Kekuatan Syukur

Oleh: Nouman Ali Khan

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar Rahman, 55: 13). Ayat seperti ini diulang Allah berkali-kali dalam surat tersebut menunjukkan bagaimana marahnya Allah kepada manusia karena tidak bersyukur kepada-Nya. Satu-satunya alasan Allah tidak menghukum kita karena sikap kita tersebut adalah karena dia adalah Ar-Rahman. 

Surat Ar-Rahman turun sekitar tahun ke-10 kenabian. 

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Q.S. Al Anbiya, 21: 107)

Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (Q.S. Al Jumu'ah, 62: 2)

Qur'an diturunkan selama 23 tahun. Quraisy mendapatkan kesempatan yang luar biasa:

• Guru terbaik
• Kurikulum terbaik
• Kesesuaian dengan masalah saat itu

Meskipun demikian, Quraisy tetap tidak beriman. Mereka tetap menantang Rasulullah untuk segera menurunkan hukuman. Allah menjawabnya dengan Surat Ar-Rahman. Ayat ini juga ditujukan kepada kita. 

Semua yang ada di bumi itu akan binasa. (Q.S. Ar Rahman, 55: 26)

Orang-orang merencanakan masa depannya dengan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Allah mengingatkan bahwa perencanaan tersebut harus memasukkan bahwa kita akan mati. 

Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (Q.S. Ar Rahman, 55: 27)

"karam" artinya kehormatan, kemuliaan "ikram" artinya dihormati, dimuliakan. Ketika saya berjalan kemudian ada orang yang memperlakukan saya dengan hormat, itu artinya "ikram". Orang memuji saya, itu artinya "ikram". Kita tidak bisa mendapat kehormatan apabila tidak ada orang yang menghormati kita. Kita tidak bisa menjadi terhormat dengan sendirinya. Begitu juga dengan "jalal" yang artinya keagungan. Harus ada orang lain yang mengagungkan. 

Coba lihat ayat 26 dan 27 dari Surat Ar-Rahman diatas, meskipun semuanya binasa, tapi Allah tetap memiliki kemuliaan dan keagungan. 

Ada orang yang mempertanyakan mengapa Allah meminta saya untuk selalu memujinya. Kalau manusia yang meminta demikian kita menyebut mereka orang yang sombong. Dengan ayat diatas Allah menjelaskan bahwa Dia tidak memerlukan manusia untuk membuatnya menjadi mulia dan agung, Dia sudah memilikinya sejak awal. 

Jadi apapun yang kita lakukan di dunia ini, bukan untuk Allah tapi untuk diri kita sendiri. 

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri ... (Q.S. Al Isra, 17: 7)

Allah mempersilahkan manusia untuk beriman atau kafir. Setelah itu Allah mengatakan:

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar Rahman, 55: 28)

Allah telah menyediakan semua kebutuhan manusia di muka bumi. Kita sering memperlakukan Allah seolah-olah kita adalah pelanggan di sebuah toko.

"Aala" adalah sesuatu yang menarik perhatian anda. Allah yang menghidupkan mesin mobil, Allah yang mengirim malaikat untuk menjaga kita; kisah orang yang tiga bannya pecah, ketika sampai di peristirahatan, bannya lepas. 

Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. (Q.S. Ar Rahman, 55: 29)

Pengertian lain adalah semua apa yang ada di langit dan di bumi memerlukan Allah SWT. Baik yang beriman maupun yang kafir. Semua yang ada di langit dan bumi hanya dapat berlanjut fungsinya setelah mendapatkan izin dari Allah. Meskipun manusia tidak mematuhi Allah, Dia tidak langsung menghukum kita. 

Bila semua murid dalam kelas yang berisi 60 orang bertanya, maka sang guru tidak punya waktu untuk melayaninya. Ketika orang banyak punya banyak permintaan padanya dia akan tertekan. Lihat bagaimana semua apa yang ada di langit dan bumi meminta kepada Allah, Allah menjawab permintaan mereka. 

"Sya'n" adalah suatu pekerjaan yang hanya dapat dilakukan olehnya.

Ada orang yang mengajukan keluhan: "dimana Allah saat aku mengalami penderitaan ini" padahal Allah baru saja mengizinkan lidahnya untuk berkata. Allah mengatakan:

Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar Rahman, 55: 30)

Diawal surat Allah menceritakan tentang penciptaan manusia dan jin yang keduanya bisa menimbulkan was-was dalam diri manusia. Syaitan selalu membuat kita tidak "bersyukur" kepada Allah.