📰 AstraCoin: Proyek Kripto Baru yang Sedang Mencuri Perhatian

Gambar
  Kapuas, 15 April 2025 – Dalam beberapa minggu terakhir, komunitas kripto internasional mulai ramai membicarakan sebuah token baru bernama AstraCoin (ATC) . Token ini menjadi perbincangan karena diklaim akan meluncurkan fitur-fitur terintegrasi dalam platform World App milik Worldcoin, dan akan segera melakukan launching resmi pada 1 Mei 2025 mendatang . Perkembangan komunitasnya cukup cepat: Jumlah pemegang token (holders) telah meningkat menjadi lebih dari 610 wallet . Grup Telegram resminya telah diikuti oleh lebih dari 3.500 pengguna dari berbagai negara. AstraCoin telah tersedia dalam bentuk Mini App di World App , dan saat ini sedang membuka masa whitelist bagi calon pendukung awal (early supporters), yang akan ditutup dalam 3 hari ke depan. 🔍 Apa Itu AstraCoin? AstraCoin adalah token berbasis teknologi blockchain yang mengklaim akan menghadirkan solusi keuangan terdesentralisasi (DeFi) melalui integrasi aplikasi mini di World App. Selain itu, pengemba...

Menjauhi Sikap Takalluf


Oleh: Ustadz Suriani Jiddy, Lc

Salah satu penyebab takalluf: kebodohan terhadap agama adalah pangkal segala keburukan.
Kata ilmu dalam al-Qur’an sangat sering diulang-ulang dalam berbagai bentuknya.

Pengertian ilmu sangat penting. Kita tidak akan tahu substansi sesuatu kalau kita tidak tahu definisi. Menghukumi sesuatu adalah bagian tidak terpisahkan dari sesuatu tersebut. Kalau persepsi kita salah, maka sikap kita terhadap ilmu itu akan salah.

Syaik Utsaimin menulis beberapa definisi ilmu, diantaranya: lawan dari ketidaktahuan.

Definisi ilmu menurut Imam Al Auza‘i: Ilmu adalah apa-apa yang dibawa oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW, jika tidak demikian maka tidak dinamakan ilmu.

Yang dibawah oleh para sahabat adalah Al Qur’an, As Sunnah dan tafsir terhadap Al Qur’an dan As Sunnah. Tafsir terhadap Al Qur’an dan As Sunnah berupa perkataan, perbuatan dan sifat.

Tafsir dengan riwayat, tafsir dengan dirayat, daftar dengan isyarat.

Kita menerima tafsir dari orang yang paling dalam ilmunya. Insya Allah jauh dari kesesatan.
Ushul Tsalatsah – Imam Muhammad bin Abdul Wahab

Ketahuilah bahwa setiap Muslim wajib mengetahui empat masalah, pertama ilmu.
Ilmu itu adalah: mengenal Allah, nabinya, mengenal agama Islam dengan dalil-dalilnya

Pembagian ilmu: tujuan hidup, sarana hidup.

Pembagian ilmu dengan istilah ilmu agama dan ilmu umum atau ilmu dunia dan ilmu akhirat. Pembagian ini dikhawatirkan menyebabkan pemisahan antara dunia dan akhirat. Dikhawatirkan kita memisahkan antara agama dengan kehidupan.

Tujuan penciptaan manusia: 51:56 – dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku.

Kita tidak akan bisa mencapai tujuan hidup tersebut kalau tidak memiliki ilmu tersebut. Ini ilmu yang diumpamakan sebagai makanan. Makanan yang diperlukan oleh fisik. Selain itu ilmu juga bisa sebagai obat dan racun.

Manusia kalau tidak makan akan binasa. Membinasakan diri hukumnya berdosa. Hukum menyelamatkan diri adalah wajib. Kita tidak akan selamat kecuali makan. Maka makan menjadi wajib.

Shalat adalah ibadah. Kita tidak bisa shalat kalau kita tidak memiliki ilmu tentang shalat. Maka memiliki ilmu tentang shalat menjadi wajib. Shalat tidak sah kalau tidak wudhu‘, maka wudhu menjadi wajib.

Pembeli dan penjual wajib memiliki ilmu tentang jual beli agar jual belinya sah. Kalau jual beli tidak sah, maka kita tidak memiliki kepemilikan terhadap barang tersebut.

Ilmu sebagai sarana hidup.

Dalam hidup kita perlu pangan, pakaian, perumahan, transportasi, komunikasi dan kesehatan. Ini semua ada ilmunya. Ini semua sebagai sarana. Ilmu yang kita gunakan sebagai sarana hidup kita harus kita kembalikan kepada ilmu dalam pengertian yang sebenarnya yaitu ma’rifatullah, ma’rifatul nabi dan ma’rifatul Islam. Ilmu itu harus mengantarkan kita kepada ma’rifatullah, ma’rifatu nabi dan ma’rifatul Islam.

Ketika belajar biologi, ilmu itu harus diarahkan pada ma’rifatullah, ma’rifatu nabi dan ma’rifah dinul Islam. Kalau kita tidak arahkan ilmu tersebut untuk ketiga hal tersebut, maka kita tidak akan mendapatkan keutamaan dalam menuntut ilmu.

Jadi ilmu-ilmu yang sekuler (bebas dari nilai-nilai agama) tidak punya nilai. Yang belajar tidak dapat pahala dan yang mengajar tidak dapat pahala.

10 prinsip dasar dalam menuntut ilmu (al mabadi’ul ‚asyarah). Barangsiapa yang salah jalan pasti akan tersesat (tidak sampai pada tujuan).

1.       Ismuhu (namanya), apa ilmu yang kita pelajari.
2.       Ta’rifuhu (definisinya)
3.       Maudhu’uhu (isinya)
4.       Wadhi’uhu (siapa yang membuat ilmu itu atau peletak dasar). Ada kaidah dari Muhammad Ibnu Sirin: sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari mana kalian mengambil agama kalian. Dasarnya adalah Q.S. Al Hujurat: 6. Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu. Orang fasik adalah orang yang suka berbuat dosa.

Budi Ashari mengutip Muhammad Qutb: ada dua ilmu yang sangat dipengaruhi oleh Yahudi yaitu ilmu pendidikan dan ilmu psikologi.

5.       Masa iluhu (masalahnya)
6.       Fadhiluhu (keutamaannya)
7.       Nisbatuhu (hubungannya). Apakah ilmu yang kita pelajari ada nisbahnya kepada Islam atau tidak.
8.       Istimdaduhu (dalilnya)
9.       Faaidatuhu (faedahnya)
10.   Hukmuhu  (hukumnya)


Masalah kita: kita tidak bisa membedakan mana yang fardhu ‘ain dan mana yang fardhu kifayah. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan