Mengenal Orb: Bola Ajaib Penanda Manusia di Era Kecerdasan Buatan

Gambar
  Di tengah kemajuan pesat kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), kita semakin sulit membedakan mana yang benar-benar manusia dan mana yang hanya agen virtual. Inilah yang coba diatasi oleh Sam Altman, CEO OpenAI, melalui proyek bernama Worldcoin dengan perangkat unik bernama Orb . Orb berbentuk bola putih seukuran bola voli dengan kamera di tengahnya. Saat seseorang menatap ke dalam Orb, perangkat ini memindai iris mata untuk menciptakan “kode iris” unik yang membuktikan bahwa seseorang adalah manusia sejati. Sebagai imbalannya, orang tersebut akan menerima token kripto senilai sekitar $42 (setara Rp680.000) dalam dompet digital mereka—tanda bahwa mereka kini adalah “manusia terverifikasi”. Orb dikembangkan oleh perusahaan Tools for Humanity yang didirikan Altman pada 2019. Proyek ini bertujuan menciptakan lapisan verifikasi kemanusiaan di dunia maya, sebagai respons terhadap maraknya bot dan konten AI yang menyesatkan. Targetnya: memverifikasi 50 juta orang secara gl...

Suka Duka Kampanye Imunisasi MR di Kabupaten Kapuas

(Courtesy of Puskesmas Danau Rawah)

Suka duka pelaksanaan Kampanye Imunisasi MR di Kabupaten Kapuas. Beberapa Puskesmas mengabadikan moment tersebut. Misalnya  Puskesmas Danau Rawah di bawah komandan Pak Bahrani dan Koordinator Imunisasi pak Cakra,  yang harus menempuh perjalanan yang sangat jauh, pergi pagi dan pulang malam, menjangkau desa dan dusun sangat terpencil. Membawa petugas yang masih punya anak kecil. Berpayung kardus air mineral naik kelotok sampai ke dusun.

(Courtesy of Puskesmas Mantangai)

Demikian juga dengan tim dari Puskesmas Mantangai di bawah pimpinan Pak Serdie dan Koordinator Imunisasi bu Septy. Mendatangi anak-anak sekolah di desa-desa sepanjang sungai Kapuas. Memberikan hak-hak anak agar terlindungi dari penyakit Campak dan Rubella. Hampir setiap hari, berganti desa, berganti sekolah.

(Courtesy of Puskesmas Selat)

Ada juga yang menggelikan. Puskesmas Selat di bawah komandan dr. Tonun dan Kordinator Imunsiasi bu Sinta. Saat mendatangai sebuah sekolah SMP, si anak terlihat santai meski diolok-olok teman-temannya. Terakhir temannya komentar "Sekalinya setumat haja (ternyata sebentar saja)". Anak pemberani calon pemimpin bangsa. Aamiin...
(Courtesy of Puskesmas Danau Rawah)

Sekali lagi, Puskesmas Danau Rawah. Medan alam berpasir luas, membuat kendaraan pusling APV puskesmas sering terjebak di pasir. Perlu ekstra kekuatan dorong, balok kayu, campur semangat, dibantu masyarakat. Ini sudah perjuangan sehari-hari dalam layani kesehatan masyarakat di sana. Tidak pernah mengeluh.

(Courtesy of Puskesmas Melati)

Tim Puskesmas Melati di bawah komandan dr. Ahmad Haspiani dan Koordinator Imunsiasi ibu Wari, memberikan imunisasi MR di sekolah Muhammadiyah. Sekolah yang mendukung, orang tua pun mendukung,  siswa yang ceria serta kooperatif, petugas yang kompak dan sigap, membuat kegiatan menjadi lancar dan menyenangkan.

Semua berjalan aman, tidak ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi seperti berita-berita hoax yang mengerikan itu.

Masih banyak lagi contoh-contoh perjuangan para petugas kesehatan di ujung tombak. Demi memberikan hak anak yang dijamin dalam Undang-Undang Kesehatan maupun Undang-Undang Perlindungan Anak. Demi mencapai kekebalan masyarakat (herd immunity) agar semua terlindung dari penyakit menular yang berbahaya, yang sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi, termasuk penyakit Campak dan Rubella.

Hingga saat ini, jajaran kesehatan masih terus berjuang. Kampanye Imunisasi MR hingga 31 Oktober 2018. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan