Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Penyuluhan Pentingnya Mencuci Tangan dan Etika Batuk - Siaran Radio

Dari kiri ke kanan: Nesa, Mariasi dan Nurdiana (Courtesy of Nurdiana)

Pada hari Kamis, 16 Juni 2016 bertempat di Radio Siaran Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas, Jalan D.I. Panjaitan, Kuala Kapuas dilaksanakan kegiatan penyuluhan tentang Pentingnya Cuci Tangan dan Etika Batuk. Penyuluhan ini disampaikan oleh Mariasi dan Nurdiana, Infection Prevention Control Nurse (IPCN) dari RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas. Sedangkan pembawa acaranya adalah Nesa.

Foto bersama pembawa acara dan narasumber (Courtesy of Edvina)
Dalam penyuluhan ini Mariasi menjelaskan bahwa cuci tangan penting karena dengan mencuci tangan kita bisa mencegah terjadinya penyakit sampai 80%. Misalnya penyakit diare dan sakit mata dapat dicegah dengan mencuci tangan. Etika batuk diajarkan karena negara kita sudah endemis TBC dan banyak penderita influenza.

Nurdiana menjelaskan kebersihan tangan penting karena pasien sedang mengalami penurunan daya tahan tubuh, sehingga mereka mudah terinfeksi kuman. Kuman ini dapat menyebabkan infeksi yang serius dan perlu waktu lama untuk penyembuhan. Sangat efektif untuk mencegah hal tersebut adalah dengan mewajibkan seluruh petugas, keluarga dan pasien untuk mencuci tangan.

Mencuci tangan dapat dilakukan dengan cairan berbasis alkohol dan menggunakan air. Cairan berbasis alkohol memakan waktu 20-30 detik untuk menggunakannya. Setelah itu Nurdiana menjelaskan cara mencuci tangan dengan cairan berbasis alkohol dan air.

5 saat dimana kita diharapkan mencuci tangan di rumah sakit:
  • Sebelum menyentuh pasien
  • Sebelum melakukan tindakan aseptik
  • Setelah tersentuh cairan tubuh pasien
  • Setelah menyentuh pasien
  • Setelah menyentuh sekitar pasien
Mariasi mengingat agar pengunjung juga mencuci tangan sebelum menyentuh dan sesudah menyentuh pasien agar tidak membawa kuman untuk dan dari rumah sakit. Selain itu beliau menghimbau agar tidak membawa anak usia 12 tahun. Dikhawatirkan anak kecil yang masih lemah daya tahan tubuhnya tidak terkena kuman yang kebal obat di rumah sakit.

Untuk mengeringkan tangan yang sudah dicuci dengan air, gunakan handuk sekali pakai atau tissue yang langsung dibuang. Jadi bila menggunakan handuk yang digunakan bersama, membuat percuma saja cuci tangan yang sudah dilakukan.

Untuk etika batuk dijelaskan bila sempat menggunakan tissue, maka tissue yang sudah dipakai tersebut dibuang kemudian dilanjutkan dengan cuci tangan. Bila tidak sempat menggunakan tissue dapat menggunakan lengan baju bagian dalam.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan