Kacang Dede: Oleh-Oleh Lezat dari Kapuas

Gambar
  Penulisan artikel ini dibantu oleh ChatGPT Saat saya mengunjungi Pameran Koperasi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang diselenggarakan di Lapangan Bukit Ngalangkang dalam rangka Ulang Tahun Koperasi ke-77 dan Pertemuan Raya II Kaum Bapak Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Tahun 2024 se-Indonesia di Kuala Kapuas pada hari Kamis, 25 Juli 2024, saya mengunjungi beberapa stand yang ada di sana. Salah satu yang menjadi favorit adalah kacang di atas. Kacang Dede, produk lokal dari Kapuas, menarik perhatian saya dengan kemasannya yang sederhana namun menarik. Kacang ini diproduksi oleh UMKM setempat dan merupakan salah satu oleh-oleh khas Kapuas yang sangat populer. Kacang ini tidak hanya lezat tetapi juga diproduksi dengan standar kualitas yang tinggi, terbukti dengan adanya sertifikasi P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) dengan nomor 216203010098-28. Kacang Dede ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, cocok dinikmati sebagai camilan sehari-hari atau sebagai pendamping

Peran Masyarakat Dalam Penanggulangan TBC - World TB Day 2012

Suasana penyuluhan Tuberkulosis di Gedung Lawang Kameloh
Pada hari Kamis, 15 Maret 2012 yang lalu, di Gedung Wanita Lawang Kameloh diselenggarakan kegiatan Penyuluhan Tuberkulosis (TBC) bagi masyarakat umum dan kader posyandu. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Tim Penggerak PKK, HUT Kota Kuala Kapuas dan sekaligus menyambut World TB Day yang jatuh pada hari ini, 24 Maret 2012.

Dalam penyuluhan ini disampaikan bahwa peran dari masyarakat dan kader adalah mengenali tanda-tanda penyakit Tuberkulosis yang sederhana yaitu adanya batuk berdahak lebih dari tiga minggu disamping gejala-gejala lain seperti demam, berkeringat malam, sesak napas, batuk darah, tidak nafsu makan dan berat badan menurun. Kemudian bila dalam suatu keluarga ada yang menderita TBC maka anggota keluarga lain juga harus diperiksa apakah memiliki tanda-tanda diatas. Bila ada maka harus segera dirujuk ke sarana kesehatan setempat.

Penyuluhan yang dihadiri oleh 150 orang ibu-ibu ini mendapat tanggapan yang cukup baik dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta seputar masalah penyakit ini. Ternyata masih ada stigma dalam masyarakat bahwa penyakit ini bisa diturunkan dari orang tua. Padahal penyakit ini tidak ada hubungannya dengan keturunan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan