 |
Heru Hidayat |
Oleh : Heru Hidayat*
Politik dan Kehidupan
Politik
seringkali dilakukan atas dasar kepentingan dan strategi apa yang digunakan
dalam memenuhi tujuannya. Oleh karena itu setiap orang, lembaga, bahkan partai
politik tentu saja memiliki kepentingan dan strategi dalam mencapai harapan,
keinginan dan tujuan masing-masing. Meskipun demikian kita harus bisa meletakan
mana perilaku atau tindakan politik dan mana partai politik sebagai sebuah
lembaga atau kumpulan manusia. Namun jika kita analisa semua itu akan
tergantung pada masing-masing perannya, baik itu niat/orientasi, proses dan
tujuan yang ingin diraihnya. Jika dilakukan oleh orang baik dengan niat,
proses, dan tujuan baik maka akan menghasilkan kebaikan, namun jika sebaliknya
maka hasilnya juga bisa saja tidak baik. Tentu saja kebaikan yang kita harapkan
juga menjadi kebaikan dihadapan Tuhan. Hal ini berlaku tidak saja di politik
namun juga bisa berlaku di sektor ekonomi, perdagangan, media, pendidikan,
kesehatan, sosial, dan lainnya karena politik pada dasarnya merupakan bagian
dari sektor kehidupan itu sendiri sebagaimana sektor ekonomi, pendidikan,
sosial, budaya, seni, kesehatan, dan lain-lain. Yang cenderung membedakannya
adalah niat, orientasi, motif, kualitas pelaksana, proses, lingkungan dan
dampak yang akan dihasilkan. Adanya pelanggaran, penyelewengan, kejahatan dan
ketidakbaikan tersebut ternyata tidak saja pada sektor politik, namun kenyataan
juga terjadi pada sektor ekonomi/perdagangan, media, pendidikan, kesehatan,
sosial, seni, budaya dan lainnya. Jadi setiap sektor kehidupan dimasyarakat
umumnya saling terintegrasi dan mempengaruhi satu sama yg lain. Sehingga jika
kita ingin memperbaiki dan mengantisipasi semua itu sebaiknya pola yang tepat
adalah saling bersinergi pada kebaikan dan perbaikan di semua sektor
Mencari Solusi
Saat ini sedang menjadi
perbincangan mengenai pemilihan kepala daerah langsung atau pemilihan kepala
daerah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Meskipun sampai saat ini
pemilihan kepala daerah secara langsung sebagian terdapat masalah, begitupun
pemilihan kepala daerah melalui DPRD juga bisa menimbulkan masalah, namun kita
perlu mengetahui dimanakah akar masalahnya atau yang bisa menimbulkan masalah
tersebut? Bagaimana manfaat dan mudharatnya? Tentu saja hasil Rapimnas NU
memiliki alasan berdasar kenapa pemilihan kepala daerah harus kembali ke DPRD?
Apabila kita sudah mengetahui masalahnya maka kita harus berupaya mencari
solusi dari akar masalahnya. Nah sampai saat ini sebagian diantara masalah yang
muncul jika pemilihan kepala daerah secara langsung oleh rakyat, berikut ini
catatan beberapa masalah yang menjadi fakta diantaranya adalah biaya pemilihan
kepala daerah yang sangat besar untuk satu kali penyelenggaraan pemilihan kepala
daerah di tingkat kabupaten/kota harus menganggarkan lebih dari satu milyar,
sementara para kandidat juga pasti mengeluarkan biaya yg tidak sedikit.
Maraknya money politic fakta ini
semakin mengagetkan kita dalam beberapa pemilu kepala daerah marak terjadi money politic bahkan dari sisi
persidangan di Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa pemilukada banyak mengungkap
adanya money politic. Tumbuhnya pola
teror dan konflik di masyarakat, bahkan sebagian diantara keluarga maupun
tetangga yg selama ini hidup dalam suasana kondusif menjadi berubah menjadi
tidak harmonis dan rentan konflik. Kian banyaknya pelanggaran tidak saja
dilakukan oleh kandidat dan tim suksesnya namun juga dilakukan oleh
penyelenggara. Hal ini menjadi fakta dengan banyaknya penyelenggara yang di
pecat karena melakukan pelanggaran oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
Lantas jika melalui pemilihan kepala daerah oleh DPRD dikuatirkan akan terjadi
transaksi dan kesempatan yang terbatas, semua masalah baik itu pemilihan
langsung maupun pemilihan melalui DPRD adalah lebih pada akar masalah moral dan
karakter para pihak dalam menerapkan pola dan aturannya, lantas apa yang harus
kita selesaikan dalam menghadapi masalah ini?. Pertama adalah kita harus
memiliki persamaan persepsi bahwa membentuk masyarakat bermoral dan berkarakter
adalah tugas kita semua anak bangsa. Oleh karena itu kita harus memperbaiki
moral dan karakter itu dari setiap diri secara perorangan, keluarga dan
lingkungan dan bangsa. Kedua bahwa bagian dari menumbuhkan kualitas sumber daya
manusia itu baik yang akan dipilih maupun yang memilih harus memiliki niat,
moral dan karakter yang baik. Dimanakah letak moral dan karakter baik tersebut
tumbuh yaitu ada pada ajaran agama atau kepercayaan akan keyakinan yang harus
dilaksanakan dan implimentasinya dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai
profesi dan kondisi. Disinilah pokok solusi yang harus di ambil alih dalam
rangka mengoptimalkan peran serta menumbuhkan moral dan karakter manusia.
Memperkuat Pilar Demokrasi
Memperkuat bangunan
partai politik dan pilar lainnya dalam demokrasi adalah cara menumbuhkan pola
dan tata kelola yang baik secara keseluruhan. Karena keberadaan partai politik,
media, birokrasi, lembaga swadaya masyarakat sangatlah penting, oleh karena itu
masalah yang sering muncul lebih banyak menyangkut oknum dan manajemennya. Jika
masalah seperti ini yang muncul maka bukan berarti menyalahkan dan
mengkerdilkan peran partai politik atau yang lainnya apalagi membubarkannya.
Tentu saja hal ini bisa menumbuhkan pola general terhadap kondisi yang
ada, sementara masih banyak pihak-pihak atau lembaga yang memiliki itikad dan
ad/art yang jelas dan sesuai perjuangan bangsa Indonesia maka perlu kejelian
dalam mengklasifikasikan kondisi yang terjadi. Inilah yang terkadang sebagian
masyarakat belum menyadari bahwa substansi keberadaan partai politik, media,
birokrasi, lembaga swadaya masyarakat penting namun karena ada motif politik
tertentu maka dilakukan upaya pembusukan, digeneralisir, dan cenderung fitnah
ini menjadi cara mereka yang memiliki kepentingan tersebut.
Tugas Kita
Tugas kita saat
ini adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas di semua
sektor dengan pola pendidikan dan pemahaman agama yang baik. Membuat sistem dan
lingkungan yang kondusif untuk bisa unggul dan merangkul semua pihak sehingga
mampu mengikuti pola kebaikan tersebut. Untuk menghasilkan para pengambil
kebijakan yang berkualitas dan bertanggungjawab saat dipilih dalam pemilihan
pimpinan publik ataupun sebagai pemilih yang turut menentukan para pengambil
kebijakan atau pimpinannya maka perlu terus meningkatkan kapasitas dalam
berbagai aspek kehidupan. Semoga bermanfaat
*Penulis adalah Divisi Pengembangan SDM di SAS management
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!