 |
Ustadz Ahmad (tengah) sedang memimpin do'a |
Safari Subuh Dewan Masjid Indonesia Cabang Kapuas kali ini (Sabtu, 11 Maret 2017) dilaksanakan di Masjid Tajuddin, Jl. Cilik Riwut, dekat Pasar Sabtu, Kelurahan Selat Hulu, Kecamatan Selat. Kuliah subuh disampaikan oleh Ustadz Ahmad, penyuluh agama di Kecamatan Selat dengan tema "Keutamaan Qur’an". Berikut sedikit catatan tentang kuliah subuh yang beliau sampaikan:
Sangat sedikit hamba
Allah yang bersyukur. Seorang sufi bertawaf di Ka’bah. Beliau berdo’a itu-itu
saja yang artinya: Ya Allah jadikanlah hamba dari golongan yang sedikit.
Kemudian ditanyakan kepadanya mengapa dia berdo’a demikian. Beliau berkata
bahwa orang yang bersyukur itu adalah golongan yang sedikit.
Tidak cukup hanya
bershalawat dalam mencintai Rasul. Kita harus mengikuti sunnahnya. Contohnya
Habsyi sampai malam tapi subuhnya tidak berjama’ah.
Banyak keutamaan
orang yang dekat dengan Qur’an. Hadits: sebaik-baik kamu adalah orang yang
belajar Qur’an dan mengamalkannya. Hadits lain: orang yang mahir dengan Qur’an,
orang ini akan selalu bersama dengan malaikat yang mulia. Orang yang ketika
membaca Qur’an terbata-bata masih mendapatkan dua pahala (mau belajar dan
bersungguh-sungguh dalam belajar).
Hadits:
Barangsiapa yang dirinya disibukkan dengan Qur’an, sampai-sampai dia tidak
sempat berdo’a kepada-Ku, akan Aku berikan kepadanya apa yang lebih besar dari
orang yang berdo’a.
Ada orang yang
bekerja di laboratorium, gajinya besar. Bagaimana dengan orang yang
hari-harinya sibuk dengan Qur’an, tentu keutamaannya lebih besar.
Hadits:
seandainya Qur’an itu ditulis diatas kulit binatang kemudian kulit itu dilempar
ke api, niscaya kulit itu tidak terbakar. Pemahaman pertama: memang Qur’an
ditulis di kulit kemudian dilempar ke api, tidak terbakar. Pemahaman kedua:
kulit itu adalah kulit manusia, Qur’an yang ditulis adalah Qur’an yang dihapal.
Jadi kalau dia hapal Qur’an 30 juz tersebut, maka neraka tidak akan menyentuhnya.
Hadits:
Sesungguhnya Allah memiliki keluarga di kalangan manusia. Para sahabat
bertanya, siapa mereka. Rasulullah menjawab: orang-orang yang hapal Qur’an.
Allah berfirman: Kami yang menurunkan Qur’an dan Kami yang memeliharanya. Kami
itu menunjukkan mereka adalah: Allah, Jibril, Nabi Muhammad SAW, para hafidz
dan para ulama tafsir.
Para orientalis
berupaya untuk mengubah Qur’an dengan jalan menghilangkan satu kata dalam
Qur’an. Karena ada keluarga Allah, maka ketahuan. Karena mereka tidak bisa menghilangkan
kata. Mereka berusaha untuk merubah makna Qur’an.
Hadits: siapa
yang membaca Qur’an kemudian dia hapalkan sampai 30 juz, kemudian dia
laksanakan apa yang ada dalam Qur’an, menghalalkan yang halal, mengharamkan
yang haram, dimasukkan ke dalam surga. Dia bisa memberi syafa’at kepada 10
orang keluarganya yang sudah divonis masuk neraka.
Tidak ada yang
bisa memberi syafa’at kecuali Nabi, syuhada dan penghapal Qur’an.
Kalau kita tidak
bisa menghapalkan Qur’an, cari diantara keluarga kita yang mau menghapalkan
Qur’an.
Kita harus mengajarkan Qur’an kepada diri sendiri, kepada keluarga.
Jangan sampai kalau sudah tua tidak bisa baca Qur’an.
Rukun iman ada
enam. Diantara hukum iman itu yang dapat kita lihat Cuma satu yaitu iman kepada
kitab. Maka rugi sekali kalau sudah beriman pada Qur’an, tapi tidak pernah
membaca, tidak mengetahui maknanya. Kalau malu mengaji diluar, datangkan guru
ke rumah, sehingga rumah kita penuh dengan cahaya.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!