Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Ramadhan sebagai bulan dakwah
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
-
Aldika Kurniawan (kiri) memberi sambutan pada acara buka puasa bersama "jama'ah dakwah"
Pada hari Selasa, 7 Juni 2016 bertempat di Jalan Sudirman, Kuala Kapuas dilaksanakan kegiatan Buka Puasa "jama'ah dakwah". Kegiatan ini diisi dengan ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Suriani Jiddy, Lc. Beliau menyampaikan tentang Ramadhan sebagai bulan dakwah. Mulai dari kuliah tujuh menit, kuliah subuh, berbagai acara di televisi, banyak acara yang sangat positif. Itu merupakan salah satu fenomena geliat dakwah di bulan Ramadhan.
Substansi dari dakwah adalah memperbanyak orang-orang yang salih. Memperluas gerak kebaikan. Memperkecil wilayah orang-orang yang tidak baik. Menyedikitkan orang-orang yang memiliki perilaku yang tidak baik. Sekilas pekerjaan seperti ini ringan atau mudah. Faktanya, memperbanyak orang-orang saleh, menyedikitkan orang-orang yang tidak saleh, bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Kita bersyukur kepada Allah karena nikmat ini.
Dalam da'wah ada kalimat tauhid dan tauhidul kalimat. Kalimat tauhid adalah kalimat la ilaha illallah. Ini adalah dasar kita dalam bekerja, beramal dan berda'wah. Orientasi kita adalah kalimat tauhid dalam berdakwah. Berdakwah kepada Allah bukan yang lain. Orientasi kita menegakkan kalimat Allah bukan yang lain. Allah menjelaskan dalam surat Yusuf, 12: 108. Dalam Surat An-Nahl, 16: 125
Orientasi ini harus kita pegang dengan baik. Kita tidak berdakwah kepada individu tertentu, orpol tertentu, ormas tertentu. Adapun "jama'ah dakwah" apapun namanya adalah sarana kita dalam berdakwah. Sehingga tidak tumbuh dalam diri kita sifat hizbiyah yang dicela Allah. Sehingga tidak tumbuh kultus individu.
Allah adalah tujuan kita, Rasul adalah teladan kita, Al-Qur'an adalah Undang-Undang kita, Jihad adalah jalan kita, mati di jalan Allah adalah cita-cita kita tertinggi.
Tauhidul kalimah. Tauhid artinya menyatukan. Kalimah - kata. Artinya menyamakan persepsi, visi, orientasi. Ini adalah tauhidul kalimah. Organisasi boleh berbeda, orientasi harus sama. Tujuan kita adalah kalimat tauhid. Kita boleh berbeda pendapat dalam banyak hal. Menyatukan pendapat merupakan hal yang sia-sia. Persepsi kita, tujuan kita, visi kita adalah sama, dakwah pada kalimat tauhid.
Ini adalah dua pilar penting yang harus kita pahami dalam melaksanakan aktivitas dakwah.
Untuk bisa memahami prinsip ini, tidak setiap orang bisa memahaminya / menerimanya. Imam Hasan Al-Banna, dalam risalah pergerakan manusia membagi manusia menjadi 4:
Mukmin. Orang yang percaya dengan orientasi dakwah kita, kita ajak untuk bergabung. Tujuannya bersama-sama bekerja untuk memperbanyak orang-orang saleh. Memperkecil orang-orang yang tidak mempunyai perilaku seperti itu. Kepercayaan tidak mungkin timbul begitu saja. Apalah artinya banyak slogan bila tidak dibuktikan dengan perilaku, kerja, tindakan dan akhlak yang kita miliki.
Orang yang ragu-ragu (mutaraddid) dengan tujuan kita, mereka tidak terlalu yakin dengan visi, orientasi kita. Orang itu tidak mungkin ragu-ragu kalau punya pengetahuan. Orang seperti ini perlu kita berikan informasi / pengetahuan. Orang yang ragu-ragu tidak boleh kita tinggalkan. Kita buktikan dengan tindakan yang konkrit. (9: 105 - bekerjalah kalian, niscaya Allah, Rasul dan orang-orang yang beriman akan melihat kerja kalian)
Naf'i - orang yang materialistis. Mereka tidak akan bekerja kalau tidak melihat manfaat secara materi (duniawi). Kalau kita ajak untuk bekerja, mereka akan bertanya apa untungnya secara materi ikut kegiatan ini. Untuk orang seperti ini kita sampaikan kita tidak bisa memberikan apa-apa. Kita berharap Allah memberikan balasan dari apa yang kita lakukan. Balasan Allah lebih besar dari materi duniawi yang bagi sebagian orang tampak besar. Bagi orang yang pragmatis, materialistis kita tidak bisa memberikan apa-apa. Prinsip kita adalah sunduquna, juyubuna.
Mutahaamil - orang yang senantiasa memakai kacamata hitam. Sehingga ketika kaca mata hitam yang dipakai, maka yang terlihat adalah hitam. Karena prinsip dasarnya adalah salah. Orang ini selalu berburuk sangka kepada kita. Orang seperti ini senantiasa ada. Mereka berburuk sangka kepada manusia. Untuk orang seperti ini, kita berdo'a kepada Allah agar mereka mendapatkan petunjuk. Kita tidak boleh berputus asa kepada Allah menghadapi mereka. Mereka senantiasa berusaha memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka (61: 9). Mereka tidak memiliki niat baik. Kita tidak boleh meninggalkan mereka. Mereka adalah obyek dakwah kita.
Ini adalah orang-orang yang akan ditemui oleh jama'ah dakwah. Mudah-mudahan nikmat berada dalam "jama'ah dakwah" senantiasa bersama kita.
Berikut ini adalah terjemahan dari halaman di Astronesian Basic Vocabulary Database . Nampaknya masih perlu ada koreksi untuk bahasa Dayak-nya sendiri, begitu juga dengan terjemahannya. Untuk penerjemahan menggunakan Google Translate . Koreksi bahasa dibantu oleh Dra. Hernawaty, M.Kes. Untuk koreksi dari halaman ini dapat diberikan pada komentar. Upaya penerjemahan Kamus Bahasa Dayak - Jerman sedang berlangsung, dapat dipantau pada: Kamus Dayak Ngaju - Indonesia .
Kata benda dengan awalan Jalah toh bujur. - Huma te korik. - Lewu toh hai tuntang bahalap. - Ie oloh korik. (tingkat rendah). - Danum jetoh papa. - Oloh te bujur. - Kabon korik te bahalap. - Huma toh dia hai. - Andau toh andau hai. Kalimat sederhana yang dibentuk dari kata sehari-hari Ingat: Kalimat biasanya dimulai dengan subyek , diikuti dengan predikat dan obyek . Diawal kalimat anda juga meletakkan kata yang harus ditekankan. Kemurnia suku juga penting. Tensesnya dibentuk oleh "aton", nya; "jari", sudah; "kareh," masa depan, akan, dan "akan," akan, harus, semuanya mendahului kata kerja. Seringkali tense hanya hasil dari konteks. omba, pergi bersama-sama awi , lakukan, lakukanlah dumah , datang buli , kembali ke nahuang, handak, maku, ingin imbit , itu akan dibawa gau , mencari harati , memahami Aku omba keton. Aku ikut denganmu. Omba aku , pergi dengan saya Awi te ! Lakukan itu Imbit danum ! Bawa air Bu...
Oleh: Nouman Ali Khan Dalam agama kita ada tanggung jawab kita kepada Allah dan ada tanggung jawab kepada orang-orang disekitar kita. Hubungan kita dengan Allah sangat sederhana. Itulah sebabnya kalau kita bersalah, maka do'a pertama di dunia adalah: Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S. Al A'raaf, 7: 23) Allah tidak pernah berbuat zalim kepada manusia, sebagaimana firman-Nya: Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (Q.S. Yunus, 10: 44) Bila kita memperbaiki masalah tanggung jawab kita dengan Allah SWT maka tanggung jawab kita kepada manusia juga akan terselesaikan. Jika kita baik pada Allah, tapi tidak baik kepada orang tua, sebenarnya kita tidak baik kepada Allah. Membicarakan masalah tanggung...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!