 |
Petugas kesehatan memberikan imunisasi |
Pada Selasa
18 Oktober 2011 siang hari salah satu posyandu di wilayah Puskesmas Melati (posyandu
Delima) dan posyandu Puskesmas Selat dikunjungi oleh dr. Naser dari WHO untuk
mengevaluasi persiapan dan pelaksanaan Kampanye Imunisasi Tambahan Campak dan
Polio. Aspek yang dievaluasi adalah persiapan, pelaksanaan dan rencana evaluasi
hasil kampanye, yang keseluruhannya mengacu pada panduan pelaksanaan kampanye
imunisasi tambahan di lapangan. Secara umum dinilai oleh beliau bahwa persiapan
kampanye imunisasi tambahan di Kabupaten Kapuas ini cukup baik.
 |
dr. Naser (WHO) bersama kader posyandu, petugas dari Puskesmas Melati dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kapuas |
Beliau
menyatakan bahwa kampanye imunisasi tambahan ini adalah pekerjaan besar yang
dilaksanakan tiap 5 tahun sekali, yang diharapkan dapat mencapai 95% cakupan
imunisasi. Tentu perkerjaan besar ini tidak akan berhasil tanpa dukungan lintas
sector dan masyarakat. Karenanya penggerakan dan partisipasi masyarakat
termasuk kunci kesuksesan pelaksanaan kampanye ini.
Beliau juga
mengingatkan bahwa ini adalah kegiatan kampanye, dan bukan imunisasi rutin.
Karena itu pada saat kampanye focus hanya untuk pemberian vaksin Campak dan
Polio. Jika ada anak usia 9 tahun yang belum pernah datang untuk imunisasi sama
sekali, lalu datang saat kampanye ini, berikan Campak dan Polio. Selanjutnya 1
bulan mendatang beri imunisasi Campak dan polio rutin. Seperti informasi yang
didapat dari Kementerian Kesehatan, bahwa pemberian beberapa dosis Campak dan
Polio adalah aman, bahkan justru dapat meningkatkan kekebalan.
 |
Kader turut berperan dalam Kampanye Imunsiasi Tambahan Campak Polio |
Selain itu,
diakui pula oleh puskesmas bahwa partisipasi masyarakat masih merupakan
tantangan puskesmas pada umumnya. Salah satu contohnya adalah dalam hal
pendataan nama seluruh sasaran yang ada di wilayah puskesmas. Seperti pendataan
menjelang pemilu/pilkada, diharapkan daftar nama ini ada sebelum pelaksanaan
kampanye imunisasi. Sehingga pada saat hari H, akan mudah bagi petugas dan
kader untuk mengecek siapa saja anak yang datang untuk imunisasi, dan siapa
yang tidak datang. Dengan demikian selanjutnya dapat dilakukan sweeping yang
tepat sasaran jika cakupan tidak memenuhi. Dengan cara ini upaya untuk mencapai
cakupan 95% imunisasi dilakukan secara sistematis.
Kendala di
lapangan terutama untuk puskesmas kota yang padat penduduknya, yakni penyebaran
posyandu tidak merata. Demikian juga dengan jumlah kader posyandunya, terkadang
hanya 1,2 atau 3 orang dalam 1 posyandu. Sehingga untuk melakukan pendataan
lengkap sasaran bayi balita tentu memerlukan keterlibatan masyarakat, tidak
hanya kader posyandu. Ini memerlukan dana dan waktu cukup sebelum hari H pelaksanaan.
Semoga ke
depan persiapan pelaksanaan kampanye imunisasi yang berjalan tiap 5 tahun
sekali dapat dilakukan lebih baik.
Penulis: dr. Tri Setyautami, MPHM
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!