Navigating Integrity Zone Development: A Hospital's Journey

Gambar
 This storyboard chronicles the efforts of a medical services head tasked with understanding and implementing an integrity zone at RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Hospital. Over one evening, they delve into the self-assessment form required for the integrity zone's development, consulting ChatGPT for clarification on complex issues and drafting essential documents. By morning, they are ready to lead a staff assembly, outlining the steps necessary to foster a culture of integrity within the hospital. On April 17, 2024, the director of RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo assigned the head of medical services to attend a socialization meeting for the integrity zone development. Searching for foundational documents for the integrity zone at night, finding the self-assessment form. Exploring the self-assessment questions, using ChatGPT to understand the complicated parts. Asking ChatGPT for advice on: Team Decree (SK Tim Kerja), Work Plan (Rencana Kerja), Change Agents (Agen Perubahan),

Wudhu’ dan Hadir Hati Dalam Shalat



Oleh: Guru Abdul Hamid, S.Ag


Disampaikan oleh Imam Al-Haddad, ada shalat yang mana dalam shalat itu ada bentuk zhahir dan hakikat batin. Kita disuruh memperhatikan zhahir kita dan juga batin kita. Dua-duanya diperhatikan. Dalam shalat itu tidak hanya gerakan kita yang baik, tapi batin kita kemana-mana. Bila dia memperhatikan kekhusyu’annya, tapi dia tidak sempurna yang zhahirnya maka tidak betul juga shalatnya.


Yang diperhatikan lagi adalah kesucian. Berhati-hati dalam sucinya badan, pakaian dan tempatnya juga. Nabi mengatakan dalam sabda beliau, suci itu adalah kuncinya shalat. Suci itu bisa berarti pada anggota tubuhnya, pakaiannya dan tempat yang digunakan untuk shalat. 


Kesucian itu sebagian daripada iman. Sedangkan orang yang menyempurnakan wudhu’ lalu dia menigakalikan tanpa was-was dan tidak berlebihan. Allah tidak suka dengan orang-orang yang berlebihan. Orang yang ragu-ragu dalam masalah bersuci dan shalat, hal itu terjadi karena perbuatan setan karena sedikit ilmunya dan akalnya lemah. Orang-orang terdahulu berkata bahwa was-was itu karena dia tidak tahu dengan sunnah atau akalnya kacau. Dan menurut pendapat ulama salaf, bersuci itu adalah mazhab yang terpuji pada segala macamnya. Orang dahulu sangat suka bersuci, ikutilah dan itulah teladan yang baik. Orang salaf selalu memperbaharui wudhu’. Dan mereka selalu melazimi dalam kondisi berwudhu’. Dalam satu riwayat dikatakan bahwa orang yang meninggal dunia dalam keadaan berwudhu’ bisa lepas dari siksa kubur. Orang yang berwudhu’ itu dicintai dan sangat banyak manfaatnya. 


Allah SWT pernah mengatakan kepada Nabi Musa: Wahai Nabi Musa jika engkau ditimpa musibah dan engkau tidak bersuci maka jangan cela diri kamu, coba engkau bersuci.


Hadits: orang yang berwudhu lalu dia membaguskan wudhu’nya maka orang yang berwudhu’ tadi keluar kesalahan-kesalahannya dari anggota wudhu’nya. Ketika dia hendak masuk shalat, dia bersih dari dosa. 
Alawi al Malaki – beliau setiap batal lalu berwudhu’ kemudian shalat wudhu’, demikian seterusnya. Ini yang diamalkan oleh Bilal bin Rabbah. Beliau termasuk orang yang diberikan kabar gembira dengan surga. Bilal mengatakan bahwa kalau beliau selesai berwudhu’ maka akan mengerjakan shalat dua raka’at. 


Orang dianjurkan untuk memperhatikan dalam shalat adalah mengerjakannya bersegera diawal waktu. Itu menunjukkan kecintaannya kepada Allah. Dan dia mencari keridhoan Allah SWT. Awal waktu itu adalah keridho’an Allah. Akhir waktu itu mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Dan orang yang shalat itu dia tidak keluar waktu dan dia mengerjakannya diawal waktu. Shalat diawal waktu lebih baik dari dunia dan seisinya. 


Sangat jelek sekali orang beriman masuk waktu shalat dia sibuk dengan urusan dunia. Dan orang itu makrifah dengan Allah-nya sedikit dan dia termasuk lemah ke akhirat. 


Larangan mengakhirkan shalat. Tidak boleh sengaja melaksanakan shalat diluar waktunya. Azan dan iqamah adalah syi’ar. Dengan adzan dan iqamah itu mengusir shalat. Kalau dipanggil shalat maka setan kabur. 
Hal yang perlu diperhatikan dalam shalat adalah menjaga konsentrasi kita. Menghadirkan hati serta merenungi bacaan kita. Dia merasa patuh, tawadhu dalam ruku’ dan sujud. Dan penuh hatinya dengan mengagungkan Allah. Menjauhkan pikiran dan lintasan-lintasan duniawiyah. Dan berpaling dari bisikan nafsu. Orang yang shalat dalam keadaan lalai, tidak khusyu’ dan tidak hadir hatinya, tidak bermanfaat. 


Hasan Basri: setiap shalat yang dilakukan tidak hadir hati disana, orang itu tidak dapat pahala tapi hukuman datang dengan cepat. 


Hadits: tidak ada seorang hamba yang mendapatkan apa-apa dalam shalatnya kecuali apa yang dia ingat. Bahwasanya orang yang shalat itu terkadang tidak didapatkan darinya 1/6 , 1/10-nya, yang dicatat itu adalah ingat dan kekhusyu’annya. Bisa banyak bisa sedikit. Orang yang hadir hatinya dicatat semua. Renungkan apa yang engkau baca dari firman Allah dalam shalat. Jangan tergesa-gesa. Sesungguhnya tidak ada orang yang terburu-buru itu melainkan dia tidak konsentrasi. 


Amalkan qabliyah dan ba’diyah untuk menghapus kesalahan kita. Kebaikan akan menghapus kesalahan kita. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan