Sebab turunnya ayat pertama ini adalah kisah Hatib bin Abi
Baltaah.
Sahabat Rasulullah adalah:
·
Orang yang melihat
Rasulullah
·
Beriman kepada Rasulullah
·
Beriman sampai meninggalnya
Beliau ini termasuk muhajirin. Beliau adalah veteran perang
Badr.
Di Mekah, beliau punya anak dan keluarga. Ada diantara mereka
yang tidak ikut hijrah. Beliau bukan orang Quraisy. Dia bersahabat dengan
orang-orang Quraisy. Ketika Rasulullah bertekad menaklukkan kota Mekah,
Rasulullah meminta para sahabat bersiap-siap. Hatib ingin menyampaikan berita
ini kepada orang-orang Mekah, padahal ini rahasia. Hatib menulis surat yang
isinya bahwa Rasulullah akan menaklukkan kota Mekah, dia minta keluarganya
bersiap-siap.
Hatib meminta seorang perempuan untuk membawa surat ini.
Allah memberitahu Rasulullah apa yang dilakukan oleh Hatib.
Rasulullah memerintah Zubair dan Miqdad untuk menyusul perempuan ini. Bahkan diberi
tahu bahwa wanita ini sedang berada di sebuah kebun. Kemudian mereka kejar
dengan kuda.
Ketika diminta menyerahkan surat tersebut. Tapi wanita
tersebut menyangkal. Setelah diancam akan ditelanjangi, akhirnya dia
menyerahkan surat tersebut.
Hatib dipanggil. Hai Hatib apa ini? Hatib merasa berhutang
budi. Dia ingin melindungi keluargaku meskipun aku tidak memiliki hubungan nasab
dengan mereka. Aku tidak melakukan semua ini karena kufur. Apa jawab Nabi. Dia telah
berkata jujur kepada kalian.
Umar berkata: izinkan aku memenggal leher orang munafik ini.
Nabi menjawab: Dia telah mengikuti perang Badr dan engkau tidak tahu bahwa
Allah telah mengetahui seluk beluk perang Badr itu. Allah berfirman: Wahai para
prajurit Perang Badr, berbuatlah sekehendak kalian, karena sesungguhnya Aku
telah mengampuni kalian.
Beberapa pelajaran penting dari sebab turunnya ayat ini:
1.
Keutamaan sahabat. Sahabat merupakan
makhluk terbaik sesudah Nabi dan Rasul.
2.
Apa yang dilakukan oleh Hatib
bin Abi Baltaah adalah membocorkan rahasia negara. Hukumannya adalah hukuman
mati. Tapi bagaimana Allah memuliakan sahabat Hatib bin Abi Baltaah.
Apa arti Aulia? Aulia itu adalah bentuk jamak dari wali. Wali
memiliki beberapa arti. Wali berasal dari dua kata yang memiliki arti berbeda. Wali
itu orangnya. Bentuk benda abstraknya dari kata “wilayah” dan “walayah”
·
Walayah artinya pertolongan.
Wali artinya penolong. Bisa juga artinya persahabatan. Wali artinya sahabat
setia.
·
Wilayah artinya kekuasaan. Wali
artinya penguasa atau pemimpin.
Al-Maidah, 5: 51 – Hai orang-orang yang beriman janganlah
engkau menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai penolong / teman setia
(dari kata walayah) atau pemimpin (dari kata wilayah).
Kata wali termasuk kata yang memiliki banyak arti.
Kata Sayid Sabiq, kita tidak bisa menentukan satu arti
kecuali kita punya dasar.
Penjelasan Imam Ibnu Katsir:
Orang kafir yang tidak boleh dijadikan sebagai aulia adalah
orang kafir yang memerangi Allah, Rasul dan orang-orang beriman.
Ulama membagi orang kafir menjadi dua yaitu orang kafir yang
damai dengan kita dan yang memerangi kita. Kaitannya dengan ayat ke 8 dan 9.
Orang kafir Mekah yang dikirimi surat adalah orang yang
memerangi, maka kita dilarang untuk menjadi mereka sebagai aulia.
Topik ini berkaitan dengan al-wala wal bara.
“mereka mengusir Rasul dan mengusirmu karena kamu beriman
kepada Allah sebagai Tuhanmu.”
Al-Buruj ayat 8
“Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan
karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Terpuji,”
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar terhadap tulisan kami!