Shalat = cahaya - Hadits ke-23 - Arba'in Nawawi oleh Ustadz Suriani Jiddy, Lc
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Shalat adalah
cahaya atau shalat itu sebagai cahaya
Jawaami’ul kalim –
perkataan yang ringkas tapi maknanya dalam. Ini adalah mu’jizat yang diberikan
Allah berikan secara khusus, yang tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelum beliau.
Fungsi cahaya:
- Membedakan antara manfaat dan bahaya. Tanpa cahaya, kita tidak tahu apakah benda dihadapan kita berbahaya atau tidak.
- Penerang jalan. Kalau kita menuju tujuan, tapi jalannya gelap, tentu kita tidak akan sampai.
- Menerangi tempat. Sangat tidak enak berada di tempat yang gelap. Satu-satunya tempat dimana kita nyaman dengan kegelapan adalah saat tidur.
Shalat
- Mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Orang yang senantiasa mendirikan shalat senantiasa memiliki sifat furqon – kemampuan untuk membedakan yang benar dan salah. Mana yang bermanfaat dan bahaya. Orang yang tidak shalat, tidak punya sifat furqon. Orang kafir tidak membedakan yang halal atau haram. Khamr yang buruk untuk kesehatan dikonsumsi oleh orang kafir.
- Kita sedang menuju pintu kubur / kematian. Kita sedang antri menunggu jadwal kematian. Kita menuju negeri akhirat (surga). Kalau kita berada di tempat yang gelap, maka tidak akan sampai ke tujuan. Di dunia pun, kita mencari kebahagiaan. Kita tidak akan hidup bahagia tanpa agama. Kita tidak akan bahagia tanpa Islam. Umar bin Khattab – kita ini adalah umat yang dimuliakan Allah dengan Islam, maka ketika kita berusaha mencari kemuliaan diluar Islam, maka kita tidak akan dapatkan.
- Shalat sebagai cahaya di dunia dan akhirat. Dalam kubur, nikmatnya hanya dirasakan oleh orang-orang saleh. Ketika kita membawa amal saleh, maka kubur kita akan terang.
Shalat = Cahaya
Cahaya itu apa
saja:
- Allah – Allah adalah cahaya langit dan bumi. Ketika Mi’raj, Rasulullah melihat Allah sebagai cahaya.
- Rasulullah. Bait qasidah (syair) – anta syamsun anta nuurun (engkau adalah matahari, engkau adalah cahaya)
- Qur’an
- Sunnah Nabi
- Islam
- Kebenaran
- Ilmu
Imam Syafi’i
pernah mengadu kepada waqi’ – mengadukan susah menghapal. Nasehat gurunya:
meninggalkan maksiat. Dia sampaikan kepadaku bahwa ilmu itu adalah cahaya. Cahaya
Allah tidak akan didapatkan oleh orang yang berbuat maksiat.
Bila terjerumus
pada maksiat maka segeralah bertaubat.
Ungkapan “shalat
itu cahaya” sama dengan “haji itu adalah Arafah”. Dalam kondisi apapun, orang
secara fisik hadir di Arafah, baik sedang sakit, haid. Sama juga dengan
ungkapan “agama adalah nasehat”.
Sayid Sabiq –
tidak ada satu ibadah pun dalam Islam yang kedudukannya melebihi shalat.
Kedudukan Shalat
Ada fenomena di
tengah masyarakat yang menganggap bahwa
shalat itu bukan sesuatu yang istimewa. Itu sudah Allah isyaratkan sejak
turunnya Qur’an.
19: 59 – generasi
pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu
Ada hubungan
antara orang yang meninggalkan shalat cenderung memperturutkan hawa nafsu.
Orang
yang tidak shalat suka berbuat keji dan mungkar.
Menyia-nyiakan
shalat
- Menganggap sia-sia (tidak ada manfaatnya)
- Meninggalkan, meremehkan
Bentuk
menyia-nyiakan shalat
- Menganggap shalat tidak wajib. Salah satu kriteria aliran sesat dari MUI – meyakini tidak wajibnya shalat. Orang yang mengaku dirinya bersatu dengan Tuhan tidak mau shalat.
- Penganut pluralisme agama. Ketika dia mengatakan bahwa semua agama benar, maka baginya shalat adalah sia-sia. Ulama NU bilang bahwa orang yang pluralisme adalah maling aqidah. Buya Yahya menyebut “kaum sifilis” sebagai munafik.
- Orang yang malas mengerjakannya. Bisa karena kekuasaan, jabatan, harta, bisnis.
Dari Rasulullah
SAW ketika dia menyebutkan pentingnya shalat dan dia menyebutkan: Barang siapa
memeliharanya, maka dia mendapatkan cahaya, bukti nyata, keselamatan. Dan orang
yang menyia-nyiakannya dia tidak akan mendapatkan cahaya, bukti nyata dan keselamatan.
Dan nanti pada hari kiamat, orang yang menyia-nyiakan shalat dikumpulkan
bersama Qarun, Haman, Fir’aun, Ubai bin Khalaf.
Qarun adalah
orang yang sangat kaya. Termasuk keluarga Nabi Musa.
Haman – salah seorang
pejabat penting dalam kerajaan Fir’aun.
Fir’aun – tidak ada
orang yang mau disebut sebagai Fir’aun. Jadi icon kezalliman, kediktatoran.
Ubai bin Khalaf –
tokoh penting dalam suku Quraisy. Orang yang sangat memusuhi Nabi, pebisnis.
Orang bisa meninggalkan
shalat karena disibukkan oleh harta. Hartanya terlalu banyak. Ada orang yang
tidak tahu jumlah perusahaannya karena sangat banyak. Dia nanti akan
dikumpulkan bersama Qarun.
Orang yang
meninggalkan shalat karena jabatan maka akan dikumpulkan bersama dengan Haman.
Orang yang
disibukkan oleh kekuasaan untuk shalat maka akan dikumpulkan dengan Fir’aun.
Orang yang
disibukkan mengurus bisnis sehingga lupa shalat, maka akan dikumpulkan dengan
Ubai bin Khalaf.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan populer dari blog ini
Kamus Dayak Ngaju - Indonesia
Berikut ini adalah terjemahan dari halaman di Astronesian Basic Vocabulary Database . Nampaknya masih perlu ada koreksi untuk bahasa Dayak-nya sendiri, begitu juga dengan terjemahannya. Untuk penerjemahan menggunakan Google Translate . Koreksi bahasa dibantu oleh Dra. Hernawaty, M.Kes. Untuk koreksi dari halaman ini dapat diberikan pada komentar. Upaya penerjemahan Kamus Bahasa Dayak - Jerman sedang berlangsung, dapat dipantau pada: Kamus Dayak Ngaju - Indonesia .
Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)
Kata benda dengan awalan Jalah toh bujur. - Huma te korik. - Lewu toh hai tuntang bahalap. - Ie oloh korik. (tingkat rendah). - Danum jetoh papa. - Oloh te bujur. - Kabon korik te bahalap. - Huma toh dia hai. - Andau toh andau hai. Kalimat sederhana yang dibentuk dari kata sehari-hari Ingat: Kalimat biasanya dimulai dengan subyek , diikuti dengan predikat dan obyek . Diawal kalimat anda juga meletakkan kata yang harus ditekankan. Kemurnia suku juga penting. Tensesnya dibentuk oleh "aton", nya; "jari", sudah; "kareh," masa depan, akan, dan "akan," akan, harus, semuanya mendahului kata kerja. Seringkali tense hanya hasil dari konteks. omba, pergi bersama-sama awi , lakukan, lakukanlah dumah , datang buli , kembali ke nahuang, handak, maku, ingin imbit , itu akan dibawa gau , mencari harati , memahami Aku omba keton. Aku ikut denganmu. Omba aku , pergi dengan saya Awi te ! Lakukan itu Imbit danum ! Bawa air Bu...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!