Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Bincang-bincang dengan pahlawan devisa

Ibu Fulanah (bukan nama sebenarnya) sudah sejak 3 hari yang lalu sampai di Bandara Soekarno Hatta, tapi karena dikatakan kepadanya bahwa tiket ke Solo sudah habis, dia harus menunggu sampai pagi untuk untuk akhirnya mendapatkan tiket pesawat ke Solo dengan harga Rp 1.300.000. Beliau mengungkapkan bagaimana tidak ramahnya petugas di bandara kedatangan menyambut mereka. Apapun yang dilakukan oleh petugas semuanya dihargai dengan uang. Dia menghabiskan uang lebih dari 2 juta rupiah di bandara ini sejak kedatangannya tiga hari yang lalu.


Beliau sudah bekerja di Saudi Arabia sejak delapan tahun yang lalu di dua tempat yang berbeda. Saat ini beliau bekerja disebuah rumah yang cukup besar dan dia harus merawat dua orang tua yang mengalami penyakit kejiwaan. Karena ketelatenannya dalam merawat orang tua tersebut, sang majikan sangat sayang kepadanya. Saat ini gajinya 1.800 riyal (Rp 4.500.000 dengan kurs 1 riyal = Rp 2.500). Tuannya berjanji bila dia mau kembali lagi ke Indonesia setelah cuti selama 1,5 bulan ini, gajinya akan dinaikkan menjadi 2000 riyal (5 juta rupiah).

Pekerjaan yang sangat melelahkan ini dilakoninya karena suaminya tidak memperhatikan keluarganya lagi (tidak memberikan nafkah lahir dan batin) dan kawin lagi dengan wanita lain. Ketika ditanya mengapa beliau tidak menikah lagi. Beliau mengaku bahwa beliau takut mengalami hal yang sama. Beliau sekarang bekerja untuk menyekolahkan anaknya. Anak pertama sudah berhasil masuk ke sekolah kepolisian setelah membayar sebanyak 40 juta rupiah. Sedangkan anak kedua yang juga laki-laki baru masuk SMA.

Setiap bulan gajinya ditransfer ke rekening orang tuanya di Solo. Orang tuanya lah yang mengatur keuangan bagi anak-anaknya yang dititipkan kepada orang tuanya. Beliau berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Pada kepulangan kali ini saja, beliau membawakan satu buah Netbook untuk anaknya yang masuk SMA. Beliau berkata kepada orang tuanya bahwa dia bekerja ini untuk anaknya. Jadi dia meminta agar orang tuanya tidak terlalu keras kepada cucunya (anak Ibu Fulanah).

Dengan diberhentikannya penyaluran tenaga kerja ke Saudi Arabia, tuannya sangat berharap agar dia bisa kembali bekerja disana. Bahkan untuk cuti kali ini dia sudah dibelikan tiket pulang pergi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan