Menghargai Kekayaan Alam yang Sering Kita Lupakan

Gambar
Semak-semak di Jalan Jendral Sudirman, Kuala Kapuas Di tengah upaya kota-kota besar di seluruh dunia untuk menghijaukan kembali ruang-ruang mereka, kita yang hidup di tempat-tempat kaya akan alam seperti Kalimantan sering kali lupa bahwa apa yang kita miliki adalah sesuatu yang begitu berharga. Ketika kita melihat vegetasi liar dan keanekaragaman tumbuhan di sekitar kita, mungkin terlintas keinginan untuk “merapikan” atau mengubahnya menjadi lebih teratur. Namun, justru di sinilah letak keistimewaan yang sering dirindukan oleh mereka yang tinggal di kota-kota besar. Di kota besar, orang-orang berjuang untuk menanam pohon dan mengembalikan sedikit nuansa hijau yang hilang. Sementara di Kalimantan, kita sudah dikelilingi oleh kekayaan alam ini setiap hari. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa melihat ini sebagai aset yang harus dijaga, bukan dihilangkan. Dengan menyadari bahwa setiap semak dan pohon liar adalah bagian dari ekosistem yang seimbang, kita bisa belajar untuk lebih meng...

Tafsir Surat Al-Mumtahanah ayat 1 - Ustadz Suriani Jiddy, Lc


Sebab turunnya ayat pertama ini adalah kisah Hatib bin Abi Baltaah.

Sahabat Rasulullah adalah:
·         Orang yang melihat Rasulullah
·         Beriman kepada Rasulullah
·         Beriman sampai meninggalnya

Beliau ini termasuk muhajirin. Beliau adalah veteran perang Badr.

Di Mekah, beliau punya anak dan keluarga. Ada diantara mereka yang tidak ikut hijrah. Beliau bukan orang Quraisy. Dia bersahabat dengan orang-orang Quraisy. Ketika Rasulullah bertekad menaklukkan kota Mekah, Rasulullah meminta para sahabat bersiap-siap. Hatib ingin menyampaikan berita ini kepada orang-orang Mekah, padahal ini rahasia. Hatib menulis surat yang isinya bahwa Rasulullah akan menaklukkan kota Mekah, dia minta keluarganya bersiap-siap.

Hatib meminta seorang perempuan untuk membawa surat ini.

Allah memberitahu Rasulullah apa yang dilakukan oleh Hatib. Rasulullah memerintah Zubair dan Miqdad untuk menyusul perempuan ini. Bahkan diberi tahu bahwa wanita ini sedang berada di sebuah kebun. Kemudian mereka kejar dengan kuda.

Ketika diminta menyerahkan surat tersebut. Tapi wanita tersebut menyangkal. Setelah diancam akan ditelanjangi, akhirnya dia menyerahkan surat tersebut.

Hatib dipanggil. Hai Hatib apa ini? Hatib merasa berhutang budi. Dia ingin melindungi keluargaku meskipun aku tidak memiliki hubungan nasab dengan mereka. Aku tidak melakukan semua ini karena kufur. Apa jawab Nabi. Dia telah berkata jujur kepada kalian.

Umar berkata: izinkan aku memenggal leher orang munafik ini. Nabi menjawab: Dia telah mengikuti perang Badr dan engkau tidak tahu bahwa Allah telah mengetahui seluk beluk perang Badr itu. Allah berfirman: Wahai para prajurit Perang Badr, berbuatlah sekehendak kalian, karena sesungguhnya Aku telah mengampuni kalian.

Beberapa pelajaran penting dari sebab turunnya ayat ini:

1.       Keutamaan sahabat. Sahabat merupakan makhluk terbaik sesudah Nabi dan Rasul.

2.       Apa yang dilakukan oleh Hatib bin Abi Baltaah adalah membocorkan rahasia negara. Hukumannya adalah hukuman mati. Tapi bagaimana Allah memuliakan sahabat Hatib bin Abi Baltaah.

Apa arti Aulia? Aulia itu adalah bentuk jamak dari wali. Wali memiliki beberapa arti. Wali berasal dari dua kata yang memiliki arti berbeda. Wali itu orangnya. Bentuk benda abstraknya dari kata “wilayah” dan “walayah”

·         Walayah artinya pertolongan. Wali artinya penolong. Bisa juga artinya persahabatan. Wali artinya sahabat setia.

·         Wilayah artinya kekuasaan. Wali artinya penguasa atau pemimpin.

Al-Maidah, 5: 51 – Hai orang-orang yang beriman janganlah engkau menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai penolong / teman setia (dari kata walayah) atau pemimpin (dari kata wilayah).

Kata wali termasuk kata yang memiliki banyak arti.

Kata Sayid Sabiq, kita tidak bisa menentukan satu arti kecuali kita punya dasar.

Penjelasan Imam Ibnu Katsir:

Orang kafir yang tidak boleh dijadikan sebagai aulia adalah orang kafir yang memerangi Allah, Rasul dan orang-orang beriman.

Ulama membagi orang kafir menjadi dua yaitu orang kafir yang damai dengan kita dan yang memerangi kita. Kaitannya dengan ayat ke 8 dan 9.

Orang kafir Mekah yang dikirimi surat adalah orang yang memerangi, maka kita dilarang untuk menjadi mereka sebagai aulia.

Topik ini berkaitan dengan al-wala wal bara.

“mereka mengusir Rasul dan mengusirmu karena kamu beriman kepada Allah sebagai Tuhanmu.”

Al-Buruj ayat 8

“Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji,”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas