MDMC Kapuas Resmi Dibentuk untuk Periode 2025–2030

Sabtu, 2 Agustus 2025 Bertempat di Kompleks Perguruan Muhammadiyah, Jalan Barito, Kuala Kapuas, telah diselenggarakan rapat pembentukan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kapuas untuk periode 2025–2030. Melalui rapat tersebut, susunan kepengurusan MDMC Kapuas ditetapkan sebagai berikut: Ketua: Muhammad Hipni, S.Kep., Ners Wakil Ketua: Much. Busyrol Fuad, S.Psi Sekretaris: Endang Andriyani, S.Pd., M.Pd. Bendahara: Sri Agustina, A.Md. MDMC, atau Muhammadiyah Disaster Management Center , adalah lembaga penanggulangan bencana di bawah naungan organisasi Muhammadiyah. Lembaga ini berfungsi sebagai pusat koordinasi sumber daya Muhammadiyah dalam kegiatan penanggulangan bencana, baik bencana alam maupun non-alam, di seluruh Indonesia. Dengan terbentuknya kepengurusan MDMC Kapuas, diharapkan akan semakin memperkuat kesiapsiagaan dan respon cepat Muhammadiyah terhadap berbagai potensi bencana di wilayah Kabupaten Kapuas dan sekitarnya. Berita dikirim oleh Bapa...

Berkunjung ke STM-GKE Mandomai

Asrama STM-GKE Mandomai
Pada hari Minggu, 1 September 2013, admin berkunjung ke Sekolah Teknik Menengah (STM) Gereja Kristen Evangelis (GKE) Mandomai. Sekolah ini terletak di Desa Saka Mangkahai, Kecamatan Kapuas Barat, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Menurut keterangan yang disampaikan oleh Bapak Sangkalemo N. Singam, mantan kepala sekolah di STM ini, peletakan batu pertama sekolah ini dilakukan pada tahun 1965 dan diresmikan oleh Kepala Kanwil Pendidikan Kalimantan Tengah, Wilson Ngantung pada tahun 1967. Pendirian sekolah ini merupakan bantuan dari Basel Mission.
Ruang praktek kelas 3
Dari penuturan Bapak Sangkalemo, pada mulanya sekolah ini akan dibangun di Desa Barimba, Kecamatan Kapuas Hilir, tapi karena gereja tidak memiliki tanah yang mencukupi, maka dipindahkan ke Mandomai. Seandainya di Mandomai tidak ada tanah juga, maka sekolah ini akan dibangun di Sumatera. Sebelum Indonesia masuk G-20, bantuan dari Swiss untuk sekolah ini adalah 100%. Namun sejak Indonesia masuk G-20 dan dianggap sebagai negara yang sudah berkembang, maka bantuan dari Swiss hanya 25% saja dari biaya operasional sekolah ini.
Aula yang digunakan untuk kegiatan kebaktian
Pada awal masa pemerintahan Bapak Agustin Teras Narang, beliau membantu pembangunan asrama di sekolah ini. Asrama yang sanggup menampung sebanyak 80 orang ini sekarang tidak dihuni. Hal ini terjadi mengingat sebagian besar siswa sekolah ini berasal dari sekitar desa ini, jadi mereka tidak perlu menginap. Ketika admin berbincang dengan salah seorang siswa, kalau ada yang berasal dari luar daerah, maka mereka mengontrak rumah di sekitar sekolah ini.

Saat ini STM-GKE Mandomai masih menerima pesanan pembuatan mebel dari berbagai tempat. Meskipun mereka lambat mengerjakan pesanan tersebut, tapi kualitas kayu dan kualitas pekerjaan dapat mereka jamin memuaskan. Siswa yang lulus dari sekolah ini memang sudah siap untuk bekerja sebagai pembuat mebel yang terampil. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas