Menghargai Kekayaan Alam yang Sering Kita Lupakan

Gambar
Semak-semak di Jalan Jendral Sudirman, Kuala Kapuas Di tengah upaya kota-kota besar di seluruh dunia untuk menghijaukan kembali ruang-ruang mereka, kita yang hidup di tempat-tempat kaya akan alam seperti Kalimantan sering kali lupa bahwa apa yang kita miliki adalah sesuatu yang begitu berharga. Ketika kita melihat vegetasi liar dan keanekaragaman tumbuhan di sekitar kita, mungkin terlintas keinginan untuk “merapikan” atau mengubahnya menjadi lebih teratur. Namun, justru di sinilah letak keistimewaan yang sering dirindukan oleh mereka yang tinggal di kota-kota besar. Di kota besar, orang-orang berjuang untuk menanam pohon dan mengembalikan sedikit nuansa hijau yang hilang. Sementara di Kalimantan, kita sudah dikelilingi oleh kekayaan alam ini setiap hari. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa melihat ini sebagai aset yang harus dijaga, bukan dihilangkan. Dengan menyadari bahwa setiap semak dan pohon liar adalah bagian dari ekosistem yang seimbang, kita bisa belajar untuk lebih meng...

Kalimat Terakhirnya La Ilaha Illallah

Syaikh Abdul Bary Yahya bercerita tentang Bapaknya yang biasa membersihkan masjid, pada suatu hari ditembak di depan masjid. Pada awalnya beliau menyangka suara tembakan itu adalah suara petasan yang dinyalakan orang untuk merayakan Hari Kemerdekaan Amerika tanggal 4 Juli. Tapi beliau mendengar suara ayahnya yang memanggilnya dan mengatakan bahwa dia ditembak.

Saat dipangku anaknya, sang Bapak mengucapkan La Ilaha Illallah. Syaikh Abdul Bary Yahya meminta ayahnya untuk tidak berkata apa-apa lagi. Itu adalah ucapan terakhir ayahnya. Beliau berkata bahwa beliau sendiri belum tentu bisa mengakhiri hidupnya seperti Bapaknya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas