Oleh: Nouman Ali Khan
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (Q.S. Al Baqarah, 2: 9)
Mereka tidak menipu seorang pun melainkan diri mereka sendiri. Agenda mereka adalah:
- Tetap memiliki pengaruh politik di tengah masyarakat
- Tidak terlibat dalam perang. Mereka ikut diawalnya, kemudian mereka akan meninggalkan pasukan. Setelah menang, mereka ingin terlibat dalam pembagian harta rampasan perang dengan mengatakan
"Sesungguhnya kami adalah besertamu" (Q.S. Al Ankabut, 29: 10). Mereka membuat alasan agar tidak ikut berperang.
"Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah" (Q.S. At Taubah, 9: 49)
Allah menggunakan kata "yukhodi'u" dan "yakhda'u". Ini adalah fi'il dan fi'al. "Yukhodi'u" berarti mereka berusaha sebaik-baiknya untuk menipu orang lain tapi mereka gagal. Kalau mereka berhasil menipu seseorang disebut "khoda'a". Jadi mereka berhasil menipu diri mereka sendiri.
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Q.S. Al Baqarah, 2: 10)
Dalam ayat sebelumnya Allah bercerita bahwa mereka tidak sadar bahwa mereka sudah menipu diri mereka sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka memiliki penyakit dalam hatinya. Itulah sebabnya, penyakit hati pertama adalah "mereka tidak menyadarinya". Pendapat lain mengatakan bahwa penyakit hati tersebut adalah mereka tidak beriman kepada hari akhir.
Dalam ayat ini Allah tidak menggunakan "shudur" tapi "quluub". Shudur sebagaimana dalam Q.S. An Naas, 114: 5 artinya adalah dada. Jadi setan tidak memiliki akses ke hati, tapi hanya ke dada. Hati ada di dalam dada. Dada ibarat halaman rumah dan hati adalah rumah itu sendiri. Jadi setan hanya mengetuk dari luar. Dia tidak akan bisa masuk kalau kita tidakmembuka pintu. Bila kita membuka pintu maka dia akan masuk. Setan mampu menghias sesuatu yang baik menjadi buruk dan membuat suatu yang buruk menjadi baik.
... Dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka,... (Q.S. Al Ankabut, 29: 38)
Bila kita tidak membiarkannya masuk, maka dalam hati kita adalah keimanan, sebagaimana firman Allah:
... Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu ... (Q.S. Al Hujurat, 49: 7)
Kita menghindari godaan setan dengan mengucapkan ta'awudz (A'udzubillahi minasy syaithonirrajim). Kalau kita mengijinkannya masuk, maka hati akan menjadi sakit. Allah tidak mengijinkan setan untuk menguasai hati manusia:
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka ... (Q.S. Al Israa, 17: 65)
Dia tidak bisa memaksa untuk masuk ke dalam hati. Dia tidak bisa memaksa untuk tinggal di dalam hati. Kalau kita ingin dia keluar, dia akan keluar. Kecuali kita tidak mengusirnya. Kalau kita tidak mengusirnya, maka Allah mengatakan:
... lalu ditambah Allah penyakitnya ... (Q.S. Al Baqarah, 2: 10)
Itulah sebabnya di bulan Ramadhan orang yang dalam hatinya ada setan, maka dialah yang menjadi setan.
dari (golongan) jin dan manusia (Q.S. An Naas, 114: 5)
Ketika hati ditambah penyakitnya, dia mulai meragukan hadits, Qur'an, agama, akhirnya menjadi atheis. Bahkan menjadi musuh Islam.
...kaanu yakzibun ... ini menunjukkan bahwa mereka senantiasa berdusta.
Kata 'aliim" maksudnya adalah "adziim". Manusia tidak dapat menahan azab yang "adzhim", tapi Allah mampu memberikannya. Kalau kita memberikan azab yang "adzhim" di dunia maka orangnya akan mati. Ketika Allah menyebut
adzabun aliim menggambarkan azab yang terus menerus membuat pedih.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!