Oleh: Ustadz Amanto Surya Langka, Lc
Sunnahnya adalah membaca surat Al Kahfi setiap
malam Jum’at dan hari Jum’at. Berarti kita ber-qudwah ta’abudiyah. Ini adalah
sesuatu yang disunnahkan oleh Rasulullah. Keutamaannya adalah akan diberikan
cahaya dari tempat kita berasal sampai langit. Pengertian cahaya :
- ·
Akan membimbing dalam hidayah
- ·
Menghindarkan kita dari fitnah.
Dalam surat ini adalah
fitnah yang mengenai manusia bila dia tidak berhati-hati:
1.
Fitnah dalam agama. Ini adalah tema sentral, sehingga dijadikan surat
ini Al Kahfi, karena ada pemuda yang dipaksa untuk menyembah berhala, kemudian
mereka menyembunyikan diri ke dalam goa. Fitnah terbesar adalah dalam masalah
agama. Itulah sebabnya kita berdo’a agar tidak ditimpakan musibah dalam masalah
agama. Sering orang menyangka musibah itu Cuma masalah bencana alam, tapi
bencana terbesar adalah musibah dalam urusan agama. Anak tidak mau shalat, itu
adalah musibah. Orang menganggap bahwa musibah itu adalah masalah materi.
Kesyirikan dalam keluarga (simpan jimat, hobi kedukun) adalah musibah paling besar.
Musibah struktural adalah penguasa yang menimpakan masyarakat kepada
kemusyrikan. Program syirik sengaja dibikin. Program tidak cinta masjid
dibuat-buat. Tempat maksiat dibuka agar orang berpaling dari agama. Anak-anak
muda tidak taat, membuat mereka protes – iz qomu faqolu … kami tidak menyeru
kecuali kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Fitnah harta. 18: 32-45 – orang yang punya harta berkata: saya tidak
akan mengira bahwa kebun ini akan binasa; saya tidak mengira bahwa kiamat itu
tidak akan terjadi. Seandainya saya dipulangkan kepada Tuhanku, saya akan
mendapatkan kebaikan. Dunia kaya raya, nanti masuk surga. Yang satunya miskin.
Sebelumnya dia berkata: saya lebih banyak harta dan pengikut. Berkata
sahabatnya: apakah kamu kufur terhadap Tuhan yang menciptakan engkau dari
tanah, kemudian dari mani, kemudian menjadikan engkau seorang laki-laki.
Allah-lah Tuhanku, aku tidak akan berbuat syirik. Setiap melihat harta yang
banyak – masya Allah, la quwwata illa billah. A’in yang jahat bisa menurun dari
orang tua ke anak. Kalau kita melihat anak yang baik – kita bilang masya Allah
– la quwwata illa billah.
3.
Fitnah ilmu – ini terjadi antara Musa dan Khidr. Mereka mendapati hamba dari hamba-hamba kami. Kami berikan rahmat dari sisi kami dan
kami ajarkan kepadanya dari sisi Kami ilmu (Ilmu Laduni). Ilmu itu bisa menjadi
fitnah bila:
- Tidak diamalkan
- Membawa orang kepada kesesatan karena ilmunya –
contohnya ahli kitab. Mereka bawa buku banyak diatas punggungnya. Allah
menyesatkan mereka diatas ilmunya. Ketika berbicara tentang Bani Israil yang
tahu tapi menyelisihi ilmu mereka. Mereka mengetahui Rasulullah sebagaimana
mereka mengenal anak mereka sendiri. Tapi justru mereka ingkari.
Ada juga ilmu itu ditangan qiyadah (pemimpin),
kita sering bertanya, tapi ada waktunya. Kita bertanya, tapi tidak boleh
memastikan. Jangan berbisik. Terutama terkait dengan keputusan genting yang
keputusannya adalah terbatas. Sejak awal dikasih tahu bahwa kamu tidak akan
sabar. Dalam politik ada kalanya kita sabar saja menerimanya. Bisa jadi rapat-rapat
itu orang-orang tertentu saja yang diajak. Tidak mungkin semua anggota dibawa
untuk rapat. Hal-hal seperti ini perlu kita pahami. Ada ilmu yang bisa membawa
fitnah bila kita tidak berhati-hati.
4.
Fitnah kekuasaan – kisah Zulqarnain. Kami telah
memberikan kepadanya segala sesuatu yang dia bisa menjadikannya sebagai sebab.
Dia ikut sebab-sebab tersebut. Yang berbuat zalim, akan diazab, adapun yang
beriman dan beramal saleh maka baginya balasan yang baik, urusanmu gampang.
Disamping disebut
sebagai fitnah, ini adalah kekuatan. Ini bukan dihindari, tapi kendalikan dan dikelola dengan baik.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!