MDMC Kapuas Resmi Dibentuk untuk Periode 2025–2030

Sabtu, 2 Agustus 2025 Bertempat di Kompleks Perguruan Muhammadiyah, Jalan Barito, Kuala Kapuas, telah diselenggarakan rapat pembentukan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kapuas untuk periode 2025–2030. Melalui rapat tersebut, susunan kepengurusan MDMC Kapuas ditetapkan sebagai berikut: Ketua: Muhammad Hipni, S.Kep., Ners Wakil Ketua: Much. Busyrol Fuad, S.Psi Sekretaris: Endang Andriyani, S.Pd., M.Pd. Bendahara: Sri Agustina, A.Md. MDMC, atau Muhammadiyah Disaster Management Center , adalah lembaga penanggulangan bencana di bawah naungan organisasi Muhammadiyah. Lembaga ini berfungsi sebagai pusat koordinasi sumber daya Muhammadiyah dalam kegiatan penanggulangan bencana, baik bencana alam maupun non-alam, di seluruh Indonesia. Dengan terbentuknya kepengurusan MDMC Kapuas, diharapkan akan semakin memperkuat kesiapsiagaan dan respon cepat Muhammadiyah terhadap berbagai potensi bencana di wilayah Kabupaten Kapuas dan sekitarnya. Berita dikirim oleh Bapa...

WHO menjawab pertanyaan seputar keamanan imunisasi dan vaksin


  1. Dengan memadainya tingkat kebersihat diri, kebersihan lingkungan dan air bersih, apakah masih diperlukan vaksinasi?
    • Vaksin masih diperlukan - kebersihan diri, kebersihan lingkungan, air bersih, dan gizi tidak cukup untuk menghentikan penyakit infeksi.. Jika kita tidak mempertahankan tingkat optimal dari imunisasi atau imunitas kawanan (herd immunity), penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi akan kembali. Meskipun kebersihan diri, kebersihan lingkungan dan air bersih yang lebih baik membantu melindungi orang dari penyakit infeksi, banyak penyakit infeksi dapat menyebar bagaimanapun bersihnya kita. Jika orang tidak divaksinasi, penyakit yang jarang ditemukan seperti pertusis (batuk rejan), polio dan campak akan muncul kembali dengan cepat.
  2. Apakah vaksin aman?
    • Vaksin itu aman. Setiap vaksin yang memiliki lisensi diuji dengan berbagai fase uji coba sebelum diizinkan untuk digunakan, dan dinilai secara teratur ketika sudah dipasarkan. Ilmuwan juga secara konstan memonitor informasi dari beberapa sumber tentang tanda-tanda bahwa sebuah vaksin dapat menyebabkan efek samping. Sebagian besar reaksi vaksin biasanya tidak berarti dan sementara, seperti sakit di lengan atau agak demam. Jarang sekali dilaporkan efek samping yang serius, hal tersebut langsung diselidiki.
    • Lebih mungkin menderita cedera yang lebih serius akibat penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin dibandingkan oleh sebuah vaksin. Contohnya, dalam kasus polio, penyakit dapat menyebabkan kelumpuhan, campak dapat menyebabkan ensefalitis dan kebutaan, dan sebagian penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dapat menyebabkan kematian. Bila cedera serius atau kematian yang disebabkan oleh vaksin terlalu banyak, manfaat vaksinasi jauh melebihi resiko, dan banyak penyakit dan kematian yang akan terjadi tanpa vaksinasi.
  3. Apakah vaksinasi memberikan kekebalan yang lebih baik dari infeksi alami?
    • Vaksin berinteraksi dengan sistem imun untuk menghasilkan respon kekebalan yang mirip dengan yang dihasilkan oleh infeksi alami, tetapi mereka tidak menyebabkan penyakit atau menyebabkan orang yang diimunisasi beresiko terhadap kemungkinan komplikasinya. Sebaliknya harga yang harus dibayar untuk mendapatkan kekebalan dari infeksi alami dapat berupa gangguan kecerdasan akibat Haemophilus influenza tipe b (Hib), cacat lahir akibat rubella, kanker hati akibat virus Hepatitis B, atau kematian akibat komplikasi dari campak.
  4. Apakah saya perlu divaksinasi terhadap penyakit yang tidak saya lihat di masyarakat atau negara saya?
    • Meskipun penyakit yang dapat dicegah oleh vaksin sudah jarang di berbagai negara, agen infeksi yang menyebabkannya terus bersirkulasi pada sebagian negara. Pada dunia yang saling terhubung mereka dapat melintasi batas geografis dan menginfeksi setiap orang yang tidak terlindungi. Sebagai contoh, di Eropa Barat, wabah campak telah terjadi pada masyarakat yang tidak divaksinasi di Austria, Belgia, Denmark, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, Swiss, dan Inggris, dan Amerika Serikat.
    • Dua alasan untuk memvaksinasi adalah melindungi diri sendiri dan melindungi orang-orang disekeliling kita. Keberhasilan program vaksinasi bergantung pada kerjasama setiap individu untuk memastikan kebaikan untuk semua. Kita tidak boleh bergantung pada orang-orang kita untuk menghentikan penyakit, kita juga, harus melakukan apa yang kita lakukan.
  5. Bolehkan seorang anak menerima beberapa vaksin pada waktu yang sama?
    • Bukti ilmiah menunjukkan bahwa memberikan beberapa vaksin pada waktu yang sama tidak memiliki efek negatif pada sistem kekebalan anak. Anak-anak terpapar dengan beberapa ratus benda asing yang merangsang respon kekebalan setiap hari. Tindakan sederhana seperti memakan makanan mengenalkan antigen baru pada tubuh, dan berbagai bakteri hidup di mulut dan hidung. Anak yang terpapar pada lebih banyak antigen dari pilek atau sakit tenggorokan dibandngkan dengan vaksin.
    • Manfaat pemberian beberapa vaksin pada waktu yang sama adalah mengurangi kunjungan ke petugas kesehatan, menghemat uang. Juga, bila vaksin kombo memungkinkan (misalnya campak, gondongan dan campak), yang akan menyebabkan lebih sedikit injeksi dan mengurangi rasa tidak nyaman pada anak. Sejumlah cara dapat dilakukan untuk meminimalisir nyeri akibat beberapa kali injeksi.
  6. Apa pengawet yang digunakan dalam vaksin?
    • Thiomersal adalah senyawa organik, mengandung air raksa yang ditambahkan pada sebagian vaksin sebagai pengawet. Ia adalah pengawet vaksin yang aman dan paling banyak digunakan dalam vial vaksin multi dosis. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa jumlah thiomersal digunakan pada vaksin menyebabkan resiko kesehatan.
  7. Bagaimana tentang vaksin dan autisme?
    • Penelitian tahun 1998 yang memunculkan keprihatinan tentang kemungkinan hubungan antara vaksin campak-gondongan-rubella (MMR) dan autisme kemudian ditemukan adanya kecacatan dan kecurangan. Tulisan tersebut dicabut oleh jurnal yang mempublikasikannya. Sayangnya, publikasi tersebut sudah menyebabkan kepanikan yang mengakibatkan turunnya tingkat imunisasi dan wabah berkelanjutan dari penyakit-penyakit ini. Tidak ada bukti adanya hubungan antara vaksin MMR dan autisme atau gangguan autistik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas