Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Ketua MTDK PP Muhammadiyah : Mari berdayakan anak yatim

Bapak Drs. Sukriyanto AR, Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Pengurus Pusat Muhammadiyah, dalam sambutannya pada Penutupan Musyawarah Wilayah ke-7 Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Kalimantan Tengah pada hari Minggu, 17 Oktober 2010 bertempat di Gedung Kesenian Gandang Garantung, menyampaikan bahwa bila pada abad pertama yang lalu K.H. Ahmad Dahlan mencanangkan gerakan Al-Ma'un dengan menyantuni anak yatim, maka pada abad kedua ini kita harus memberdayakan anak yatim, sehingga mereka bisa mandiri.

Kalau saat ini Muhammadiyah di Kalimantan Tengah baru bisa membantu pemerintah dari aspek pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai perguruan tinggi (PT), maka pada abad yang kedua ini diharapkan Muhammadiyah bisa membantu pemerintah dalam memberikan lapangan kerja kepada masyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan