Indonesia khususnya di 17
propinsi (termasuk Kalimantan Tengah) pada tangal 18 Oktober – 18 Nopember 2011
akan melaksanakan KAMPANYE IMUNISASI TAMBAHAN CAMPAK DAN POLIO tahap ke III.
Sasaran imunisasi ini adalah :
- Campak : seluruh bayi balita usia 9 – 59 bulan
- Polio : seluruh bayi balita usia 0-59 bulan
TANPA memandang status
imunisasi sebelumnya. Artinya meski anak sudah pernah diimunisasi sebelumnya,
maka kali ini diimunisasi lagi.
 |
Penderita Campak |
Imunisasi tambahan ini diberikan untuk memberikan perlindungan lebih
kepada anak-anak kita, khususnya terhadap penyakit Campak dan Polio. Campak sangat
menular dan menyebabkan komplikasi kebutaan, radang paru, radang otak, hingga
gizi buruk dan kematian. Polio menyebabkan kelumpuhan selamanya, bahkan
kematian jika menyerang otot pernapasan.
Diharapkan melalui Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan Polio ini, tercapai
95% anak-anak diimunisasi ,agar perlindungan kekebalan akan tercapai. Dikenal
istilah Herd Imunity, yakni kekebalan yang ada di suatu masyarakat
terhadap penyakit tertentu tercapai bila jumlah anak yang diimunisasi mencapai
target tertentu. Karenanya, semakin banyak anak yang diimunisasi, semakin
tercapai kekebalan di masyarakat, yang artinya penyebaran penyakit tidak akan
terjadi di sana.
 |
Penderita Polio |
Masih ingatkah kita pada kasus
KLB polio yang diawali di Cidahu Jawa Barat tahun 2005 yang lalu? Dalam waktu
singkat Polio pada waktu itu menyebar ke berbagai propinsi hingga ratusan anak
terkena dan ada juga yang meninggal dunia. Ternyata pada waktu itu, anak yang
pertama kali terkena Polio di dusun Cidahu BELUM PERNAH diimunisasi polio,
demikian juga dengan kebanyakan anak-2 di dusun tersebut. Nah, ketika ada virus
Polio datang, anak-2 tersebut terkena karena belum memiliki kekebalan terhadap
Polio. Hal ini sangat disayangkan, karena sampai sekarang Polio tidak dapat
disembuhkan, namun dapat dicegah hanya dengan tetesan vaksin Polio.
Kadang masih ditemui orang tua yang enggan mengimunisasikan anaknya dengan berbagai macam alasan. Ditambah lagi
dengan pernyataan bahwa anak-anaknya toh tetap sehat meski tidak pernah
diimunisasi. Sebetulnya anak yang tidak diimunisasi tersebut secara tidak
langsung mendapat manfaat dari anak-anak
lain di sekitarnya yang diimunisasi. Penyakit tidak menyebar luas di suatu
daerah, karena mayoritas anak-anaknya diimunisasi, sehingga anak dari orang tua
yang menolak diimunisasi pun akhirnya mendapat manfaat positif. Kebalikannya,
jika mayoritas anak-anak di suatu daerah tidak diimunisasi, maka Penyakit yang
Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) - misalnya Campak dan Polio- di daerah tersebut akan menyebar cepat dan
meluas. Akankah kita mengulangi lagi kasus wabah Polio seperti di desa Cidahu,
hanya karena enggan mengimunisasikan anak kita???
Bagaimana dengan efek samping demam? Demam setelah diimunisasi menunjukkan bahwa vaksin
sedang bekerja. Jadi tidak perlu khawatir, karena dapat diatasi dengan
paracetamol, kompres, banyak minum. Manfaat yang diperoleh dari imunisasi jauh
lebih besar dari kekhawatiran demam akibat reaksi imunisasi.
Jika anak kita
sudah diimunisasi dan suatu saat terkena virus Campak dan Polio, maka sakitnya tidak parah,
hanya ringan saja. Berbeda dengan anak yang tidak pernah diimunisasi, maka
sakitnya akan berat dan fatal.
Jadi, marilah kita bawa anak-anak kita untuk datang ke pos pelayanan
imunisasi (puskesmas, pustu, poskesdes, posyandu, dll) pada tanggal 18 Oktober
– 18 Nopember untuk mendapat imunisasi tambahan Campak dan Polio. Vaksin ini
aman dan telah diberikan ke berjuta-juta anak di seluruh dunia. Meski sudah
pernah mendapat vaksin Campak dan Polio, dengan diimunisasi lagi, maka
kekebalan akan lebih baik lagi.
Kesehatan anak-anak adalah tanggung jawab kita bersama, bukan hanya
tanggung jawab institusi kesehatan saja.Karena itu, kepada seluruh tokoh
masyarakat, tokoh agama, ibu-ibu PKK, kader posyandu, marilah kita seru
masyarakat untuk membawa anak-2 kita ke
pos imunisasi terdekat.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!