Kacang Dede: Oleh-Oleh Lezat dari Kapuas

Gambar
  Penulisan artikel ini dibantu oleh ChatGPT Saat saya mengunjungi Pameran Koperasi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang diselenggarakan di Lapangan Bukit Ngalangkang dalam rangka Ulang Tahun Koperasi ke-77 dan Pertemuan Raya II Kaum Bapak Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Tahun 2024 se-Indonesia di Kuala Kapuas pada hari Kamis, 25 Juli 2024, saya mengunjungi beberapa stand yang ada di sana. Salah satu yang menjadi favorit adalah kacang di atas. Kacang Dede, produk lokal dari Kapuas, menarik perhatian saya dengan kemasannya yang sederhana namun menarik. Kacang ini diproduksi oleh UMKM setempat dan merupakan salah satu oleh-oleh khas Kapuas yang sangat populer. Kacang ini tidak hanya lezat tetapi juga diproduksi dengan standar kualitas yang tinggi, terbukti dengan adanya sertifikasi P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) dengan nomor 216203010098-28. Kacang Dede ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, cocok dinikmati sebagai camilan sehari-hari atau sebagai pendamping

PMR dan Pramuka MTsN Selat Tanam Pohon


Kuala Kapuas (Inmas),  Palang Merah Remaja (PMR) dan Pramuka MTsN Selat melakukan penanaman pohon pelindung di halaman madrasah. Kegiatan ini dilakukan sebagai komitmen dari para anggota organisasi  kedua  eskul,  untuk  turut  mensukseskan terciptanya lingkungan madrasah hijau dan bersih. Penanaman pohon ini merupakan salah satu agenda  dalam latihan rutin Pramuka  serta  rangkaian acara Pelantikan Pengurus  dan Pengukuhan  Anggota PMR dan kedua momen tersebut pelaksanaannya bersamaan,  Sabtu (12/4).

Area yang dijadikan tempat penanaman yakni halaman dalam  depan gedung sebelah kanan yang selama ini masih belum ditanami dengan pohon pelindung, sedangkan   tanaman yang ditanan jenis tanaman keras  berupa pohon Tanjung.  

Kepala MTsN Selat Sriyadi, M.Pd melalui Wakamad Sapra H. Khairul Fahmi, M.S.I sangat mengapresiasi atas kegiatan yang dilakukan oleh anggota Pramuka dan PMR. Kepedulian terhadap lingkungan madrasah diharapkan dilakukan juga dilingkungan masyarakat.

Selain itu lanjut H. Khairul Fahmi,   pihak madrasah  memberikan saran untuk menanam pohon Tanjung, mengingat pohon ini apabila sudah besar  memiliki cabang dan ranting yang rimbun, daunnya tidak mudah rontok sehingga tidak mengotori halaman.

“Pada saat siang hari sinar matahari memantul dari halaman yang cor  bersemen ke ruang  kelas, dengan penanaman pohon ini, nanti akan mengurangi pantulan panas yang ada, sehingga ruangan menjadi dingin,” katanya.


Sebelumnya, lanjut H. Khairul Fahmi, dipinggir halaman juga sudah ditanami tanaman hias jenis   asoka dan pangkas kuning, berhubung halaman depan gedung tersebut masih  panas pada saat siang maka sangat diperlukan tanaman pelindung  dari terik matahari. (andg)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan