Allah Akan Terus Memilih dan Mengajarkanmu: Refleksi Kisah Nabi Yusuf AS

Gambar
Ceramah inspiratif Ustadz Nouman Ali Khan mengangkat kisah Nabi Yusuf AS sebagai pelajaran hidup yang relevan dan membumi. Dalam ceramah tersebut, beliau mengajak kita memahami bahwa setiap ujian hidup adalah sarana untuk tumbuh, bukan untuk terpuruk dalam identitas sebagai korban. Kisah Dimulai dari Mimpi Ketika Yusuf kecil menceritakan mimpinya kepada sang ayah, Nabi Ya’qub AS, sang ayah tidak hanya memahami makna mimpi itu sebagai tanda kenabian, tetapi juga memberikan nasihat penting: "Jangan ceritakan kepada saudara-saudaramu." Mengapa? Karena ayahnya tahu, Yusuf akan menghadapi ujian besar, termasuk kecemburuan dan niat jahat dari saudara-saudaranya. Ujian yang Terus Datang Yusuf AS menghadapi serangkaian peristiwa traumatis: dikhianati, dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, difitnah, dan dipenjara. Namun yang luar biasa, Yusuf tidak pernah menyebut dirinya sebagai korban. Ia justru melihat semua itu sebagai proses pembelajaran. Inilah makna dari pesan sang ayah:...

Surat Al Baqarah ayat 9-10

Oleh: Nouman Ali Khan

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (Q.S. Al Baqarah, 2: 9)


Mereka tidak menipu seorang pun melainkan diri mereka sendiri. Agenda mereka adalah:

  1. Tetap memiliki pengaruh politik di tengah masyarakat
  2. Tidak terlibat dalam perang. Mereka ikut diawalnya, kemudian mereka akan meninggalkan pasukan. Setelah menang, mereka ingin terlibat dalam pembagian harta rampasan perang dengan mengatakan "Sesungguhnya kami adalah besertamu" (Q.S. Al Ankabut, 29: 10). Mereka membuat alasan agar tidak ikut berperang. "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah" (Q.S. At Taubah, 9: 49)
Allah menggunakan kata "yukhodi'u" dan "yakhda'u". Ini adalah fi'il dan fi'al. "Yukhodi'u" berarti mereka berusaha sebaik-baiknya untuk menipu orang lain tapi mereka gagal. Kalau mereka berhasil menipu seseorang disebut "khoda'a". Jadi mereka berhasil menipu diri mereka sendiri. 

 Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (Q.S. Al Baqarah, 2: 10)


Dalam ayat sebelumnya Allah bercerita bahwa mereka tidak sadar bahwa mereka sudah menipu diri mereka sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka memiliki penyakit dalam hatinya. Itulah sebabnya, penyakit hati pertama adalah "mereka tidak menyadarinya". Pendapat lain mengatakan bahwa penyakit hati tersebut adalah mereka tidak beriman kepada hari akhir. 


Dalam ayat ini Allah tidak menggunakan "shudur" tapi "quluub". Shudur sebagaimana dalam Q.S. An Naas, 114: 5 artinya adalah dada. Jadi setan tidak memiliki akses ke hati, tapi hanya ke dada. Hati ada di dalam dada. Dada ibarat halaman rumah dan hati adalah rumah itu sendiri. Jadi setan hanya mengetuk dari luar. Dia tidak akan bisa masuk kalau kita tidakmembuka pintu. Bila kita membuka pintu maka dia akan masuk. Setan mampu menghias sesuatu yang baik menjadi buruk dan membuat suatu yang buruk menjadi baik. 


... Dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka,... (Q.S. Al Ankabut, 29: 38)


Bila kita tidak membiarkannya masuk, maka dalam hati kita adalah keimanan, sebagaimana firman Allah:


... Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu ... (Q.S. Al Hujurat, 49: 7)


Kita menghindari godaan setan dengan mengucapkan ta'awudz (A'udzubillahi minasy syaithonirrajim). Kalau kita mengijinkannya masuk, maka hati akan menjadi sakit. Allah tidak mengijinkan setan untuk menguasai hati manusia:

Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka ... (Q.S. Al Israa, 17: 65)

Dia tidak bisa memaksa untuk masuk ke dalam hati. Dia tidak bisa memaksa untuk tinggal di dalam hati. Kalau kita ingin dia keluar, dia akan keluar. Kecuali kita tidak mengusirnya. Kalau kita tidak mengusirnya, maka Allah mengatakan:

... lalu ditambah Allah penyakitnya ... (Q.S. Al Baqarah, 2: 10)

Itulah sebabnya di bulan Ramadhan orang yang dalam hatinya ada setan, maka dialah yang menjadi setan. 

dari (golongan) jin dan manusia (Q.S. An Naas, 114: 5)

Ketika hati ditambah penyakitnya, dia mulai meragukan hadits, Qur'an, agama, akhirnya menjadi atheis. Bahkan menjadi musuh Islam. 

...kaanu yakzibun ... ini menunjukkan bahwa mereka senantiasa berdusta.

Kata 'aliim" maksudnya adalah "adziim". Manusia tidak dapat menahan azab yang "adzhim", tapi Allah mampu memberikannya. Kalau kita memberikan azab yang "adzhim" di dunia maka orangnya akan mati. Ketika Allah menyebut adzabun aliim menggambarkan azab yang terus menerus membuat pedih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas