Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Safari Subuh Dewan Masjid Indonesia Cabang Kapuas - Masjid Tajuddin

Ustadz Ahmad (tengah) sedang memimpin do'a
Safari Subuh Dewan Masjid Indonesia Cabang Kapuas kali ini (Sabtu, 11 Maret 2017) dilaksanakan di Masjid Tajuddin, Jl. Cilik Riwut, dekat Pasar Sabtu, Kelurahan Selat Hulu, Kecamatan Selat. Kuliah subuh disampaikan oleh Ustadz Ahmad, penyuluh agama di Kecamatan Selat dengan tema "Keutamaan Qur’an". Berikut sedikit catatan tentang kuliah subuh yang beliau sampaikan:

Sangat sedikit hamba Allah yang bersyukur. Seorang sufi bertawaf di Ka’bah. Beliau berdo’a itu-itu saja yang artinya: Ya Allah jadikanlah hamba dari golongan yang sedikit. Kemudian ditanyakan kepadanya mengapa dia berdo’a demikian. Beliau berkata bahwa orang yang bersyukur itu adalah golongan yang sedikit.

Tidak cukup hanya bershalawat dalam mencintai Rasul. Kita harus mengikuti sunnahnya. Contohnya Habsyi sampai malam tapi subuhnya tidak berjama’ah.

Banyak keutamaan orang yang dekat dengan Qur’an. Hadits: sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Qur’an dan mengamalkannya. Hadits lain: orang yang mahir dengan Qur’an, orang ini akan selalu bersama dengan malaikat yang mulia. Orang yang ketika membaca Qur’an terbata-bata masih mendapatkan dua pahala (mau belajar dan bersungguh-sungguh dalam belajar).

Hadits: Barangsiapa yang dirinya disibukkan dengan Qur’an, sampai-sampai dia tidak sempat berdo’a kepada-Ku, akan Aku berikan kepadanya apa yang lebih besar dari orang yang berdo’a.
Ada orang yang bekerja di laboratorium, gajinya besar. Bagaimana dengan orang yang hari-harinya sibuk dengan Qur’an, tentu keutamaannya lebih besar.

Hadits: seandainya Qur’an itu ditulis diatas kulit binatang kemudian kulit itu dilempar ke api, niscaya kulit itu tidak terbakar. Pemahaman pertama: memang Qur’an ditulis di kulit kemudian dilempar ke api, tidak terbakar. Pemahaman kedua: kulit itu adalah kulit manusia, Qur’an yang ditulis adalah Qur’an yang dihapal. Jadi kalau dia hapal Qur’an 30 juz tersebut, maka neraka tidak akan menyentuhnya.

Hadits: Sesungguhnya Allah memiliki keluarga di kalangan manusia. Para sahabat bertanya, siapa mereka. Rasulullah menjawab: orang-orang yang hapal Qur’an. Allah berfirman: Kami yang menurunkan Qur’an dan Kami yang memeliharanya. Kami itu menunjukkan mereka adalah: Allah, Jibril, Nabi Muhammad SAW, para hafidz dan para ulama tafsir.

Para orientalis berupaya untuk mengubah Qur’an dengan jalan menghilangkan satu kata dalam Qur’an. Karena ada keluarga Allah, maka ketahuan. Karena mereka tidak bisa menghilangkan kata. Mereka berusaha untuk merubah makna Qur’an.

Hadits: siapa yang membaca Qur’an kemudian dia hapalkan sampai 30 juz, kemudian dia laksanakan apa yang ada dalam Qur’an, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, dimasukkan ke dalam surga. Dia bisa memberi syafa’at kepada 10 orang keluarganya yang sudah divonis masuk neraka.

Tidak ada yang bisa memberi syafa’at kecuali Nabi, syuhada dan penghapal Qur’an.

Kalau kita tidak bisa menghapalkan Qur’an, cari diantara keluarga kita yang mau menghapalkan Qur’an. 
Kita harus mengajarkan Qur’an kepada diri sendiri, kepada keluarga. Jangan sampai kalau sudah tua tidak bisa baca Qur’an.


Rukun iman ada enam. Diantara hukum iman itu yang dapat kita lihat Cuma satu yaitu iman kepada kitab. Maka rugi sekali kalau sudah beriman pada Qur’an, tapi tidak pernah membaca, tidak mengetahui maknanya. Kalau malu mengaji diluar, datangkan guru ke rumah, sehingga rumah kita penuh dengan cahaya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan