Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...
Tingkatan takdir ada 4 menurut Syaikh Utsaimin
yaitu:
1.Ilmu – Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu yang terjadi baik sesuatu yang tidak ada
permulaannya dan sesuatu yang tidak ada akhirnya.
2.Kitaabah
(penulisan) – Apa yang Allah ketahui itu ditetapkan dalam suatu catatan lengkap
di Lauhul Mahfudz. Sesungguhnya Allah menulis takdir semua makhluk 50.000 tahun
sebelum dia menciptakan langit dan bumi.
3.Semua yang
terjadi di alam ini, tidak terjadi kecuali dengan izin Allah SWT.
4.Amal
perbuatan makhluk adalah diciptakan oleh Allah SWT.
Bantahan bagi orang yang menyalahkan takdir.
Allah menurunkan syariat untuk kemaslahatan
hamba-Nya.
Buah beriman kepada takdir:
Tawakal kepada Allah ketika mengerjakan
sebab.
Kita kenyang karena kita makan. Rasa haus
hilang karena kita minum. Kita sembuh karena berobat.
Tawakal adalah salah satu
bentuk ibadah kepada Allah SWT. La haula wala quwwata illa billah. Tidak ada
kekuatan selain daripada Allah SWT. Persoalan kita adalah karena kita merasa
memiliki. Allah SWT berfirman: berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang
sabar yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah dia mengatakan: Inna
lillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kita milik Allah dan sesungguhnya
kita akan kembali kepada-Nya). Diri kita dari kepala sampai kaki adalah milik
Allah SWT. Tawakal adalah berserah diri kepada Allah SWT.
Budak itu tidak bebas berbuat. Semua yang akan
dia lakukan harus seizin majikannya. Bahkan pikirannya pun harus sejalan dengan
pikiran majikannya. Kita ini adalah “abdun” (hamba) Allah SWT.
Contoh sebab:
Berusaha, untuk mencari rezeki. Rezeki bisa
berbentuk uang dan materi. Kita tidak boleh bersandar pada usaha. Maksudnya,
kalau kita sudah berusaha keras, seoptimal mungkin, tapi belum mendapatkan apa
yang kita inginkan, kita tidak bersedih karena kita sudah berusaha. Usaha itu
adalah sebab. Kalau ada orang yang bersandar pada sebab, takutnya ketika dia
sudah berusaha sedemikian rupa kemudian tidak dapat, dia akan menggerutu. Allah
meminta kita berusaha, bukan hasilnya.
Berobat untuk kesembuhan. Yang menyembuhkan
penyakit bukan obat, bukan dokter, bukan usaha itu sendiri. Meskipun kita sudah
berusaha dan tidak sembuh, semuanya bernilai di sisi Allah SWT.
Perjuangan untuk meraih kemenangan. Perjuangan
untuk mendapatkan kebenaran. Katakanlah kebenaran telah datang, kebatilan pasti
tumbang. Sesungguhnya kebatilan pasti akan tumbang. Kebatilan tidak akan
tumbang begitu saja. Perjuangan adalah usaha.Bila Allah belum memberikan kemenangan maka perjuangan itu tidak akan
sia-sia, tetap bernilai disisi Allah SWT.
Rajin belajar untuk mendapatkan ilmu.
Kemampuan menyerap ilmu satu orang dengan orang yang lain berbeda-beda. Ada
santri yang rajin belajar tapi tidak bisa-bisa. Ada yang tidak rajin belajar,
tapi cepat menangkap pelajaran. Kita belajar menghapalkan pelajaran, disamping
kita ada teman yang dikaruniai menghapal dengan mendengar. Kita yang
susah-sudah mendengar belum tentu hapal. Dalam bahasa tarbiyah adalah malakah
tarbiyah atau kemampuan belajar.
Termasuk do’a. Do’a itu adalah salah satu
sebab. Apakah semua do’a yang kita panjatkan akan langsung Allah kabulkan?
Tidak.
Ada tiga kemungkinan dari do’a:
Pertama. Allah SWT akan memberikan apa yang
kita inginkan.
Kedua. Allah tidak memberikan apa yang kita
minta, tapi memberi apa yang lebih baik.
Ketiga, Allah tidak kabulkan apa yang kita
minta, tidak diganti, tapi disimpan untuk diakhirat.
Allah tidak menuntut hasil, tapi usaha.
Teruslah berdo’a karena do’a akan bermanfaat disisi Allah SWT.
Buah dari tawakal yang kedua adalah agar orang
tidak mengagumi dirnya.
Mengagumi diri sendiri akan menghasilkan sikap
takabur. Takabur adalah sifat Iblis. Iblis itu suka menentang dan sombong.
Bila apa yang kita usahakan tercapai, biasanya
kita takabur. Contoh manusia sombong adalah Qarun. Ketika ditanya darimana dia
mendapatkan harta yang begitu banyak? Dia menjawab: Harta yang banyak itu aku
dapatkan karena ilmu yang aku miliki (jerih payahku, tetes keringatku). Ini
sikap sombong.
Bandingkan dengan Nabi Sulaiman yang Allah
berikan kekayaan yang lebih banyak dari Qarun. Allah limpahkan juga kepadanya
kekuasaan yang rakyatnya bukan saja manusia, tapi juga jin dan binatang. Beliau
mengatakan bahwa ini adalah karunia Tuhanku. Beda dengan ucapan Qarun.
Dalam Surat Al-Alaq, Allah berfirman:
Sesungguhnya manusia itu bersikap menjadi seorang diktator (tiran), berlaku
sewenang-wenang ketika dia merasa mampu. Orang yang sombong merasa mampu.
Kekuasaan kita dibatasi oleh banyak hal, diantaranya waktu. Paling lama seumur
hidup.
Berikut ini adalah terjemahan dari halaman di Astronesian Basic Vocabulary Database . Nampaknya masih perlu ada koreksi untuk bahasa Dayak-nya sendiri, begitu juga dengan terjemahannya. Untuk penerjemahan menggunakan Google Translate . Koreksi bahasa dibantu oleh Dra. Hernawaty, M.Kes. Untuk koreksi dari halaman ini dapat diberikan pada komentar. Upaya penerjemahan Kamus Bahasa Dayak - Jerman sedang berlangsung, dapat dipantau pada: Kamus Dayak Ngaju - Indonesia .
Kata benda dengan awalan Jalah toh bujur. - Huma te korik. - Lewu toh hai tuntang bahalap. - Ie oloh korik. (tingkat rendah). - Danum jetoh papa. - Oloh te bujur. - Kabon korik te bahalap. - Huma toh dia hai. - Andau toh andau hai. Kalimat sederhana yang dibentuk dari kata sehari-hari Ingat: Kalimat biasanya dimulai dengan subyek , diikuti dengan predikat dan obyek . Diawal kalimat anda juga meletakkan kata yang harus ditekankan. Kemurnia suku juga penting. Tensesnya dibentuk oleh "aton", nya; "jari", sudah; "kareh," masa depan, akan, dan "akan," akan, harus, semuanya mendahului kata kerja. Seringkali tense hanya hasil dari konteks. omba, pergi bersama-sama awi , lakukan, lakukanlah dumah , datang buli , kembali ke nahuang, handak, maku, ingin imbit , itu akan dibawa gau , mencari harati , memahami Aku omba keton. Aku ikut denganmu. Omba aku , pergi dengan saya Awi te ! Lakukan itu Imbit danum ! Bawa air Bu...
Oleh: Nouman Ali Khan Dalam agama kita ada tanggung jawab kita kepada Allah dan ada tanggung jawab kepada orang-orang disekitar kita. Hubungan kita dengan Allah sangat sederhana. Itulah sebabnya kalau kita bersalah, maka do'a pertama di dunia adalah: Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S. Al A'raaf, 7: 23) Allah tidak pernah berbuat zalim kepada manusia, sebagaimana firman-Nya: Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (Q.S. Yunus, 10: 44) Bila kita memperbaiki masalah tanggung jawab kita dengan Allah SWT maka tanggung jawab kita kepada manusia juga akan terselesaikan. Jika kita baik pada Allah, tapi tidak baik kepada orang tua, sebenarnya kita tidak baik kepada Allah. Membicarakan masalah tanggung...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!