MDMC Kapuas Resmi Dibentuk untuk Periode 2025–2030

Sabtu, 2 Agustus 2025 Bertempat di Kompleks Perguruan Muhammadiyah, Jalan Barito, Kuala Kapuas, telah diselenggarakan rapat pembentukan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kapuas untuk periode 2025–2030. Melalui rapat tersebut, susunan kepengurusan MDMC Kapuas ditetapkan sebagai berikut: Ketua: Muhammad Hipni, S.Kep., Ners Wakil Ketua: Much. Busyrol Fuad, S.Psi Sekretaris: Endang Andriyani, S.Pd., M.Pd. Bendahara: Sri Agustina, A.Md. MDMC, atau Muhammadiyah Disaster Management Center , adalah lembaga penanggulangan bencana di bawah naungan organisasi Muhammadiyah. Lembaga ini berfungsi sebagai pusat koordinasi sumber daya Muhammadiyah dalam kegiatan penanggulangan bencana, baik bencana alam maupun non-alam, di seluruh Indonesia. Dengan terbentuknya kepengurusan MDMC Kapuas, diharapkan akan semakin memperkuat kesiapsiagaan dan respon cepat Muhammadiyah terhadap berbagai potensi bencana di wilayah Kabupaten Kapuas dan sekitarnya. Berita dikirim oleh Bapa...

Mitos-mitos tentang masalah di akhir kehidupan

 Mitos: Lebih banyak perawatan selalu lebih baik

Fakta: Tidak selalu. Kadang-kadang lebih banyak perawatan memperlama proses kematian tanpa menghargai kualitas hidup atau kenyamanan. Penting untuk mengetahui apakah intervensi tersebut benar-benar penting. Seringkali tidak mungkin mengetahui hal tersebut diawalnya. Itulah saaat dimana nasehat dari tim perawatan kesehatan sangat berharga.


Mitos: Jika terapi medis dimulai, tidak dapat dihentikan

Fakta: Tidak memulai terapi medis dan menghentikan terapi sama dalam pandangan hukum. Jadi Anda dan lembaga pelayanan kesehatan Anda dapat menyetujui terapi untuk masa uji coba yang Anda pikir mungkin akan membantu, tanpa takut bahwa Anda tidak dapat mengubah pemikiran Anda kemudian. Meskipun demikian perlu disadari bahwa menghentikan terapi dapat lebih sulit secara emosional dibandingkan dengan tidak memulai terapi.


Mitos: Jika Anda menolak terapi untuk mempertahankan hidup, Anda menolak semua terapi.

Fakta: Tidak peduli terapi apa yang Anda tolak, Anda harus tetap mengharapkan menerima perawatan lain yang Anda perlukan atau Anda inginkan - terutama penanganan nyeri dan gejalaa yang kadang-kadang disebut terapi kenyamanan intensif.


Mitos: Menghentikan atau menolak nutrisi dan hidrasi tambahan menyebabkan nyeri pada orang yang sedang sekarat.

Fakta: Berbeda dengan mempertahankan makanan atau air pada orang sehat, bagi orang yang sedang sekarat, mengurangan nutrisi tambahan atau hidrasi intravena tidak menyebabkan ketidaknyamanan. Kenyataannya, banyak pasien dapat menghindari gejala seperti mual atau kembung, dan hal itu dapat menyebabkan perasaan eforia ringan pada beberapa pasien.


Sumber: HEALTHbeat 23 Desember 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas