Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Wudhu’ dan Hadir Hati Dalam Shalat



Oleh: Guru Abdul Hamid, S.Ag


Disampaikan oleh Imam Al-Haddad, ada shalat yang mana dalam shalat itu ada bentuk zhahir dan hakikat batin. Kita disuruh memperhatikan zhahir kita dan juga batin kita. Dua-duanya diperhatikan. Dalam shalat itu tidak hanya gerakan kita yang baik, tapi batin kita kemana-mana. Bila dia memperhatikan kekhusyu’annya, tapi dia tidak sempurna yang zhahirnya maka tidak betul juga shalatnya.


Yang diperhatikan lagi adalah kesucian. Berhati-hati dalam sucinya badan, pakaian dan tempatnya juga. Nabi mengatakan dalam sabda beliau, suci itu adalah kuncinya shalat. Suci itu bisa berarti pada anggota tubuhnya, pakaiannya dan tempat yang digunakan untuk shalat. 


Kesucian itu sebagian daripada iman. Sedangkan orang yang menyempurnakan wudhu’ lalu dia menigakalikan tanpa was-was dan tidak berlebihan. Allah tidak suka dengan orang-orang yang berlebihan. Orang yang ragu-ragu dalam masalah bersuci dan shalat, hal itu terjadi karena perbuatan setan karena sedikit ilmunya dan akalnya lemah. Orang-orang terdahulu berkata bahwa was-was itu karena dia tidak tahu dengan sunnah atau akalnya kacau. Dan menurut pendapat ulama salaf, bersuci itu adalah mazhab yang terpuji pada segala macamnya. Orang dahulu sangat suka bersuci, ikutilah dan itulah teladan yang baik. Orang salaf selalu memperbaharui wudhu’. Dan mereka selalu melazimi dalam kondisi berwudhu’. Dalam satu riwayat dikatakan bahwa orang yang meninggal dunia dalam keadaan berwudhu’ bisa lepas dari siksa kubur. Orang yang berwudhu’ itu dicintai dan sangat banyak manfaatnya. 


Allah SWT pernah mengatakan kepada Nabi Musa: Wahai Nabi Musa jika engkau ditimpa musibah dan engkau tidak bersuci maka jangan cela diri kamu, coba engkau bersuci.


Hadits: orang yang berwudhu lalu dia membaguskan wudhu’nya maka orang yang berwudhu’ tadi keluar kesalahan-kesalahannya dari anggota wudhu’nya. Ketika dia hendak masuk shalat, dia bersih dari dosa. 
Alawi al Malaki – beliau setiap batal lalu berwudhu’ kemudian shalat wudhu’, demikian seterusnya. Ini yang diamalkan oleh Bilal bin Rabbah. Beliau termasuk orang yang diberikan kabar gembira dengan surga. Bilal mengatakan bahwa kalau beliau selesai berwudhu’ maka akan mengerjakan shalat dua raka’at. 


Orang dianjurkan untuk memperhatikan dalam shalat adalah mengerjakannya bersegera diawal waktu. Itu menunjukkan kecintaannya kepada Allah. Dan dia mencari keridhoan Allah SWT. Awal waktu itu adalah keridho’an Allah. Akhir waktu itu mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Dan orang yang shalat itu dia tidak keluar waktu dan dia mengerjakannya diawal waktu. Shalat diawal waktu lebih baik dari dunia dan seisinya. 


Sangat jelek sekali orang beriman masuk waktu shalat dia sibuk dengan urusan dunia. Dan orang itu makrifah dengan Allah-nya sedikit dan dia termasuk lemah ke akhirat. 


Larangan mengakhirkan shalat. Tidak boleh sengaja melaksanakan shalat diluar waktunya. Azan dan iqamah adalah syi’ar. Dengan adzan dan iqamah itu mengusir shalat. Kalau dipanggil shalat maka setan kabur. 
Hal yang perlu diperhatikan dalam shalat adalah menjaga konsentrasi kita. Menghadirkan hati serta merenungi bacaan kita. Dia merasa patuh, tawadhu dalam ruku’ dan sujud. Dan penuh hatinya dengan mengagungkan Allah. Menjauhkan pikiran dan lintasan-lintasan duniawiyah. Dan berpaling dari bisikan nafsu. Orang yang shalat dalam keadaan lalai, tidak khusyu’ dan tidak hadir hatinya, tidak bermanfaat. 


Hasan Basri: setiap shalat yang dilakukan tidak hadir hati disana, orang itu tidak dapat pahala tapi hukuman datang dengan cepat. 


Hadits: tidak ada seorang hamba yang mendapatkan apa-apa dalam shalatnya kecuali apa yang dia ingat. Bahwasanya orang yang shalat itu terkadang tidak didapatkan darinya 1/6 , 1/10-nya, yang dicatat itu adalah ingat dan kekhusyu’annya. Bisa banyak bisa sedikit. Orang yang hadir hatinya dicatat semua. Renungkan apa yang engkau baca dari firman Allah dalam shalat. Jangan tergesa-gesa. Sesungguhnya tidak ada orang yang terburu-buru itu melainkan dia tidak konsentrasi. 


Amalkan qabliyah dan ba’diyah untuk menghapus kesalahan kita. Kebaikan akan menghapus kesalahan kita. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan