Konsolidasi Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSAD) 2024

Gambar
  Pada hari Kamis, 25 April 2024 bertempat di Hotel Santika dilaksanakan Konsolidasi ARSADA - RSD Se-Indonesia dengan tema Strategi Pelayanan Farmasi dan Regulasi Pajak di Rumah Sakit Daerah. Dr. dr. Slamet Riyadi menyampaikan sambutan dari ARSADA tentang berbagai asumsi yang harus diantisipasi sebagai berikut: 1. Pemerintahan Baru. Potensi dampaknya kepada rumah sakit daerah. Kepala daerah baru (periode baru) DPRD Baru (periode baru) Posisi / kedudukan direktur rumsah sakit daerah Hubungan Pemda dengan rumah sakit daerah Kebijakan Pemda tentang uang, sarana prasarana dan sumber daya manusia Konsistensi pelaksanaan BLU/BLUD 2. Kefarmasian. Kepmenkes HK.01.07/Menkes/503/2024. Nilai klaim harga obat program rujuk balik; obat penyakit kronis di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut, obat kemoterapi, dan obat alteplase. Potensi dampak kepada rumah sakit daerah: Output: Mutu Layanan Kefarmasian meningkat Konsolidasi katalog elektronik sektoral kementerian kesehatan Penataan formulari

Surat Al-Baqarah ayat 21-23 (day 8)

Oleh: Nouman Ali Khan

( 21 )   Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,

Sampai sebelum ayat ini, ayat-ayat selalu menggunakan orang ketiga, yang secara bahasa berarti orangnya jauh. Bahkan dalam perumpamaan diatas, orangnya sendirian ditengah padang pasir. Sekarang Allah menyeru manusia seluruh manusia secara langsung. 

Imam Razi - Sebagaimana ayat yang menyuruh orang beriman untuk lebih beriman, maka Allah berhak menyuruh seluruh manusia untuk beribadah pada-Nya. Kita belum pernah mendengar Wahai orang-orang yang beriman.

Ibnu Abbas - Naas adalah jamak dari insan yang artinya nisyan (lupa). Aanasa, inaasa yang artinya bisa dilihat. Dari kata uns, lawan dari wahs, ganas. Manusia punya peradaban. Tapi manusia bisa lebih rendah dari binatang. Binatang tidak membunuh karena benci (asfala saafilin, bal hum adhol). Uns - bisa menunjukkan cinta, kasih sayang kepada siapapun, dimanapun.

Hubungan kita dengan Allah berbasis pada cinta. La ilaha illallah, syahadah menunjukkan kecintaan kepada Allah (ilah). Tingkatnya adalah kita tidak akan lapar karena cinta. Diatas itu kita rela mati karenanya. 

"Sembahlah Tuhanmu" 

Ini kedua kalinya kita melihat surat "ibadah". yang pertama "iyya kana'budu". Dalam menyembah Allah ada orang yang diberi nikmat, dikutuk dan sesat. Dalam Al Baqarah, ada orang yang bertakwa, keras permusuhan dan orang yang sesat. diakhiri dengan perintah untuk menyembah. 

Dalam penggambaran diayat sebelumnya sepertinya manusia ditinggalkan dalam kegelapan. Ada orang yang merasa dia tidak tidak masuk dalam golongan diatas, maka sekarang ayat ini (21), Allah menyeru semua manusia untuk menjadi orang-orang kategori pertama (bertakwa). 

Nama Allah kembali muncul di Al-Baqarah (Rabb). Menurut guru Nouman Ali Khan, ringkasan seluruh Qur'an adalah terimalah Allah sebagai Tuhanmu dan terimalah bahwa kamu adalah seorang budak. 

Seluruh hidup kita dipenuhi oleh hubungan, baik dengan istri, anak, tetangga, bos, dan lain-lain. Dalam hubungan ada kewajiban dan hak. Kalau tidak jelas hak dan kewajiban maka hubungan akan bermasalah. Nama-nama Allah umumnya menunjukkan apa yang sebaiknya kita lakukan. Fundamental hubungan antara Allah dan manusia adalah "rabb dan 'abd". Rabb memiliki semuanya. 'Abd tidak memiliki apa-apa. 

Allah sebagai Tuhan, tidak ada yang bisa menyamainya. Hubungan kita dengan Allah didasari cinta. Tidak ada tuan yang begitu mencintai budaknya sebagaimana Allah. Meskipun banyak yang kafir, Allah tetap memberi kesempatan kepada mereka hidup di dunia. 

Allah adalah Rabb 'alamin. Kualitas pertama di Fatihah adalah rahman dan rahim. Dalam 2: 21, kualitas Rabb yang disampaikan adalah "menciptakan". Allah menciptakan dengan cinta. Allah menyiapkan semuanya, termasuk petunjuk agar sukses dalam kehidupan. 

Dalam konteks ini kita berlindung agar diri kita tidak menjadi orang-orang buruk yang disebutkan dalam ayat-ayat sebelumnya. 

"taqun" artinya kamu melindungi. "tuqaun" sehingga engkau dilindungi. "ittaqu" artinya kamu melakukan segala yang dapat dilakukan untuk melindungi dirimu sendiri. Allah membuat manusia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Setiap kita punya peluang untuk menjadi orang yang bertakwa. 

( 22 )   Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

"Ja'ala" artinya menyediakan untukmu. Allah tidak membuat bumi terlalu panas, tidak terlalu lunak, tidak terlalu tajam, mudah untuk tidur padanya. Allah membuat manusia mudah hidup diatasnya. Seluruh permukaan bumi bisa dijadikan sebagai tempat tidur. Bagi orang Badui, seluruh bumi adalah tempat tidur. Jadi gambaran pertama adalah tidur. 

Allah menyebut buah, sesuatu yang paling enak yang bisa dimakan dimuka bumi. Allah tidak perlu membuat makanan enak agar kita bisa bertahan hidup.

Nid - aleternatif, kompetitor. Jangan buat kehidupan kita bertentangan dengan keinginan-Nya. 

Badui mengatakan "masya Allah wa masyi'ta", Rasulullah marah karena dia menyejajarkan Allah dengannya.

( 23 )   Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

Allah tidak menyebut "ala rasulina" tapi "'abdina". Ketika Rasulullah mencapai tempat tertinggi, Allah mengatakan "fa awha ila 'abdiha ma awha". Allah menyebut Rasulullah di 17: 1 dengan hamba. 

Dalam kehidupan ini tidak ada pekerjaan yang lebih rendah dari "budak". Allah menjadikan posisi tersebut bagi manusia. Tidak ada posisi yang lebih tinggi dari "'abdullah". Ketika kita menyembah Allah, kita hanya perlu menyenangkan Allah. Ini adalah bentuk kebebasan yang sebenarnya. 

Orang Arab tidak pernah menggunakan kata "surah". "Surah" berasal dari kata "suur" yang artinya dinding terluar dari sebuah kota. Guna dinding tersebut adalah untuk membatasi orang untuk masuk ke kota tersebut. Dinding tersebut biasanya sangat tinggi dan sangat tebal, agar tidak bisa dipanjat dan tidak bisa digali.  

Apa yang ada di dalam dinding, biasanya adalah milik raja. Ketika Allah menyebut surah, siapa rajanya? Di Romawi atau Persia biasanya dinding tersebut biasanya untuk tempat-tempat yang berharga. Jadi penggunaan kata surat mengingatkan mereka pada raja dan hal berharga yang ada di dalam dinding tersebut. 

Untuk membangun dinding memerlukan waktu bertahun-tahun, dimulai dari pondasi (bawah ke atas). 

Coba lihat ayat yang digunakan Allah untuk surah: "nazzalna" kami turunkan, artinya dinding yang dibuat oleh Allah adalah dari atas, bukan dari bawah. Kalau dari langit ke bumi, maka tidak akan ada ujungnya. 

"Mim mislihi" sesuatu yang semisalnya dengannya, bahkan tidak sampai mendekati bentuk yang sesungguhnya. 

Ketika mereka melihat dinding yang sangat besar ini, mereka akan menjadi saksi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan