah menjualnya dengan harga sepuluh keping uang emas. Ketika Abu Bakar membayar uang tersebut, Umayyah tertawa. Abu Bakar bertanya mengapa Umayyah tertawa. Umayyah mengatakan bahwa sesungguhnya harga Bilal hanya satu keping emas saja. Abu Bakar lalu berkata, seandainya Umayyah menjual Bilal dengan harga seratus keping uang emas, niscaya dia akan membelinya dengan seratus keping uang emas. Bilal disisi Allah lebih berharga dari uang tersebut.
Orang yang menderita lepra tersebut disembuhkan dari penyakitnya, kemudian dia minta diberikan unta. Kemudian unta tersebut dido'akan oleh malaikat agar berkah. Kemudian malaikat pergi kepada orang yang botak dan buta, mereka juga ingin disembuhkan dari penyakitnya, dan masing-masing menginginkan sapi dan kambing, juga dido'akan oleh malaikat agar berkah (beranak banyak).
Allah ingin menguji ketiganya. Allah mengutus malaikat dalam wujud seorang pengembara yang membutuhkan bantuan. Ketika dia meminta bantuan kepada orang yang sembuh dari penyakit lepra, memintanya agar memberikan satu dari ribuan unta yang dimilikinya, dia menolak dengan mengatakan bahwa banyak yang harus diurusnya. Ketika diingatkan tentang asal mulanya yang lepra dan miskin, dia menyangkalnya. Akhirnya Allah mengembalikannya pada kondisi semula. Demikian juga yang terjadi dengan orang yang botak. Tapi ketika malaikat mendatangi orang yang sembuh dari buta, dia mengatakan bahwa pengembara tersebut dipersilakahkan untuk mengambil kambing yang dimilikinya sesuka hatinya, karena semua itu adalah karunia dari Allah SWT. Allah justru menambah nikmat yang sudah diberikannya tersebut. (Q.S. Ibrahim, 14: 7).
Suatu hari Rasulullah ketika pulang ke rumahnya bertanya kepada Aisyah, apakah tadi ada pengemis yang meminta sedekah. Aisyah menjawab ada, tapi dia tidak memberikan apa-apa, karena makanan yang ada hanya cukup untuk Rasulullah. Rasulullah mengatakan bahwa sesungguhnya yang milik beliau yang hakiki adalah apa yang sudah diberikan Aisyah kepada pengemis tersebut.
Suatu hari ketika Aisyah bersama dengan barirah budaknya, ada seorang pengemis yang datang. Barirah mengatakan bahwa mereka tidak memiliki apa-apa, karena makanan yang ada hanya cukup untuk buka puasa Aisyah. Ketika Aisyah tahu ada pengemis, dia meminta Barirah memberikan makanan yang akan digunakannya untuk buka puasa dengan mengatakan bahwa Allah akan memberikan ganti yang lebih baik. Ketika waktu berbuka datang, Aisyah berbuka puasa dengan air. Barirah seolah mengejek mengatakan, mana ganti yang lebih baik yang dikatakan tadi? Ketika Aisyah sedang shalat Maghrib, pintu rumah diketuk, ada seorang laki-laki yang memberikan satu ekor kambing kepada mereka. Ketika Aisyah selesai shalat, dia bertanya kepada Barirah, siapa yang mengetuk? Barirah mengatakan bahwa mereka diberi satu ekor kambing oleh seorang laki-laki yang setahu Barirah tidak pernah memberi kepada mereka sebelumnya. Aisyah mengatakan kepada Barirah, Wahai Barirah, mana yang lebih baik, satu genggam gandum yang kita miliki untuk berbuka atau satu ekor kambing? Barirah lalu mengatakan, "Tidak beriman seseorang sampai dia lebih meyakini apa yang ada di sisi Allah dibandingkan dengan apa yang ada ditangannya."
Kisah-kisah diatas bukan mengajak kita untuk menjadi orang miskin, tapi justru mengajak kita untuk menjadi orang kaya, tapi mudah bagi kita untuk mengeluarkan harta tersebut ketika ada oang yang membutuhkannya.
Sumber: Deception of The World
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan populer dari blog ini
Kamus Dayak Ngaju - Indonesia
Berikut ini adalah terjemahan dari halaman di Astronesian Basic Vocabulary Database . Nampaknya masih perlu ada koreksi untuk bahasa Dayak-nya sendiri, begitu juga dengan terjemahannya. Untuk penerjemahan menggunakan Google Translate . Koreksi bahasa dibantu oleh Dra. Hernawaty, M.Kes. Untuk koreksi dari halaman ini dapat diberikan pada komentar. Upaya penerjemahan Kamus Bahasa Dayak - Jerman sedang berlangsung, dapat dipantau pada: Kamus Dayak Ngaju - Indonesia .
Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)
Kata benda dengan awalan Jalah toh bujur. - Huma te korik. - Lewu toh hai tuntang bahalap. - Ie oloh korik. (tingkat rendah). - Danum jetoh papa. - Oloh te bujur. - Kabon korik te bahalap. - Huma toh dia hai. - Andau toh andau hai. Kalimat sederhana yang dibentuk dari kata sehari-hari Ingat: Kalimat biasanya dimulai dengan subyek , diikuti dengan predikat dan obyek . Diawal kalimat anda juga meletakkan kata yang harus ditekankan. Kemurnia suku juga penting. Tensesnya dibentuk oleh "aton", nya; "jari", sudah; "kareh," masa depan, akan, dan "akan," akan, harus, semuanya mendahului kata kerja. Seringkali tense hanya hasil dari konteks. omba, pergi bersama-sama awi , lakukan, lakukanlah dumah , datang buli , kembali ke nahuang, handak, maku, ingin imbit , itu akan dibawa gau , mencari harati , memahami Aku omba keton. Aku ikut denganmu. Omba aku , pergi dengan saya Awi te ! Lakukan itu Imbit danum ! Bawa air Bu...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!