Family Planning dan Tantangan Kesuburan: Saatnya Merancang Transisi Demografi

Gambar
Di banyak negara berkembang, program Family Planning telah menjadi tulang punggung pembangunan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Namun, pertanyaan strategis mulai muncul: apakah kita sedang menuju krisis kesuburan seperti yang dialami negara maju? Dan jika ya, mengapa belum mulai memikirkan kebijakan pro-natalis sejak sekarang? 🔍 Family Planning: Fondasi Pembangunan, Bukan Tujuan Akhir Program Family Planning bertujuan mengendalikan kelahiran yang tidak diinginkan, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatkan partisipasi perempuan dalam pendidikan dan ekonomi. Di negara berkembang seperti Indonesia, manfaat jangka pendek dan menengahnya sangat nyata: keluarga lebih sejahtera, anak-anak lebih sehat, dan negara menikmati bonus demografi. Namun, Family Planning bukanlah kebijakan yang berdiri sendiri. Ia harus dilihat sebagai fase awal dalam siklus kebijakan demografi yang lebih luas. 📉 Negara Maju: Bukti Nyata Sulitnya Membalik Penurunan Kesuburan Negara-negara sepe...

Syukurlah Indonesia masih memblokir situs-situs porno

 Saat membaca artikel dalam situs Fully Human, penulis teringat dengan upaya Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) saat dipimpin oleh Bapak Tifatul Sembiring untuk menghalangi masuknya situs porno ke Indonesia. Untuk mengetes apakah upaya ini masih berjalan, penulis mencoba untuk mencari alamat-alamt situs porno yang dituliskan dalam artikel Pornography and Human Futures. Alhamdulillah tidak ada satupun situs-situs tersebut yang dapat diakses melalui browser karena muncul peringatan berikut:


Penulis sering menonton film-film dokumenter tentang pornografi di Kanopy, salah satu fasilitas yang diberikan oleh Queensland University of Technology untuk para alumninya. Dalam film-film tersebut digambarkan bagaimana parahnya pornografi di luar negeri. Bersyukur bisa tinggal di Indonesia yang tidak melihat hal-hal yang demikian.

Kalau melihat begitu parahnya pornografi di luar negeri, saya sering tidak habis pikir dengan para feminis yang meributkan masalah pembagian waris dalam Islam. Harusnya mereka memperjuangkan agar wanita tidak di eksploitasi dalam iklan-iklan dan dalam film-film porno di luar negeri.

Melihat pada dampak pornografi bagi masyarakat di luar negeri, saya jadi ingat dengan buku yang ditulis oleh Muhammad Qutb dengan judul Jahiliyah Abad 20. Buku ini mengkritik apa yang terjadi di dunia Barat khususnya menyangkut kemerosotan moral yang ada di sana. Beliau memprediksi bahwa keruntuhan hegemoni Barat diakibatkan oleh moralitas mereka yang buruk tersebut.

Meskipun sudah melakukan pemblokiran terhadap situs-situs porno, dengan adanya Virtual Private Network (Jaringan Pribadi Virtual), maka pengguna internet dapat menembus pemblokiran yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo.

Ditambah lagi dengan makin banyaknya aplikasi film di Android dan iPhone yang berisi film-film dewasa, maka diperlukan upaya lebih lanjut agar pornografi dapat dikurangi aksesnya di Indonesia.

Penulis ingin mengetahui bagaimana sekarang kiprah dari Lembaga Sensor Film Indonesia terkait hal-hal diatas. Sayangnya saat menghubungi nomor telepon kontak, tidak ada yang mengangkat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas