Kacang Dede: Oleh-Oleh Lezat dari Kapuas

Gambar
  Penulisan artikel ini dibantu oleh ChatGPT Saat saya mengunjungi Pameran Koperasi Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) yang diselenggarakan di Lapangan Bukit Ngalangkang dalam rangka Ulang Tahun Koperasi ke-77 dan Pertemuan Raya II Kaum Bapak Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) Tahun 2024 se-Indonesia di Kuala Kapuas pada hari Kamis, 25 Juli 2024, saya mengunjungi beberapa stand yang ada di sana. Salah satu yang menjadi favorit adalah kacang di atas. Kacang Dede, produk lokal dari Kapuas, menarik perhatian saya dengan kemasannya yang sederhana namun menarik. Kacang ini diproduksi oleh UMKM setempat dan merupakan salah satu oleh-oleh khas Kapuas yang sangat populer. Kacang ini tidak hanya lezat tetapi juga diproduksi dengan standar kualitas yang tinggi, terbukti dengan adanya sertifikasi P-IRT (Produk Industri Rumah Tangga) dengan nomor 216203010098-28. Kacang Dede ini memiliki tekstur yang renyah dan rasa yang gurih, cocok dinikmati sebagai camilan sehari-hari atau sebagai pendamping

Shalat = cahaya - Hadits ke-23 - Arba'in Nawawi oleh Ustadz Suriani Jiddy, Lc






Shalat adalah cahaya atau shalat itu sebagai cahaya

Jawaami’ul kalim – perkataan yang ringkas tapi maknanya dalam. Ini adalah mu’jizat yang diberikan Allah berikan secara khusus, yang tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelum beliau.

Fungsi cahaya:
  • Membedakan antara manfaat dan bahaya. Tanpa cahaya, kita tidak tahu apakah benda dihadapan kita berbahaya atau tidak.
  • Penerang jalan. Kalau kita menuju tujuan, tapi jalannya gelap, tentu kita tidak akan sampai.
  • Menerangi tempat. Sangat tidak enak berada di tempat yang gelap. Satu-satunya tempat dimana kita nyaman dengan kegelapan adalah saat tidur.

Shalat
  • Mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Orang yang senantiasa mendirikan shalat senantiasa memiliki sifat furqon – kemampuan untuk membedakan yang benar dan salah. Mana yang bermanfaat dan bahaya. Orang yang tidak shalat, tidak punya sifat furqon. Orang kafir tidak membedakan yang halal atau haram. Khamr yang buruk untuk kesehatan dikonsumsi oleh orang kafir.
  • Kita sedang menuju pintu kubur / kematian. Kita sedang antri menunggu jadwal kematian. Kita menuju negeri akhirat (surga). Kalau kita berada di tempat yang gelap, maka tidak akan sampai ke tujuan. Di dunia pun, kita mencari kebahagiaan. Kita tidak akan hidup bahagia tanpa agama. Kita tidak akan bahagia tanpa Islam. Umar bin Khattab – kita ini adalah umat yang dimuliakan Allah dengan Islam, maka ketika kita berusaha mencari kemuliaan diluar Islam, maka kita tidak akan dapatkan.
  • Shalat sebagai cahaya di dunia dan akhirat. Dalam kubur, nikmatnya hanya dirasakan oleh orang-orang saleh. Ketika kita membawa amal saleh, maka kubur kita akan terang.

Shalat = Cahaya

Cahaya itu apa saja:
  • Allah – Allah adalah cahaya langit dan bumi. Ketika Mi’raj, Rasulullah melihat Allah sebagai cahaya.
  • Rasulullah. Bait qasidah (syair) – anta syamsun anta nuurun (engkau adalah matahari, engkau adalah cahaya)
  • Qur’an
  • Sunnah Nabi
  • Islam
  • Kebenaran
  • Ilmu

Imam Syafi’i pernah mengadu kepada waqi’ – mengadukan susah menghapal. Nasehat gurunya: meninggalkan maksiat. Dia sampaikan kepadaku bahwa ilmu itu adalah cahaya. Cahaya Allah tidak akan didapatkan oleh orang yang berbuat maksiat.

Bila terjerumus pada maksiat maka segeralah bertaubat.

Ungkapan “shalat itu cahaya” sama dengan “haji itu adalah Arafah”. Dalam kondisi apapun, orang secara fisik hadir di Arafah, baik sedang sakit, haid. Sama juga dengan ungkapan “agama adalah nasehat”.

Sayid Sabiq – tidak ada satu ibadah pun dalam Islam yang kedudukannya melebihi shalat.

Kedudukan Shalat

Ada fenomena di tengah  masyarakat yang menganggap bahwa shalat itu bukan sesuatu yang istimewa. Itu sudah Allah isyaratkan sejak turunnya Qur’an.

19: 59 – generasi pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu

Ada hubungan antara orang yang meninggalkan shalat cenderung memperturutkan hawa nafsu. 

Orang yang tidak shalat suka berbuat keji dan mungkar.

Menyia-nyiakan shalat
  • Menganggap sia-sia (tidak ada manfaatnya)
  • Meninggalkan, meremehkan

Bentuk menyia-nyiakan shalat
  • Menganggap shalat tidak wajib. Salah satu kriteria aliran sesat dari MUI – meyakini tidak wajibnya shalat. Orang yang mengaku dirinya bersatu dengan Tuhan tidak mau shalat.
  • Penganut pluralisme agama. Ketika dia mengatakan bahwa semua agama benar, maka baginya shalat adalah sia-sia. Ulama NU bilang bahwa orang yang pluralisme adalah maling aqidah. Buya Yahya menyebut “kaum sifilis” sebagai munafik.
  • Orang yang malas mengerjakannya. Bisa karena kekuasaan, jabatan, harta, bisnis.

Dari Rasulullah SAW ketika dia menyebutkan pentingnya shalat dan dia menyebutkan: Barang siapa memeliharanya, maka dia mendapatkan cahaya, bukti nyata, keselamatan. Dan orang yang menyia-nyiakannya dia tidak akan mendapatkan cahaya, bukti nyata dan keselamatan. Dan nanti pada hari kiamat, orang yang menyia-nyiakan shalat dikumpulkan bersama Qarun, Haman, Fir’aun, Ubai bin Khalaf.

Qarun adalah orang yang sangat kaya. Termasuk keluarga Nabi Musa.

Haman – salah seorang pejabat penting dalam kerajaan Fir’aun.

Fir’aun – tidak ada orang yang mau disebut sebagai Fir’aun. Jadi icon kezalliman, kediktatoran.

Ubai bin Khalaf – tokoh penting dalam suku Quraisy. Orang yang sangat memusuhi Nabi, pebisnis.

Orang bisa meninggalkan shalat karena disibukkan oleh harta. Hartanya terlalu banyak. Ada orang yang tidak tahu jumlah perusahaannya karena sangat banyak. Dia nanti akan dikumpulkan bersama Qarun.

Orang yang meninggalkan shalat karena jabatan maka akan dikumpulkan bersama dengan Haman.

Orang yang disibukkan oleh kekuasaan untuk shalat maka akan dikumpulkan dengan Fir’aun.

Orang yang disibukkan mengurus bisnis sehingga lupa shalat, maka akan dikumpulkan dengan Ubai bin Khalaf.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Laki-laki adalah "qawwam" bagi perempuan