Lazismu dan MDMC Berhasil Galang Dana untuk Aceh dan Sumatera, Terkumpul Rp 37.000.000

Gambar
  Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) bersama Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) berhasil mengkoordinasikan aksi penggalangan dana kemanusiaan untuk membantu masyarakat terdampak bencana di Aceh dan Sumatera. Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur persyarikatan serta komunitas peduli, sehingga total donasi yang berhasil dihimpun mencapai  Rp 37.000.000 . Penggalangan dana ini didukung oleh berbagai lembaga dan amal usaha Muhammadiyah, yaitu: PCM Kapuas Timur PCM Mandomai Majelis Ibu Riaswati Nasyiatul Aisyiyah TKM Permata Ikatan Pelajar Muhammadiyah SD Muhammadiyah Mambulau Pemuda Muhammadiyah Bidang Amil Zakat, Infak dan Shadaqah SMPS Muhammadiyah Kapuas SDS Muhammadiyah Kapuas Barat Sekretariat PDM SMA Muhammadiyah Pulau Petak Majelis Tarjih dan Tabligh Tapak Suci SMA Muhammadiyah Kapuas Sementara pihak di luar lembaga Muhammadiyah yang turut berkontribusi antara lain  KJSO . Dana yang terkumpul akan disalurkan untuk memenuhi kebutuha...

Bincang-bincang dengan Bapak Dahlan Jambek tentang REDD+

Setelah membaca artikel Mantir Adat Dukung Keberadaan REDD+ yang dimuat di situs Pemda Kapuas, yang membantah pernyataan sebagian mantir adat yang dimuat dalam artikel “Stop the Indonesia-Australia REDD+ project”: Indigenous Peoples’ opposition to the Kalimantan Forests and Climate Partnership, admin meminta bantuan dari Bapak M. Ersah (warga Mantangai) untuk dihubungkan dengan pejabat yang berada di wilayah kerja REDD+ di Mantangai. Beliau memberikan nomor Bapak Dahlan Jambek, Kepala Desa Mantangai Hulu. Setelah dihubungi, admin menanyakan beberapa hal sehubungan dengan pernyataan ketidaksetujuan diatas. Beliau menjelaskan bahwa tidak semua pernyataan yang disampaikan tersebut benar, bahkan menurut informasi yang beliau dapatkan, pernyataan diatas justru tidak sepenuhnya diketahui oleh para demang tersebut. Mengenai warga yang dikatakan tidak memahami mengenai proyek ini, beliau menjelaskan bahwa pertemuan dengan masyarakat diselenggarakan satu bulan sekali. Cuma memang kendalanya adalah bagaimana mencari bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat. Karena masyarakat tidak mengenal istilah pengurangan "emisi karbon" dan istilah-istilah lainnya. Beliau sudah menyarankan kepada pihak KFCP untuk mempermudah bahasa yang digunakan kepada masyarakat. 


Dalam waktu dekat ini di wilayah Desa Mantangai Hulu, sudah mulai diselenggarakan kegiatan penghijauan. Dana yang diperlukan untuk kegiatan tersebut akan dikirimkan langsung kepada penanggung jawab kegiatan. Semoga kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas