Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Angin yang sangat dingin - Nouman Ali Khan

 

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَن تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُم مِّنَ اللَّهِ شَيْئًا ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ 

Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (3: 116)

مَثَلُ مَا يُنفِقُونَ فِي هَٰذِهِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رِيحٍ فِيهَا صِرٌّ أَصَابَتْ حَرْثَ قَوْمٍ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ ۚ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَٰكِنْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ 

Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (3: 117)

 

Side Notes:

Bagian pertama Al-Baqarah – Musa dan Bani Israil

Bagian pertama Ali Imran – Yesus dan Kristen

 

Bani Israil tahu, tapi menyembunyikan apa yang diketahui.

Sebagian besar Kristen tidak tahu apa yang terjadi.

 

Bagian pertama Al-Baqarah, orang menunggu cahaya, kemudian datang kegelapan (kejahatan bani Israel)

Bagian pertama Ali Imran, perumpamaan Yesus adalah seperti Adam.

 

Bagian kedua Al-Baqarah – syariah dan persiapan untuk perang (pre-battle commentary). 70 Quraisy mati di Badr

Bagian kedua Ali Imran – Uhud sudah terjadi, jadi post-battle commentary. 70-an syahid.

Allah mempergantikan kemenangan.

 

Orang beriman infaq di jalan Allah seperti bibit menjadi 700-an

Orang munafik infaq karena ria kepada manusia atau berbicara tentang infaknya

Di awal Al-Baqarah, Allah bicara tentang Mu’min, Kafir dan Munafik. Sejauh ini belum ada yang bicara tentang infaknya orang kafir. Dalam surat Ali Imran, 3: 116-117.

Ayat ini bicara tentang Uhud.

 

Orang Quraisy sesudah kekalahan di Perang Badr, mereka ingin membalas dendam. Mereka berinvestasi untuk Uhud. Kekuatannya 3000-4000 orang. Muslim kalah. Saat Quraisy pulang, mereka berpikir untuk menuntaskan kaum Muslimin. Rasulullah tahu pikiran ini, kemudian beliau memerintahkan tentaranya untuk berhadapan lagi dengan Quraisy

الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِن بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ

(Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). (3: 172)

الْقَرْحُ  - luka yang sampai ke tulang.

Ketika Quraisy tahu bahwa kaum Muslimin menunggu, mereka tidak jadi kembali.

Quraisy sekarang melihat kesempatan dimana kaum Muslimin mengalami kehancuran, mereka merencanakan untuk memusnahkan kaum Muslimin. Ini menjadi awal dari Perang Ahzab. Mereka mengajak kabilah lain untuk bergabung dengan menjanjikan ghanimah yang banyak. Mereka berhasil membentuk “United tribes of Arab” untuk melawan kaum Muslimin. Mereka berinvestasi dalam perang ini. Mereka yakin untuk berinvestasi lebih banyak. Mereka investasi dalam senjata, kuda, logistik. Mereka gunakan itu untuk menghapuskan Islam dari dunia. Hal ini akan terjadi sampai hari akhirat. Kampanye ini dapat berupa kampanye media, kampanye pendidikan, kampanye rekayasa sosial, kampanye militer, kampanye militer, kampanye kebijakan; semuanya bertujuan untuk menyingkirkan Islam dari masyarakat.

Ini adalah tafsir pertama dari ayat ini.

Tafsir yang lain adalah:

Orang kafir juga melakukan hal-hal yang baik. Kriminal mungkin melakukan hal yang baik. Menurut mereka moralitas adalah transaksi. Quraisy melayani para haji.

Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini ... (3: 117)

Allah menekankan kata “kehidupan dunia” karena orang kafir ingin “return of investment” mereka juga terjadi di dunia.

Ada tanaman yang hanya bisa tumbuh pada tanah tertentu. Ketika kita menanam tanaman di tempat yang salah disebut sebagai “dzulm”.

صِرٌّ         mengandung makna cold freezing wind

حَرْثَ kata ini tidak hanya berarti tanaman, tapi juga berarti tanahnya, bibitnya, tanamannya jadi keseluruhannya. Jadi ketika angin dingin tersebut datang, dia tidak hanya merusak tanaman, tapi juga merusak tanahnya. Sekarang tanah tersebut tidak bisa ditanam apapun.

Quraisy sangat bersemangat untuk investasi untuk Uhud. Mereka lebih semangat lagi untuk investasi untuk Ahzab.

Ayat ini menjelaskan bahwa investasi ini akan berlangsung terus sampai akhir zaman.

Ayat ini menggunakan kata :  مَا يُنفِقُونَ  apa yang mereka nafkahkan (tidak spesifik) seperti ayat sebelumnya yang berbicara tentang harta dan anak. Artinya, sekarang mereka menuju ke berbagai kabilah dan mereka tidak tahu apa yang akan diinvestasikan oleh para kabilah tersebut. Bisa juga berarti apapun yang akan mereka nafkahkan. Mereka membawa seluruh kabilah tersebut ke Madinah.

Allah menggambarkan kekalahan mereka :

فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا

lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya.(33: 9)

Pasukan Ahzab harus punya pasokan logistik. Mereka harus masak sendiri. Ketika datang angin kencang datang, kuda lepas, onta terganggu, alat masak terbalik, kemah terbakar, api meluas, binatang-binatang jadi liar.

وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَٰكِنْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ 

... Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (3: 117)

Allah menggunakan bentuk “fi’il mudhori’” dalam ayat ini yang berarti bahwa mereka akan selalu melakukan perbuatan yang menganiaya diri mereka sendiri.

Sesudah kita menang di Badr, Allah memerintahkan kita untuk:

وَأَعِدُّوا لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ 

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang ... (8: 6)

Sesudah perang Uhud Allah menurunkan ayat ini, yang menjelaskan bahwa mereka akan berinvestasi untuk mengalahkan kaum Muslimin, namun mereka akan selalu menganiaya diri mereka sendiri.

Hal ini digambarkan dalam apa yang dilakukan oleh Fir’aun ketika akan mengalahkan Musa dengan mengundang para tukang sihir dan seluruh masyarakat Mesir. Tapi pada akhirnya tukang sihir beriman pada Musa.

Alasan kabilah lain mengikuti Quraisy dalam Perang Ahzab adalah karena kredibilitasnya. Setelah mereka kalah dalam Perang Ahzab, Quraisy kehilangan kredibilitasnya.

Keruntuhan Quraisy diawali dari Perang Ahzab. Apa yang mereka investasikan terbanyak, itulah yang paling menghancurkan mereka.

فَأَهْلَكَتْهُ ۚ lalu angin itu merusaknya.(3: 117)

Hal ini tidak berarti bahwa secara otomatis Allah akan mengalahkan orang-orang kafir. Kita harus menjadi orang beriman yang layak untuk mendapatkan kemenangan dari Allah SWT.

Sumber: https://www.youtube.com/live/mGenJ6GVfRg?si=-7uUBq7kLVlrEfj6 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas