Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Takwa Menurut Ali bin Abi Thalib

Suasana Buka Puasa Bersama di Panti Asuhan Budi Sejahtera
Oleh: Ustadz Suriani Jiddy, Lc

Semoga kita dipanjangkan umur dan dikaruniai kesehatan sehingga dapat melaksanakan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya sehingga dapat meraih ketakwaan, sebagaimana firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan kepada kamu untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al Baqarah, 2: 183)

Pengertian takwa oleh Ali bin Abi Thalib. Beliau mengatakan bahwa takwa adalah:

Takut kepada Allah. Yang dimaksud takut kepada Allah adalah takut kepada siksa, azab, dan murka Allah SWT.

“Sesungguhnya orang yang takut kepada Tuhannya bagi mereka ampunan dan pahala yang sangat besar.” (Q.S. Al Mulk)

Kita takut pada azab Allah di dunia, kubur dan akhirat. Allah akan menimpakan azab kepada orang yang durhaka kepada-Nya. Orang yang beriman akan diberikan keberkahan.

“Seandainya penduduk suatu negeri beriman kepada Allah, dibukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi, akan tetapi mereka mendustakan nikmat Allah, kami akan mengazab mereka karena kedurhakaan yang mereka lakukan.”

Kita takut dengan azab di kubur. Kita beriman pada nikmat dan siksa kubur. Nikmat diberikan kepada orang-orang yang bertakwa. Siksa kubur ditimpakan kepada orang yang durhaka kepada-Nya.

Sahabat Utsman bin ‘Affan ketika memasuki kuburan menangis sejadi-jadinya sampai air matanya membasahi jenggotnya. Salah seorang sahabat bertanya, “Ketika dibacakan tentang surga dan neraka engkau tidak menangis, tapi ketika memasuki kuburan engkau menangis?”

Utsman menjawab “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: Kubur adalah pintu gerbang akhirat, barangsiapa yang selamat di kubur, langkah selanjutnya mudah. Barangsiapa yang tidak selamat di kubur, apa yang akan dialami selanjutnya akan lebih berat.”

Orang seperti Utsman tatkala melihat kubur demikian takut, padahal beliau sudah dijamin dengan surga. Rasulullah mengajarkan kepada kita do’a agar berlindung dari azab kubur: Ya Allah aku berlindung kepada engkau dari kekafiran, kefakiran dan siksa kubur.

Orang-orang yang durhaka kepada Allah akan mendapat azab dari Allah SWT.

Makna takwa yang kedua adalah mengamalkan Qur’an. Sikap kita terhadap Qur’an adalah membaca Qur’an. Membaca Qur’an menjadi satu hal yang tidak bisa ditinggalkan. Rasulullah SAW menyampaikan janji Allah bagi orang-orang yang suka membaca Qur’an: 

“Barangsiapa yang membaca satu huruf saja dari Qur’an akan mendapatkan kebaikan. Kebaikan itu akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Tidaklah aku katakan alif lam mim itu satu huruf, tapi alif itu satu huruf, lam itu satu huruf dan mim itu satu huruf.”

“Bacalah Qur’an karena Qur’an pada hari kiamat akan menjadi syafa’at kepada orang yang membacanya.” 

“Pada waktu itu orang lari dari saudaranya, lari dari ibu dan bapaknya, masing-masing sibuk mengurus urusannya masing-masing." Pada saat itu Qur’an datang memberikan syafa’at.

Kewajiban kedua adalah memahami Qur’an. Setelah itu kita  harus mengamalkan Qur’an. Qur’an mengajarkan kita untuk santun kepada anak-anak yatim. Kita harus berbakti kepada orang tua. 

Nasehat Rasulullah kepada orang yang orang tuanya sudah meninggal, “Apabila seseorang mati maka terputus amalnya kecuali tiga: ...... anak saleh yang mendo’akan. Semua amal saleh yang kita lakukan akan sampai kepada orang tua yang sudah melahirkan kita.
Pahala silaturahim kita sampai kepada orang tua. Inilah pentingnya kita berbuat amal saleh. Sekecil apapun amal saleh akan sampai kepada orang tua yang sudah meninggal dunia.

Makna takwa yang ketiga adalah ridho dengan yang sedikit.

Makna takwa yang terakhir adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Kita tidak hidup selamanya. Sepanjang-panjang hidup manusia tetap ada finalnya. Ini suatu fakta yang kita hadapi. Kita harus mempersiapkan diri menghadapi suatu kepastian. Kita pasti akan masuk kubur, kita pasti akan ditanya.


Disampaikan di aula Panti Asuhan Budi Sejahtera, Jl. Jawa, Kuala Kapuas pada hari Minggu, 13 Juli 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan