Nasihat bagi Allah –
beriman kepada Allah.
Nasihat bagi al kitab dan
rasul-Nya juga bermakna beriman kepada al kitab dan rasul.
Kerangka dasar beriman
kepada al kitab dan rasul.
Petunjuk Al Qur’an
·
Tujuan penciptaan
·
Cara pandang terhadap kehidupan
o
Dari mana berasal
o
Di mana sekarang
o
Mau kemana nanti
Tujuan Penciptaan
Allah tidak menciptakan
alam semesta ini tanpa tujuan.
Maka apakah kamu mengira, bahwa
sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu
tidak akan dikembalikan kepada Kami? (Q.S. Al Mu’minun, 23: 115)
Ayat ini tidak meminta
jawaban. Ayat ini mengingkari orang yang mengatakan bahwa mereka diciptakan
secara sia-sia dan tidak dikembalikan kepada Allah.
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi
dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah
anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka
akan masuk neraka. (Q.S. Shad, 38: 27)
Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan
begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? (Q.S. Al Qiyamah, 75: 36)
( 190 ) Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, ( 191 ) (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali Imran, 3:
190-191)
Tingginya suatu peradaban
ditandai dengan apakah mereka mengetahui tujuan hidup atau tujuan penciptaan
mereka.
Allah memberikan
kemuliaan kepada manusia
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan
anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka
rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S. Al Isra, 17:
70)
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Q.S. At-Tiin, 95: 4)
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S. An-Nahl, 16: 78)
Tiga organ tubuh ini
dapat menyerap ilmu (telinga, mata, hati). Allah muliakan manusia karena ilmu.
Dalam pengantar kitab ta’alim muta’alim (adab menuntut ilmu) disebutkan: segala
puji bagi Allah yang telah memberikan kelebihan kepada Bani Adam dengan ilmu
dan amal atas segala makhluk lain yang Allah ciptakan.
Sesudah menciptakan Adam,
Allah mengajarkan ilmu kepada Adam. Sesuatu yang Allah tidak ajarkan kepada
malaikat.
Para penghuni neraka
merasa menyesal masuk neraka. Salah satu sebabnya adalah faktor pendengaran.
Dan mereka berkata: "Sekiranya kami
mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk
penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". (Q.S. Al Mulk, 67: 10)
Abu Darda’ : jadilah kamu
orang yang berilmu atau orang yang senantiasa menuntut ilmu atau orang yang
senang mendengarkan ilmu. Jangan menjadi orang yang keempat yang tidak berilmu,
tidak mau menuntut ilmu, tidak mau mendengarkan ilmu, maka celakalah dia.
“Dalam keadaan tidak tahu
apa-apa”. Allah tidak bilang bahwa kita tidak punya apa-apa. Tidak tahu lebih
dalam maknanya dari tidak tahu.
Puncak kemuliaan yang Allah
berikan kepada manusia: Allah mengutus utusan-Nya kepada mereka.
Nikmat hidayah:
1.
Hidayah fitrah (naluri / insting / bawaan). Semua manusia punya fitrah. Ini
tidak hanya dimiliki manusia, binatang pun punya. Induk binatang sayang atau
melindungi anak-anaknya. Itu naluri. Suka kepada lawan jenis itu naluri. Kalau suka
kepada sesama jenis, maka nalurinya rusak. Kalau Allah memberikan fitrah kepada
manusia, belum ada kelebihan manusia atas makhluk lainnya. Maka Allah
tingkatkan kepada hidayah berikutnya.
2.
Hidayah panca indera. Inipun dimiliki oleh binatang. Bahkan indera binatang
lebih awas dari indera manusia. Allah tingkatkan ke yang berikutnya.
3.
Hidayah akal. Akal terbatas, banyak yang tidak bisa dijangkau oleh manusia.
Tidak bisa dibedakan antara yang beriman dan tidak beriman.
4.
Hidayah agama. Ini puncak kenikmatan / karunia yang Allah berikan kepada
manusia. Dalam rangka inilah Allah mengutus utusannya kepada manusia.
Filsafat epikorealisme
yang mengatakan bahwa setelah penciptaan Allah membiarkan ciptaan-Nya. Ini
tidak benar karena Allah mengutus Rasul dan menurunkan kitab.
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi
manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S. An-Nisa, 4: 165)
Kalau manusia tidak
dibimbing kemudian diminta pertanggungjawaban, maka itu tidak adil. Maka Allah
mengirimkan utusan kepada mereka.
Dan mereka berkata:
"Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya
tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala". (Q.S. Al Mulk, 67: 10)
Utusan sudah sampai
kepada mereka, tapi mereka tidak mau mendengar.
Dan katakanlah: "Kebenaran itu
datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir".
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang
gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan
diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah
minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (Q.S. Al-Kahf,
18: 29)
Orang liberal menggunakan
ayat ini untuk menyatakan bahwa semua agama itu benar. Jadi menurut mereka
beriman dan kafir itu sama; orang Islam dan kafir itu sama saja. Mereka lupa
dengan awal ayat yang mengatakan bahwa “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu”.
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang
Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita
kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan
Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (Q.S. Ibrahim, 14: 1)
Kalau Allah tidak
mengutus utusan maka kita berada dalam kegelapan.
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun
sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
(Q.S. Al-Anbiya, 21: 25)
Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
(Q.S. Al-Ahzab, 33: 21)
Perilaku itu yang
dicontoh itu siapa. Pemerintah ingin menanamkan karakter Pancasila. Yang dicontoh
siapa dalam bab karakter Pancasila. Presiden? Menteri Pendidikan? Konsep, tapi
tidak ada contoh yang bisa dijadikan sebagai acuan. Kejujuran menurut Pancasila
siapa contohnya? Disiplin dalam Pancasila siapa contohnya? Islam unik karena
ada sosok yang dijadikan sebagai teladan. Rasulullah memberi contoh dari yang
paling kecil (tata cara masuk WC) sampai paling besar (tata cara mengurus
negara).
Aisyah mengatakan akhlak
Rasulullah adalah Qur’an. Jadi penerapan Qur’an adalah Rasulullah.
Manusia diciptakan untuk
tujuan yang sangat mulia yaitu beribadah kepada Allah SWT.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S. Adz-Dzaariyat, 51: 56)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!