Alif laam miim. Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami
telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang
yang dusta. (Q.S. Al-Ankabut, 29: 1-3)
Ada sekitar 24 hadits terkait tentang
masalah ujian.
Tujuan ujian adalah untuk mengetahui siapa
yang benar ketika dia mengatakan saya beriman dan siapa yang berdusta.
Rasulullah memprediksi dalam Hadits Sahih
oleh Imam Muslim, yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Ash: Merupakan
kewajiban bagi setiap Nabi untuk menyampaikan kepada umatnya untuk menjadi
manfaat bagi mereka. Sudah disampaikan kepada saya bahwa umatku akan diuji.
Masa awal adalah masa keberkahan. Untuk generasi berikutnya dan diuji dengan
hal yang mereka tidak mengerti. Setiap ujian tersebut menimpa mereka, mereka
akan mengatakan: Fitnah ini akan menghancurkan kita. Dan Allah akan mengangkat
ujian. Ketika ujian menimpa mereka, mereka mengatakan: This is the one, this is
the one.
Tidak ada dalam sejarah manusia, dalam satu
generasi (sahabat dan tabi’in) berhasil membuat kekhilafan dari Cina sampai
Andalusia.
Dalam Sahih Bukhari disampaikan bahwa umat
berikutnya akan diuji dengan ujian yang lebih berat sampai datangnya Dajjal.
Sahih Muslim, ketika Rasulullah duduk
bersama sahabat diatas atap rumahnya: Aku melihat ujian menimpa kalian seperti
jatuhnya hujan.
“Fatana” artinya adalah to sit through
until separate between truth and evil
Dalam bahasa Arab kuno, pandai besi di
sebut Fattaan karena tujuannya adalah memisahkan emas dengan unsur lainnya.
Tukang besi memberikan fitnah kepada emas sehingga dia menjadi murni.
Rasulullah menyampaikan dalam hadits sahih bahwa
ketika ujian itu dihadapkan ke hati ada ada satu atau dua pilihan: dia menolak ujian
tersebut dan lulus ujian sehingga hati menjadi makin suci (pure). Atau dia akan
menyerap ujian tersebut, kemudian ujian tersebut menjadi titik hitam. Penolakan
terhadap ujian akan menjadi imunitas untuk menolak ujian berikutnya. Ketika
hati menyerap ujian, maka dia akan kehilangan imunitas untuk menolak ujian
berikutnya.
Seolah-olah Rasulullah bersabda: tidak ada hati
kecuali pada satu dari dua: murni (pure) seperti salju atau kotor, membusuk.
Ujian adalah bagian dari iman dan kehidupan
kita. Ujian itu bermacam-macam, ada yang tingkat individu, keluarga, komunitas,
nasional, internasional.
Rasulullah dan Qur’an menyebutkan berbagai
macam ujian.
Rasulullah bersabda bahwa setiap umat
memiliki ujian yang diturunkan khusus untuk umat tersebut.
Fitnah umatku adalah harta (H.R. Tirmidzi)
Ujian umat sebelum Islam adalah kemiskinan
dan pembantaian.
Rasulullah sampai meninggal tidak pernah
makan secara penuh, dua waktu makan. (H.R. Bukhari)
Ketika ghanimah datang dari Bahrain,
Rasulullah membagikannya untuk para sahabat. Beliau mengatakan: ambil ini,
ambil ini. Demi Allah aku tidak khawatir kalau kalian miskin sesudahku, tapi
yang aku khawatirkan adalah uang akan jatuh kepada kalian, kalian akan berlomba
untuk mendapatkan uang tersebut. Kamu akan jumping each other (rat race). Saat
perlombaan tersebut, kalian akan dihancurkan sebagaimana umat sebelum kalian.
Sebagian kalian akan menjadi ujian bagian
sebagian yang lain, apakah kalian akan sabar.
Para ahli tafsir mengatakan bahwa setiap
kita adalah ujian bagi orang lain dan orang lain adalah ujian bagi kita. Kalau Anda
kaya, Anda ujian bagi orang miskin. Bila Anda miskin, Anda ujian bagi orang
kaya. Pria – wanita. Penguasa – rakyat. Negara-negara. Kelompok-kelompok.
Tujuannya apakah kamu sabar dengan ujian
ini?
Salah satu ujiannya adalah friksi hubungan
antar manusia. Kita menghormati para sahabat, mereka tidak selalu rukun, bisa terjadi
perang (Shiffin, Jamal). Muawiyah dan Husein.
Imam Ahmad ditanya tentang ujian para
sahabat. Beliau mengatakan bahwa itu adalah kerangka waktu dimana Allah menyelamatkan
pedang kita dari berpihak; mari kita selamatkan lidah kita dari berpihak.
Kamu bisa punya iman, kamu bisa punya takwa
dan kamu tetap bisa tidak setuju dengan orang yang punya iman dan takwa.
Ketika orang di sekitar Ali mengucapkan
kata-kata yang tidak pantas tentang kelompok lawannya, Ali memarahinya dengan mengatakan:
Mengapa kamu tega mengatakan hal seperti itu. Orang tersebut berkata: Wahai
amirul mu’minin, tidakkah kita sedang berperang dengan mereka? Ali berkata: Aku
bersumpah demi Allah, aku menginginkan agar aku dan dia sebagaimana yang Allah
gambarkan dalam Qur’an: wanaza’na fii shudurihim min ghillin ikhwaan ‘ala
sururin mutaqoobilin – kami akan menyingkirkan permusuhan dari hati mereka, dan
kami akan membuat mereka yang bermusuhan di dunia ini menjadi saudara dan
saling berpandangan satu sama lain.
Rasulullah duduk diantara Abu Bakar dan
Umar. Kemudian Rasulullah bertanya kepada mereka apa yang sebaiknya mereka
lakukan. Umar mengatakan bahwa lebih baik kita lakukan ini. Abu Bakar berkata
bahwa lebih baik kita melakukan itu. Umar berkata kepada Abu Bakar: Demi Allah,
engkau selalu berkata Y karena aku berkata X. Abu Bakar berkata: Demi Allah
tidak demikian. Umar berkata: Demi Allah, engkau demikian. Keduanya mulai
meninggikan suara dihadapkan Rasulullah. Rasulullah berkata: Tidak layak bila suara
ditinggikan dihadapanku. Keduanya langsung diam.
Tujuan ujian:
Untuk melihat apakah tindakan kita sama
dengan apa yang kita yakini.
Waktu terjadi ujian, harusnya membuat kita
kembali kepada Allah SWT. Ujian harus membuat hati kita lembut.
Rasulullah bersabda dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad: Menyembah Allah diwaktu terjadi ujian akan
mendapatkan pahala hijrah kepadaku.
Hampir tidak mungkin saudara kita di
Rohingya, Syiria untuk menyembah Allah. Dalam kondisi tersebut, mereka
mendapatkan ketenangan dari Allah saat beribadah.
Bila berita buruk sampai kepada Rasulullah,
maka beliau akan bersegera untuk shalat.
Dalam Sahih Bukhari, ketika Rasulullah
terbangun di tengah malam, beliau membulatkan jempol dan telunjuknya dan
mengatakan: lubang sebesar ini telah terbuka bagi Ya’juj dan Ma’juj. Bangunkan
yang tidur, sehingga mereka bisa shalat.
Ibadah yang utama saat terjadi ujian adalah
do’a.
Mengapa mereka tidak berdo’a kepada kami
ketika mereka merasakan ujian kami. Hal itu terjadi karena hati mereka menjadi
keras.
Saat terjadi ujian, sangat bijak bila kita
memberitahu manusia tentang tujuan dari ujian tersebut. Seringkali bila terjadi
ujian, kita emosi dan kita tidak berpikir dengan jernih. Inilah yang membedakan
orang yang bijak dengan orang yang bodoh. Ini yang membedakan ulama dengan
orang biasa.
Ulama tahu ketika ujian datang. Ketika
ujian berakhir, semua orang tahu bahwa ini adalah ujian.
Saat terjadi ujian, perlu menemui orang
yang bijak dan ulama.
Kisah Qarun dalam Surat Al-Qashash:
( 76 ) Sesungguhnya Karun
adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami
telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya
sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika
kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri".
( 79 ) Maka keluarlah Karun
kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki
kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah
diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan
yang besar".
( 80 ) Berkatalah orang-orang
yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah
adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak
diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar".
( 81 ) Maka Kami benamkanlah
Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun
yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang
(yang dapat) membela (dirinya).
( 82 ) Dan jadilah orang-orang
yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai,
benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya
dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita
benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung
orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)".
Saat terjadi ujian, jangan biarkan emosi
berbicara.
Kita harus mencari ulama yang sesuai dengan
masalah kita.
Ada orang yang terlalu mengidolakan ulama
dan menganggapnya dia tahu semuanya.
Umar melihat Ubay bin Ka’ab berjalan di
pasar dan dikelilingi oleh penggemarnya. Umar mengambil tongkat dan memukulnya.
Ubay berkata: Apa yang sudah saya lakukan? Umar berkata: Wahai Ubay, ini adalah
ujian bagi yang mengikuti dan ujian bagi yang diikuti.
Bagaimana dengan orang yang memiliki
follower jutaan di media sosial.
Ketika orang yang dipuja berbuat kesalahan
akan dianggap sebagai kesalahan Islam.
Imam Ibnu Taimiyah mengatakan: Bila Imam
Bukhari tidak pernah ada, agama Islam tetap akan bertahan.
Meskipun kita berkhidmat kepada Islam.
Islam tidak memerlukan kita.
Ulama yang sebenarnya adalah orang yang
takut kepada Allah SWT.
Ulama ini tidak hanya ilmu agama. Ulama
tidak dilatih dalam terapi, ilmu sosial, mereka bukan psikologis. Saya tidak
pernah belajar konseling. Saya tidak menerima konseling dan terapi.
Hikmah dari ujian:
Allah tidak menyukai keburukan (fasad –
evil) tapi Allah menyukai kebaikan yang akan memerangi keburukan. Dan Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Barangsiapa yang menyambungkan silaturahim
lebih baik dari berjihad di jalan Allah
Setan yang memutuskan hubungan. Allah
berfirman:
dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang
yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di
bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah
telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha
Bijaksana. (Q.S. Al-Anfal, 8: 63)
Ketika terjadi ujian jangan jadi orang yang
memotong dan memutuskan hubungan, tapi jadilah orang yang menggabungkan dan
menyatukan.
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh
(manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di
antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan
Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (Q.S. An-Nisaa, 4:
114)
Rasulullah bersabda:
Tidak berbohong kecuali dalam tiga hal: (1) mendamaikan antara manusia ...
Ali dan Muawiyah saling
mengirim utusan untuk perdamaian.
Do’a yang dibaca saat
mendapat ujian: Allahummahdini limakhtulifa fiihi minal haqqi biiznih – Ya Allah
tunjuki aku menghadapi perbedaan diantara manusia.
Bisa jadi kita menganggap
kita benar padahal kita salah.
Jangan bersikap
emosional, kembali kepada Allah, bertanya kepada ulama dan pemimpin, berdo’a
untuk petunjuk, lakukan rekonsiliasi bila memungkinkan,
Selalu berdo’a kepada
Allah: Allahumma allif baina qulubina ...
selalu istiqomah dijalannya
BalasHapus