Oleh: Guru H.
Parhani
Dalam Qur’an,
Allah memerintahkan kita agar tidak bosan berdo’a. Do’a tidak ada yang sia-sia.
Allahh berjanji, “Berdo’alah kamu kepadaku, niscaya akan Aku perkenankan”. Do’a
adalah usaha terakhir, pengharapan terakhir setelah kita berusaha semaksimal
mungkin. Keberhasilan yang kita inginkan tidak akan kita capai kalau kita tidak
berusaha mencapai apa yang kita inginkan. Jangan Cuma menyandarkan pada usaha,
kita punya sandaran vertikal.
Semakin
sering hamba berdo’a kepada Allah. Allah akan suka. Kalau semua manusia meminta
kepada Allah, Allah akan berikan. Itu tidak akan mengurangi kekayaan Allah.
Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa orang yang tidak mau berdo’a adalah orang yang
sombong kepada Allah. Walaupun apa yang kita minta tidak diwujudkan Allah, kita
tidak merasa. Do’a tidak sia-sia. Ada tiga macam cara Allah mengabulkan do’a
manusia:
1. Do’a yang sangat cepat dikabulkan
oleh Allah. Seperti do’a para Nabi dan Rasul. Ini do’a yang paling hebat. Kenapa
para Nabi dan Rasul banyak yang hidup dalam penderitaan, sedangkan do’anya
mustajab. Ini adalah keinginan mereka. Nabi Muhammad kalau menginginkan harga
kekayaan akan Allah berikan. Beliau tidak memintanya kepada Allah. Beliau tidak
minta hidup bergelimang dengan kemewahan. Tsa’labah yang hidupnya penuh
kemiskinan, minta dido’akan banyak harta. Kekayaan langsung mendatangi Tsa’labah.
2. Do’a manusia dikabulkan, tapi
diganti dengan yang lain, yang bukan kita pinta. Mengapa Allah mengganti?
Karena Allah lebih tahu bahwa itu yang lebih baik untuk kita ketimbang yang
kita pinta.
3. Ada do’a yang ditahan. Ketika dia
berada di alam akhirat, hasil do’a tersebut diberikan. Mungkin kalau diberikan
di dunia, akan menjadi ketakaburan bagi kita.
Do’a yang
diajarkan Rasul kepada para sahabat, hakekatnya adalah juga untuk kita. Do’a
ini adalah tujuh macam sifat yang bila ada pada kita, maka itu tidak baik bagi
kita.
Ya Allah aku berlindung kepada engkau dari
sifat keragu-raguan.
Kalau kita
hidup bila dimulai dengan keragu-raguan tidak akan berhasil. Sikap ragu-ragu
akan membuat orang tidak optimis. Apa yang kita perbuat, kita yakin akan
membuahkan hasil yang baik. Kita akan selalu optimis dengan pekerjaan kita.
Tinggalkan sesuatu yang meragu-ragukan kamu
kepada sesuatu yang tidak meragukan kamu
Ibadah yang
penuh dengan keragu-raguan tidak akan diterima. Bila dalam shalat ragu-ragu
antara tiga atau empat, maka ambil tiga dan lengkapi yang keempat.
Thariq bin
Ziyad ketika mempimpin tentara Islam, menyeberangi laut. Ketika sampai di
seberang. Ketika sudah mendarat, kapal dibakar. Begitu sudah dibakar, para
tentara bingung bagaimana mereka pulang. “Wahai sahabatku, mari maju bertempur,
jangan mati konyol” Tidak ada pilihan untuk kembali. Ini dilakukan untuk
menghilangkan keraguan diantaran para sahabatnya.
Aku berlindung kepada engkau dari sikap sedih
(duka cita)
Orang yang
selalu larut dalam duka cita, akan selalu terpaku dengan kesedihan. Yang namanya
hidup tidak sunyi dari ujian. Ada yang diuji dengan kenikmatan (syukur),
penderitaan dan kesengsaraan (sabar). Sabar ini berat karena adanya dalam hati.
Katanya sabar tapi hatinya seperti disayat-sayat. Banyak manusia yang lolos
diuji dengan kesengsaraan dibandingkan dengan kenikmatan.
Umar bin
Khattab sering berdo’a – Ya Allah jadikanlah aku dari golongan hamba engkau
yang jumlah sedikit. Apa maksud do’a mu? Golongan hamba Allah yang sedikit
adalah golongan hamba Allah yang pandai bersyukur. “Sedikit dari kalangan mereka
yang bersyukur”.
Ketika
orang yang sengsara diberi kenikmatan, banyak yang lupa. Ketika diuji dengan
kesengsaraan, kita harus ridho. Jangan larut dalam kesedihan / penderitaan,
tidak memikirkan jalan keluar. Kita harus mencari jalan keluar. Ketika kita
diberikan musibah, boleh saja minta kepada orang untuk mencarikan jalan keluar.
Aku berlindung kepada engkau dari sifat kikir
Orang yang
bersifat kikir, ia lupa bahwa kenikmatan yang ada pada dirinya adalah dari
Allah SWT. Dia merasa apa yang dia dapat adalah hasil usahanya. Dia tidak
memperhatikan penderitaan orang lain. Dia bahagia diatas penderitaan orang
lain. Dia lupa bahwa apa yang ada pada dirinya adalah pemberian Allah. Imam
Al-Ghazali berpendapat: Apa yang ada pada kamu itu belum menjadi miliki kamu.
Milik kamu sebenarnya adalah apa yang kamu dermakan. Jangankan yang ditangan,
yang di dalam mulut pun belum tentu mulut kita, bisa-bisa tiba-tiba kita
bersin. Apalagi Cuma yang ada di rumah, dalam dompet.
Kenikmatan
adalah pemberian dari Allah. Tangan kita merupakan keran air, tempat lewat. Begitu
Allah berikan, entah kemana kita salurkan, kita tidak tahu. Jangan korupsi
dalam zakat. Haul zakat tidak hanya bulan Ramadhan. Begitu sampai haul,
keluarkan zakat, tidak menunggu sampai bulan Ramadhan. Pembagian zakat dengan
amplop setelah shalat hajat, kurang tepat. Zakat untuk 8 asnaf dalam Qur’an. Itulah
gunanya badan amil, agar harta zakat dapat diserahkan secara produktif.
Tukang becak,
dibelikan becak. Ketam manual, jadi otomatis. Tahun depan bisa digunakan untuk
masyarakat yang lain. Dari pengeluaran zakat ada manfaat dalam mengurangi
kemiskinan. Ketika orang minta ikan, beri pancing dan umpannya.
Aku berlindung kepada engkau dari sifat penakut
Penakut
tidak baik. Islam menganjurkan agar seorang itu bersikap berani dalam
kebenaran. Takut kalau tidak benar. Jangan takut salah, sehingga tidak berani
melakukan sesuatu. Lebih baik berani melakukan sesuatu walaupun salah. Dengan berbuat,
lalu bersalah, ini menjadi guru kita agar kita bisa memikirkan agar kesalahan
ini tidak terulang. Kalau orang takut salah, dia tidak berani berbuat apa-apa. Kesalahan
bisa menjadi guru di masa depan. Kata orang bijak, jangan terperosok dua kali
pada lubang yang sama.
Aku berlindung kepada engkau dari sifat malas
Apalagi ada
orang yang mengandalkan nasib. Kerjanya tidur saja sepanjang hari. Di dunia
binatang yang paling disiplin adalah ayam. Disiplin dengan waktu. Sore hari
meskipun gelap kelihatannya, dia tidak mau masuk kandang. Pagi hari, meskipun
lebat hujannya, tetap bangun pagi. Paling malas, kucing laki-laki. Malam begadang,
siangya tidur. Apalagi terserah pada nasib. Manusia harus berusaha maksimal,
masalah hasil serahkan kepada Allah.
Aku berlindung kepada engkau terbelenggu dalam
hutang
Mengapa
kita tidak terbelenggu dalam hutang, karena kalau kebanyakan hutang, hidupnya
tidak akan tenang. Hutang mengganggu ketenangan / ketenteraman dalam hidup. Boleh
berhutang asal punya kemampuan untuk membayar. Hidup terbelenggu dalam hutang
akan mengganggu ketenangan. Jangan sampai mati dalam hutang.
Ada salah
seorang sahabat yang meninggal. Dia berharta, tapi malas membayar. Ketika dia
meninggal Rasulullah tidak mau menyolatkannya. Andaikata orang itu punya
hutang. Semua harta tidak boleh dijadikan waris sebelum semua hutangnya
dibayar. Ini akan menjadi beban yang sangat berat bagi mayit dalam kubur. Islam
melarang mewarisi harga mayat sebelum tunai hutangnya.
Aku berlindung pada engkau dari sikap keras
hati
Orang yang
hatinya keras, sulit menerima kebenaran dari orang lain. Tidak mau menerima
kritik dari orang lain.
Meskipun ini
diajarkan kepada para sahabat, pada hakikatnya juga untuk kita.
Bagusnya do’a
ini sering kita baca agar kita terhindar dari sifat-sifat yang tidak baik ini.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!