Guru Umai - berdiri bebas diatas semua golongan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Guru Umai sekolah di Darul Hijrah. Ketika sekolah di pesantren, teman-teman SMP dan teman-teman di kampung ingin belajar, kemudian dibuatkan kegiatan Maulid dan majelis ta'lim ketika sedang pulang ke Kapuas. Setelah lulus dari Darul Hijrah pada akhir tahun 1996 dan pada awal tahun 1997 mulai membentuk majelis ta'lim anak-anak. Anak-anak dikumpulkan dan diajar mengaji.
Setelah itu ada anak Tsanawiyah yang ingin diajar shalat di rumah, mereka tidak ingin belajar di mushola karena berisik (orang belajar di TPA dengan suara keras). Mulanya hanya empat orang saja, pada bulan berikutnya pesertanya bertambah. Kegiatannya adalah membaca Shalawat Badar kemudian diberi nasehat, membaca kitab akhlak dengan topik-topik yang ringan.
Pada mulanya peserta majelis ta'lim adalah para pemain band, pemabuk. Mereka kemudian berhenti dari hal-hal tersebut sampai mau diajarkan Qur'an. Mereka masih belum dipaksa untuk shalat dulu. Alhamdulillah hal itulah yang berlanjut sampai sekarang. Beliau sempat kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Kapuas.
Pergaulan beliau yang luas dengan berbagai kalangan masyarakat membuat beliau memiliki kemampuan untuk menyampaikan dakwah sesuai dengan orang yang menerima dakwah. Bila dulu pola yang diterapkan cenderung seperti rehabilitasi, tapi sekarang karena sudah banyak yang punya anak, maka pola pendekatan sekarang adalah lebih menyentuh masalah rohani.
Selain menggunakan pendekatan pengajian umum, Guru Umai juga menyempatkan diri untuk lebih akrab dengan jama'ahnya misalnya dengan mancing bersama dan berkemah bersama.
Majelis ta'lim yang beliau pimpin memiliki slogan: Berdiri bebas diatas semua golongan.
Beliau berharap agar masyarakat Kapuas tidak mudah berburuk sangka kepada ulama-ulama yang ada di Kapuas.
Setelah itu ada anak Tsanawiyah yang ingin diajar shalat di rumah, mereka tidak ingin belajar di mushola karena berisik (orang belajar di TPA dengan suara keras). Mulanya hanya empat orang saja, pada bulan berikutnya pesertanya bertambah. Kegiatannya adalah membaca Shalawat Badar kemudian diberi nasehat, membaca kitab akhlak dengan topik-topik yang ringan.
Pada mulanya peserta majelis ta'lim adalah para pemain band, pemabuk. Mereka kemudian berhenti dari hal-hal tersebut sampai mau diajarkan Qur'an. Mereka masih belum dipaksa untuk shalat dulu. Alhamdulillah hal itulah yang berlanjut sampai sekarang. Beliau sempat kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Kapuas.
Pergaulan beliau yang luas dengan berbagai kalangan masyarakat membuat beliau memiliki kemampuan untuk menyampaikan dakwah sesuai dengan orang yang menerima dakwah. Bila dulu pola yang diterapkan cenderung seperti rehabilitasi, tapi sekarang karena sudah banyak yang punya anak, maka pola pendekatan sekarang adalah lebih menyentuh masalah rohani.
Selain menggunakan pendekatan pengajian umum, Guru Umai juga menyempatkan diri untuk lebih akrab dengan jama'ahnya misalnya dengan mancing bersama dan berkemah bersama.
Majelis ta'lim yang beliau pimpin memiliki slogan: Berdiri bebas diatas semua golongan.
Beliau berharap agar masyarakat Kapuas tidak mudah berburuk sangka kepada ulama-ulama yang ada di Kapuas.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan populer dari blog ini
Kamus Dayak Ngaju - Indonesia
Berikut ini adalah terjemahan dari halaman di Astronesian Basic Vocabulary Database . Nampaknya masih perlu ada koreksi untuk bahasa Dayak-nya sendiri, begitu juga dengan terjemahannya. Untuk penerjemahan menggunakan Google Translate . Koreksi bahasa dibantu oleh Dra. Hernawaty, M.Kes. Untuk koreksi dari halaman ini dapat diberikan pada komentar. Upaya penerjemahan Kamus Bahasa Dayak - Jerman sedang berlangsung, dapat dipantau pada: Kamus Dayak Ngaju - Indonesia .
Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)
Kata benda dengan awalan Jalah toh bujur. - Huma te korik. - Lewu toh hai tuntang bahalap. - Ie oloh korik. (tingkat rendah). - Danum jetoh papa. - Oloh te bujur. - Kabon korik te bahalap. - Huma toh dia hai. - Andau toh andau hai. Kalimat sederhana yang dibentuk dari kata sehari-hari Ingat: Kalimat biasanya dimulai dengan subyek , diikuti dengan predikat dan obyek . Diawal kalimat anda juga meletakkan kata yang harus ditekankan. Kemurnia suku juga penting. Tensesnya dibentuk oleh "aton", nya; "jari", sudah; "kareh," masa depan, akan, dan "akan," akan, harus, semuanya mendahului kata kerja. Seringkali tense hanya hasil dari konteks. omba, pergi bersama-sama awi , lakukan, lakukanlah dumah , datang buli , kembali ke nahuang, handak, maku, ingin imbit , itu akan dibawa gau , mencari harati , memahami Aku omba keton. Aku ikut denganmu. Omba aku , pergi dengan saya Awi te ! Lakukan itu Imbit danum ! Bawa air Bu...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!