Kacang Dede: Oleh-Oleh Lezat dari Kapuas

Gambar
  Penulisan artikel ini dibantu oleh ChatGPT Saat saya mengunjungi Pameran Koperasi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang diselenggarakan di Lapangan Bukit Ngalangkang dalam rangka Ulang Tahun Koperasi ke-77 dan Pertemuan Raya II Kaum Bapak Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Tahun 2024 se-Indonesia di Kuala Kapuas pada hari Kamis, 25 Juli 2024, saya mengunjungi beberapa stand yang ada di sana. Salah satu yang menjadi favorit adalah kacang di atas. Kacang Dede, produk lokal dari Kapuas, menarik perhatian saya dengan kemasannya yang sederhana namun menarik. Kacang ini diproduksi oleh UMKM setempat dan merupakan salah satu oleh-oleh khas Kapuas yang sangat populer. Kacang ini tidak hanya lezat tetapi juga diproduksi dengan standar kualitas yang tinggi, terbukti dengan adanya sertifikasi P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) dengan nomor 216203010098-28. Kacang Dede ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, cocok dinikmati sebagai camilan sehari-hari atau sebagai pendamping

Kegiatan Monev Tuberkulosis Difasilitasi Motivator Nasional

Pada hari Senin, 26 Maret 2013 bertempat di Aula Hotel Al-Madani, Jalan Patih Rumbih, Kuala Kapuas, dilaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program Tuberkulosis di Kabupaten Kapuas. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh pemegang program penanggulanngan Tuberkulosis yang ada di puskesmas se-Kabupaten Kapuas.

Kegiatan ini pada saat-saat sebelumnya sudah membahas berbagai aspek dari program TBC masalah masalah penjaringan, pengobatan, pelaporan dan lain sebagainya. Pengelola program tingkat kabupaten ingin memberikan suatu yang agak berbeda dalam pertemuan kali ini yaitu bagaimana agar pengelola TB puskesmas memiliki kemampuan advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial (AKMS) di lingkup kerja puskesmas.  Melalui AKMS, diharapkan pemegang program TB di puskesmas dapat bekerja sama dengan pimpinan, sesama staf dari lintas program lain, maupun masyarakat (termasuk tokoh dan kader) agar mendukung pengendalian TB sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.

Dalam rangka melaksanakan gagasan diatas, diundanglah fasilitator nasional yang berasal dari Balai Pelatihan Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, Uria Guna Darma, SKM, M.Si. Dalam pertemuan tersebut beliau  memotivasi para petugas Puskesmas, agar lebih tergugah untuk selalu berpikir positif, kreativ dalam menggali permasalahan TB dan mengupayakan pemecahannya, dan berkomunikasi serta bekerja sama dengan pihak lain untuk meningkatkan kinerja program TB. Beliau juga menekankan agar stop menyalahkan orang lain dan keadaan, apalagi ketidaktahuan masyarakat, sebagai penyebab rendahnya kinerja program. Justru yang harus dibangun adalah sikap diri yang selalu mawas dan berpikir kreatif. Diharapkan hal ini dapat memperbaiki kinerja program Tuberkulosis pada masa-masa mendatang.

Sumber: Seksi Bimdal P2 Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan