Syirik
kecil tidak menghapuskan amal. Syirik besar bisa menghapuskan amal. Orang yang
syirik besar kekal dalam neraka.
Sesungguhnya
orang-orang kafir (yang tidak beragama Islam), dari golongan ahlul kita (Yahudi
dan Nasrani) dan orang-orang Musyrik (selain Yahudi dan Nasrani) masuk neraka
Jahannam, mereka kekal di dalamnya.
Orang kafir
itu pasti musyrik, tapi tidak semuanya dari ahlul kitab.
Orang Islam
tapi syirik besar tetap kekal dalam neraka.
Memakai jimat
bisa syirik kecil, bisa syirik besar. Kalau dia memakai jimat sebagai sarana
(tetap yakin Allah sebagai penguasa), ini namanya syirik kecil. Syirik kecil
tidak membatalkan amal. Syirik besar membatalkan pahala.
Jangan meyakini
bahwa orang yang bermaksiat pasti masuk surga. Jangan meyakini bahwa orang yang
beramal pasti masuk surga.
Taubat itu
menghapuskan semua dosa. Orang yang bertaubat dari suatu dosa seperti orang
yang tidak berdosa sama sekali.
Orang syirik bisa
murtad. Bisa formal, bisa substansial. Formal: hari ini saya menyatakan keluar
dari Islam. Yang substansial, dia melakukan salah satu pembatal keimanan.
Contohnya dia meyakini bahwa hukum manusia lebih baik dari hukum Allah. Kita
tetap menganggapnya Muslim, tapi orang yang bersangkutan di mata Allah murtad.
Orang yang menghina Nabi murtad.
Kalau membuat
aturan, bertentangan dengan hukum Allah, maka dia membuat tandingan Allah.
„Dan
diantara manusia ada yang memuat tandingan-tandingan selain Allah“
Kalau kita
meyakini bahwa Pancasila lebih baik dari hukum Allah, maka itu menyekutukan
Allah. Pancasila itu sesuai dengan Islam, tapi jangan katakan lebih baik.
Kalau ada
aturan yang bertentangan dengan hukum Allah, tidak boleh mengikutinya. Tidak
boleh taat kepada makhluk dalam rangka maksiat kepada Allah SWT.
Voting
dalam hukum Allah tidak boleh. Voting dalam hal-hal duniawi tidak apa-apa. Umat
Islam tidak boleh memilih pemimpin non Muslim. Kita tidak mau mengikuti aturan
yang bertentangan dengan Qur’an.
Orang kafir
adalah seburuk-buruk makhluk. Masak orang jelek diangkat jadi pemimpin.
Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk adalah orang-orang kafir karena mereka tidak
beriman. Cara menilai kebaikan itu adalah iman. Kalau orang Islam harus ikut
Al-Qur’an. Kalau tidak percaya kepada Al-Qur’an berarti bukan orang Islam.
Siapapun
yang meninggal dunia jangan pastikan dia masuk surga atau neraka. Ahli surga
dan ahli neraka kepastiannya adalah dalil. Sekarang ini tidak ada lagi dalil
baru. Kita bisa katakan seseorang ahli surga atau ahli neraka hanya dengan
Qur’an dan hadits.
Yang jelas
masuk neraka adalah Fir’aun, Qarun, Haman, Abu Lahab. Setelah wahyu terputus
yang ada hanya tanda-tanda. Tapi tanda-tanda tidak bisa memastikan. Dalam topik
ini tidak bisa menggunakan logika formal.
Setiap
orang yang menyembah pohon pasti masuk neraka. Ketika kita lihat orang
menyembah pohon tidak boleh dipastikan dia masuk neraka.
Menghubungkan
nasib dengan fenomena alam. Kalau dia meyakini bahwa hari yang menentukan
adalah syirik besar.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!