Menghargai Kekayaan Alam yang Sering Kita Lupakan

Gambar
Semak-semak di Jalan Jendral Sudirman, Kuala Kapuas Di tengah upaya kota-kota besar di seluruh dunia untuk menghijaukan kembali ruang-ruang mereka, kita yang hidup di tempat-tempat kaya akan alam seperti Kalimantan sering kali lupa bahwa apa yang kita miliki adalah sesuatu yang begitu berharga. Ketika kita melihat vegetasi liar dan keanekaragaman tumbuhan di sekitar kita, mungkin terlintas keinginan untuk “merapikan” atau mengubahnya menjadi lebih teratur. Namun, justru di sinilah letak keistimewaan yang sering dirindukan oleh mereka yang tinggal di kota-kota besar. Di kota besar, orang-orang berjuang untuk menanam pohon dan mengembalikan sedikit nuansa hijau yang hilang. Sementara di Kalimantan, kita sudah dikelilingi oleh kekayaan alam ini setiap hari. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa melihat ini sebagai aset yang harus dijaga, bukan dihilangkan. Dengan menyadari bahwa setiap semak dan pohon liar adalah bagian dari ekosistem yang seimbang, kita bisa belajar untuk lebih meng...

Mencari arah kiblat dan tempat shalat di Sydney Airport

 


Setelah mengetik cukup lama di Krispy Kreme Doughnuts, saya merasa kedinginan. Saya memutuskan untuk jalan-jalan di seputar Terminal 3 Sydney Airport untuk menghangatkan badan, sekalian mencari-cari tempat untuk shalat Zuhur dan Ashar.

Saya bertanya kepada petugas bandara bagian "check in" yang sedang "break" (istirahat), orang Banglades. Dia tidak tahu dimana. Dia bilang bahwa dia baru tiga bulan di sini.

Saya lalu tanya lagi sama petugas "cleaning service" yang sedang mengangkut sampah. Dia bilang tidak ada "church" di sini. Waktu saya bilang bahwa saya Muslim, lalu dia menunjukkan kepada saya ruang tunggu penumpang. Waktu saya periksa, rupanya ada orangnya.

Sambil duduk, saya coba untuk melihat di Google, kemana arah kiblat. Untuk memastikan arah tersebut saya bertanya kepada petugas "boarding" di salah satu "gate". Karena belum yakin, saya lalu tanya lagi sama petugas "cleaning service" yang lain, yang berwajah Asia. Dia lalu menunjuk seorang "cleaning service" lain yang berwajah Arab. Dia lalu menunjukkan arah kiblat dengan HP yang dia miliki. Lalu dia mengajak saya ke tempat (foto diatas) yang dapat digunakan untuk shalat. Karena tempat tersebut jarang dilewati orang.

Waktu saya tanya sama petugas "cleaning service" tersebut, apakah dia orang Australia, dia bilang bahwa dia adalah orang Libanon. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Dayak Ngaju - Indonesia

Pengantar singkat Bahasa Dayak Ngaju (4)

Kode Pos di Kabupaten Kapuas