Meluncurkan Integrasi Layanan Primer (ILP) di Kabupaten Kapuas

Gambar
  Pada tanggal 26 November 2024 , Kabupaten Kapuas menorehkan tonggak sejarah baru dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan masyarakat dengan dilaksanakannya Launching Integrasi Layanan Primer (ILP) . Acara ini berlangsung di Puskesmas Melati , yang beralamat di Jalan Melati No. 18, Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah. Program ILP terintegrasi dengan inovasi lokal bernama "SI KILAP" (Strategi Menuju Kapuas Sehat dengan Implementasi Integrasi Layanan Primer), yang bertujuan untuk memperkuat layanan kesehatan primer berbasis kolaborasi dan inovasi. Mengintegrasikan Layanan untuk Kapuas Sehat ILP adalah langkah inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas, efisiensi, dan kualitas layanan kesehatan di tingkat primer. Pelaksanaan ILP di Kabupaten Kapuas melibatkan sinergi antara berbagai pihak, termasuk Dana Desa , BPJS , dan dukungan lintas sektor lainnya. Dengan mengusung konsep integrasi, program ini menghadirkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh sesuai siklus hidu...

Alternatif Solusi Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan

Heru Hidayat
Oleh : Heru Hidayat

Penanganan kebakaran hutan dan lahan yang dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak patut kita beri apresiasi, namun demikian perlu kiranya melakukan terobosan alternatif lain yang bisa memberikan solusi dalam upaya pencegahaan maupun penanggulangan terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dan lahan yang tidak bertanggungjawab tersebut di Kalimantan Tengah. Tentu saja kita akan sepakat bahwa masalah kebakaran hutan dan lahan tersebut harus segera diatasi secara bersama oleh semua elemen masyarakat karena akibat yang ditimbulkan berdampak meluas dan mengkhawatirkan. Jika selama ini lebih dominan penanganan dilakukan oleh pemerintah dan beberapa pihak tertentu saja, maka pola yang harus dilakukan lagi adalah melibatkan semua unsur masyarakat diantaranya  menumbuhkan kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk turut serta melakukan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran hutan dan lahan yang tidak bertanggungjawab tersebut. Hal ini harus terus dilakukan secara bersama-sama dan lebih bersifat jangka panjang, substansif dan dilakukan secara komprehensif terutama kesadaran dan tanggungjawab sebagai bagian dari pendidikan karakter serta peningkatan ekonomi masyarakat yang ramah terhadap lingkungan.

Penanganan yang bersifat jangka pendek seperti pemadaman api, pembagian masker dan juga pembuatan hujan buatan serta lainnya adalah bagian upaya penyelamatan dan meminimalisir dampak yang diakibatkan dari kebakaran hutan dan lahan tersebut. Meskipun upaya tersebut baik dan penting dilakukan dalam waktu jangka pendek, namun perlu di ingatkan bahwa penanganan akar masalah akan menjadikan pola pendekatan solusi jangka panjang yang juga bisa meminimalisir terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta menimalisir anggaran dan upaya lanjutan dari dampak terjadinya kebakaran hutan dan lahan seperti asap dan lainnya.

Sementara itu terjadinya kebakaran hutan dan lahan bisa karena beberapa faktor di antaranya adalah kondisi alam yang menyebabkan pemanasan sehingga berakibat terjadinya kebakaran baik hutan maupun lahan, penyebab lainnya adalah karena faktor kesengajaan dari beberapa pihak baik perorangan maupun kelompok yang dengan sengaja melakukan pembakaran tanpa adanya tanggungjawab dari akibat kebakaran tersebut. Oleh karena itu alternatif penanganannya juga harus memperhatikan dan menyesuaikan penyebab terjadinya kebakaran tersebut sebagai upaya meminimalisir terjadinya kebakaran secara periodik maupun musiman. Jika saja kebakaran hutan dan lahan tersebut di karena kondisi faktor alam maka instansi terkait maupun berbagai pihak harus membuat pendataan dan pola pantauan yang mampu mendeteksi sejak awal titik-titik api secara intensif dan detail sebagai akibat dari faktor alam yang bisa terjadi pada tempat yang sama ataupun tempat berbeda.

Misalkan di beberapa Provinsi seperti Jawa Tengah atau Provinsi lainnya yang telah memiliki Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) yang berfungsi sebagai pusat pantauan titik-titik rawan bencana, dan menjadi media untuk menentukan kebijakan dan rekomendasi tindakan pencegahan dini maupun distribusi bantuan baik itu sebelum maupun pada kondisi terjadinya bencana. Oleh karena itu keberadaan Pusdalops sangat bermanfaat untuk kegiatan pengendalian bencana termasuk bahaya kebakaran hutan dan lahan. Selain menggunakan alat canggih yang bisa diajukan melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), diharapkan kemampuan adanya alat yang bisa memantau sebaran titik-titik api dapat di topang oleh sarana sederhana dan terdekat seperti sumur bor atau tampungan air yang bisa digunakan untuk memadamkan serta membuat galian pembatasan untuk mengisolir kebakaran tersebut dengan saluran air yang dibuat secara sederhana. Namun hal ini diperlukan sumber daya manusia yang mencukupi, oleh karenanya pelibatan unsur masyarakat sampai tingkatan Rukun Tetangga (RT) ataupun para Damang Adat untuk proses penanganan secara bersama menjadi bagian dari kebutuhan. Selain itu menjadikan beberapa kawasan sebagai tempat yang rawan bencana kebakaran dengan papan informasi bahwa kawasan tersebut rawan kebakaran sehingga masyarakat akan mengetahui kondisi di daerah tersebut dan di beri tanda ataupun peringatan. Maka melibatkan unsur masyarakat dalam menjaga kawasan-kawasan rawan kebakaran tersebut akan menumbuhkan pola keterlibatan masyarakat dengan kesadaran maupun kerjasama secara intensif dengan pemerintah daerah.

Berikutnya ini adalah alternatif penanganan kebakaran hutan dan lahan disebabkan dominasi faktor pembakaran hutan dan lahan oleh perseorangan maupun kelompok yang tidak bertanggungjawab. Dengan upaya penindakan secara hukum terkait pihak-pihak yang melakukan pembakaran hutan dan lahan yang tidak bertanggungjawab tersebut adalah dengan memperkuat pihak penegak hukum dalam rangka menerapkan hukum itu sendiri. Bahkan dalam beberapa kesempatan kita patut mengapresiasi jajaran pihak berwajib yang telah menangkap dan memberikan sanksi terhadap para pelaku pembakaran hutan dan lahan tersebut. Meskipun demikian semestinya perlu dilakukan efek jera dengan mengumumkan nama pelaku dan kawasan yang dibakarnya kepada warga sekitarnya dengan pendekatan koordinasi dengan pihak RT maupun Damang setempat. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan pelajaran berharga untuk tidak mengulangi kembali dan masyarakat sekitar juga turut mengawasi perilaku pelaku. 

Selain itu alternatif lainnya adalah dengan diadakannya sejenis sayembara bagi siapapun masyarakat yang melaporkan pembakaran dan terbukti pelakunya, maka bagi pelapor akan di rahasiakan namanya dan akan mendapatkan penghargaan seperti dana sebagai bentuk hadiah. Dan sayembara tersebut diumumkan melalui berbagai media serta bisa dilakukan dalam skala Kabupaten/Kota dengan demikian masyarakat secara langsung akan terlibat dalam model pengawasan luas meskipun orientasi awalnya terkadang karena faktor adanya hadiah/penghargaan, namun bagi yang akan melakukan pembakaran secara brutal dan tidak bertanggungjawab akan berpikir ulang untuk melakukannya, karena di khawatirkan akan ada  rekan, tetangganya atau siapapun yg mengawasinya dan melaporkan kepada pihak berwajib serta terbukti maka para pelaku akan menerima sanksi. Dengan pola pengawasan masyarakat secara luas tersebut akan menjadi alternatif solusi di tengah keterbatasan petugas ataupun pihak-pihak yang berfungsi sebagai pengawas terhadap kondisi hutan dan lahan.

Harapannya dengan pengumuman secara terbuka, informasi sayembara ini menjadi model yang bisa bersifat pencegahan karena kekhawatiran para pelaku pembakaran terhadap pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat dan penindakan yang lebih bersifat efek jera serta mendidik, meskipun demikian implementasi alternatif kebijakan ini perlu kajian dan pembahasan bersama berbagai pihak.

Alternatif yang juga penting dalam kondisi jangka pendek ini adalah berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar musibah dan ujian adanya kebakaran hutan dan lahan yang kian parah ini bisa diatasi bisa dengan diturunkannya hujan atau lainnya  yang membuat kebakaran hutan dan lahan tersebut teratasi dengan baik. Karena sebagai makhluk yang beragama tentu saja kita perlu berharap dan berdo’a akan musibah atau bencana yang terjadi saat ini. Meskipun kita memiliki banyak rencana alternatif dalam rangka menyelesaikan mengatasi kebakaran hutan dan lahan tersebut tetapi kita patut memohon kepada Tuhan agar pertolongan terhadap kondisi ini. 

Berbagai alternatif tersebut harus tetap memperhatikan solusi yang memiliki substansi dan dampak baik untuk jangka panjang dengan kembali pada pentingnya menanamkan karakter dan moral kepada masyarakat untuk mengikuti ajaran agama ataupun pendidikan yang akan menumbuhkan kesadaran dan sikap peduli terhadap diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Sebagaimana di beberapa Negara seperti Denmark dan Finlandia yang menumbuhkan nilai karakter dasar pada masyarakatnya, sehingga kemajuan negara tersebut selalu di topang oleh kuatnya nilai kejujuran dan kepedulian warga masyarakatnya terhadap diri, masyarakat dan bangsa. Sehingga kepintaran dan kecerdasan seseorang karena peduli dan jujur akan menghasilkan kecerdasan yang bermanfaat, kekayaan dan jabatan seseorang karena memiliki dasar yang kuat akan karakter peduli dan jujur maka kekayaan dan jabatannya akan memberi manfaat yang besar. Oleh karena itu sudah saatnya kita melakukan upaya bersama dalam rangka memperbaiki karakter dan moral masyarakat untuk tetap menjadi sumber daya manusia yang mampu menjaga dan mengoptimalkan sumber daya alam yang ada untuk kesejahteraan dan kemajuan bersama masyarakat terutama di Kalimantan Tengah. Terima kasih dan semoga bermanfaat.

*Penulis adalah masyarakat dan Divisi SDM SAS management






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan