Menghargai Kekayaan Alam yang Sering Kita Lupakan

Gambar
Semak-semak di Jalan Jendral Sudirman, Kuala Kapuas Di tengah upaya kota-kota besar di seluruh dunia untuk menghijaukan kembali ruang-ruang mereka, kita yang hidup di tempat-tempat kaya akan alam seperti Kalimantan sering kali lupa bahwa apa yang kita miliki adalah sesuatu yang begitu berharga. Ketika kita melihat vegetasi liar dan keanekaragaman tumbuhan di sekitar kita, mungkin terlintas keinginan untuk “merapikan” atau mengubahnya menjadi lebih teratur. Namun, justru di sinilah letak keistimewaan yang sering dirindukan oleh mereka yang tinggal di kota-kota besar. Di kota besar, orang-orang berjuang untuk menanam pohon dan mengembalikan sedikit nuansa hijau yang hilang. Sementara di Kalimantan, kita sudah dikelilingi oleh kekayaan alam ini setiap hari. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa melihat ini sebagai aset yang harus dijaga, bukan dihilangkan. Dengan menyadari bahwa setiap semak dan pohon liar adalah bagian dari ekosistem yang seimbang, kita bisa belajar untuk lebih meng...

Cari makan di Sydney Airport

 

Kami mendarat di Sydney pada pukul 06.18 waktu setempat (02.10 WIB). Kami sudah dapat pemberitahuan bahwa pesawat dari Sydney ke Brisbane yang seharusnya berangkat pada pukul 10.05 waktu Sydney, ditunda menjadi pukul 16.45, bahkan ketika tulisan ini ditulis, waktu keberangkatan di aplikasi Qantas adalah 17.05. Jadi kami menunggu di Sydney Airport lebih dari 10 jam.

Kami turun dari pesawat dan langsung menuju ke bagian imigrasi. Saya membantu ibu dari Palembang, membawakan kopernya ke bagian imigrasi. Setelah dari imigrasi, kami harus ke bagian bea cukai. Di sana kami harus berdiri di jalur merah dan mendapatkan pemeriksaan "biosecurity" oleh anjing pelacak.

Setelah itu kami keluar dari Terminal Satu menuju ke tempat transit menuju ke Terminal Tiga (terminal domestik untuk menuju ke Brisbane). 

Kami menunggu sebentar di terminal transit, kemudian dengan rombongan naik bis transit. Sesampainya di Terminat Tiga, kami langsung berpencar untuk mencari makan masing-masing.

Saat muter-muter, saya tanya sama salah seorang petugas di Sydney Airport yang pakai jilbab tentang makanan halal di bandara ini. Dia bilang bahwa semua daging dan ayam yang ada di bandara ini tidak halal. Jadi kalau mau makan bisa minta makanan yang lauknya ikan atau cari makanan yang tidak ada unsur dagingnya seperti "sweeties", sambil menunjuk donat yang ada di belakangnya.

Saya muter-muter melihat berbagai makanan yang ditawarkan di bandara ini. Ternyata banyak yang mengandung daging dan daging ayam. Banyak juga yang tidak seperti kentang goreng dan sejenisnya. Saya akhirnya memilih Krispy Kreme Doughnuts.

Untuk minumnya saya ambil "water fountain" yang ada di sudut bandara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas