Sosialisasi Peningkatan Kepatuhan Terhadap Pemenuhan Standar Pelayanan Publik di Lingkungan Kabupaten Kapuas

Gambar
  Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Kepatuhan Terhadap Pemenuhan Standar Pelayanan Publik di Lingkungan Kabupaten Kapuas dilaksanakan pada hari Selasa, 30 April 2024 di aula Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah Kabupaten Kapuas.  Dalam sambutan dari Asisten III, Bapak Ahmad M. Saribi, beliau mengharapkan adanya arahan dari Sekretaris Daerah terkait masalah pembangunan Zona Integritas di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas. Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Kapuas, Drs, Septedy, menyampaikan bahwa hasil dari Ombudsman untuk tahun 2023 adalah 82,72. Tapi penilaian KPK, kita berada pada 68,99 padahal target nasional adalah di atas 70. Kita tidak boleh puas dengan kepatuhan di Ombudsman, kita harus meningkatkan satuan pengawasan internal. Beliau bertanya, kalau darah lain bisa, mengapa kita tidak bisa. Mengapa? Masalahnya dimana? Pekerjaan ini adalah pekerjaan kita semua,

Ramadhan sebagai bulan dakwah

Aldika Kurniawan (kiri) memberi sambutan pada acara buka puasa bersama "jama'ah dakwah"
Pada hari Selasa, 7 Juni 2016 bertempat di Jalan Sudirman, Kuala Kapuas dilaksanakan kegiatan Buka Puasa "jama'ah dakwah". Kegiatan ini diisi dengan ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Suriani Jiddy, Lc. Beliau menyampaikan tentang Ramadhan sebagai bulan dakwah. Mulai dari kuliah tujuh menit, kuliah subuh, berbagai acara di televisi, banyak acara yang sangat positif. Itu merupakan salah satu fenomena geliat dakwah di bulan Ramadhan.

Substansi dari dakwah adalah memperbanyak orang-orang yang salih. Memperluas gerak kebaikan. Memperkecil wilayah orang-orang yang tidak baik. Menyedikitkan orang-orang yang memiliki perilaku yang tidak baik. Sekilas pekerjaan seperti ini ringan atau mudah. Faktanya, memperbanyak orang-orang saleh, menyedikitkan orang-orang yang tidak saleh, bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Kita bersyukur kepada Allah karena nikmat ini.

Dalam da'wah ada kalimat tauhid dan tauhidul kalimat. Kalimat tauhid adalah kalimat la ilaha illallah. Ini adalah dasar kita dalam bekerja, beramal dan berda'wah. Orientasi kita adalah kalimat tauhid dalam berdakwah. Berdakwah kepada Allah bukan yang lain. Orientasi kita menegakkan kalimat Allah bukan yang lain. Allah menjelaskan dalam surat Yusuf, 12: 108. Dalam Surat An-Nahl, 16: 125

Orientasi ini harus kita pegang dengan baik. Kita tidak berdakwah kepada individu tertentu, orpol tertentu, ormas tertentu. Adapun "jama'ah dakwah" apapun namanya adalah sarana kita dalam berdakwah. Sehingga tidak tumbuh dalam diri kita sifat hizbiyah yang dicela Allah. Sehingga tidak tumbuh kultus individu.

Allah adalah tujuan kita, Rasul adalah teladan kita, Al-Qur'an adalah Undang-Undang kita, Jihad adalah jalan kita, mati di jalan Allah adalah cita-cita kita tertinggi.

Tauhidul kalimah. Tauhid artinya menyatukan. Kalimah - kata. Artinya menyamakan persepsi, visi, orientasi. Ini adalah tauhidul kalimah. Organisasi boleh berbeda, orientasi harus sama. Tujuan kita adalah kalimat tauhid. Kita boleh berbeda pendapat dalam banyak hal. Menyatukan pendapat merupakan hal yang sia-sia. Persepsi kita, tujuan kita, visi kita adalah sama, dakwah pada kalimat tauhid.

Ini adalah dua pilar penting yang harus kita pahami dalam melaksanakan aktivitas dakwah.

Untuk bisa memahami prinsip ini, tidak setiap orang bisa memahaminya / menerimanya. Imam Hasan Al-Banna, dalam risalah pergerakan manusia membagi manusia menjadi 4:

  1. Mukmin. Orang yang percaya dengan orientasi dakwah kita, kita ajak untuk bergabung. Tujuannya bersama-sama bekerja untuk memperbanyak orang-orang saleh. Memperkecil orang-orang yang tidak mempunyai perilaku seperti itu. Kepercayaan tidak mungkin timbul begitu saja. Apalah artinya banyak slogan bila tidak dibuktikan dengan perilaku, kerja, tindakan dan akhlak yang kita miliki.
  2. Orang yang ragu-ragu (mutaraddid) dengan tujuan kita, mereka tidak terlalu yakin dengan visi, orientasi kita. Orang itu tidak mungkin ragu-ragu kalau punya pengetahuan. Orang seperti ini perlu kita berikan informasi / pengetahuan. Orang yang ragu-ragu tidak boleh kita tinggalkan. Kita buktikan dengan tindakan yang konkrit. (9: 105 - bekerjalah kalian, niscaya Allah, Rasul dan orang-orang yang beriman akan melihat kerja kalian)
  3. Naf'i - orang yang materialistis. Mereka tidak akan bekerja kalau tidak melihat manfaat secara materi (duniawi). Kalau kita ajak untuk bekerja, mereka akan bertanya apa untungnya secara materi ikut kegiatan ini. Untuk orang seperti ini kita sampaikan kita tidak bisa memberikan apa-apa. Kita berharap Allah memberikan balasan dari apa yang kita lakukan. Balasan Allah lebih besar dari materi duniawi yang bagi sebagian orang tampak besar. Bagi orang yang pragmatis, materialistis kita tidak bisa memberikan apa-apa. Prinsip kita adalah sunduquna, juyubuna.
  4. Mutahaamil - orang yang senantiasa memakai kacamata hitam. Sehingga ketika kaca mata hitam yang dipakai, maka yang terlihat adalah hitam. Karena prinsip dasarnya adalah salah. Orang ini selalu berburuk sangka kepada kita. Orang seperti ini senantiasa ada. Mereka berburuk sangka kepada manusia. Untuk orang seperti ini, kita berdo'a kepada Allah agar mereka mendapatkan petunjuk. Kita tidak boleh berputus asa kepada Allah menghadapi mereka. Mereka senantiasa berusaha memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka (61: 9). Mereka tidak memiliki niat baik. Kita tidak boleh meninggalkan mereka. Mereka adalah obyek dakwah kita. 
Ini adalah orang-orang yang akan ditemui oleh jama'ah dakwah. Mudah-mudahan nikmat berada dalam "jama'ah dakwah" senantiasa bersama kita. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan