Family Planning dan Tantangan Kesuburan: Saatnya Merancang Transisi Demografi

Gambar
Di banyak negara berkembang, program Family Planning telah menjadi tulang punggung pembangunan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Namun, pertanyaan strategis mulai muncul: apakah kita sedang menuju krisis kesuburan seperti yang dialami negara maju? Dan jika ya, mengapa belum mulai memikirkan kebijakan pro-natalis sejak sekarang? 🔍 Family Planning: Fondasi Pembangunan, Bukan Tujuan Akhir Program Family Planning bertujuan mengendalikan kelahiran yang tidak diinginkan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan ekonomi. Di negara berkembang seperti Indonesia, manfaat jangka pendek dan menengahnya sangat nyata: keluarga lebih sejahtera, anak-anak lebih sehat, dan negara menikmati bonus demografi. Namun, Family Planning bukanlah kebijakan yang berdiri sendiri. Ia harus dilihat sebagai fase awal dalam siklus kebijakan demografi yang lebih luas. 📉 Negara Maju: Bukti Nyata Sulitnya Membalik Penurunan Kesuburan Negara-negara sepe...

"Tidak bermazhab" adalah mazhab baru

Syaikh Yasir Qadhi menjelaskan bahwa tidak ada masalah dengan mengikuti mazhab, meskipun beliau agak merasa kurang pas dengan istilah "wajib bermazhab". Karena pada hakekatnya orang yang bermazhab adalah berupaya untuk menginterpretasikan apa yang ada dalam Qur'an dan Sunnah.

Bahkan menurut beliau, bila ada orang yang tidak mau bermazhab, pada hakekatnya sudah membuat mazhab yang baru.

Saya jadi ingat dengan istilah "non-blok". Jadi ketika negara tidak ikut dengan "Blok Barat" atau "Blok Timur" dan menyatakan diri "Non-Blok", pada hakekatnya mereka membuat blok baru.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas